Pertemuan Bilateral RI-Norwegia, dari Transisi Energi hingga Investasi Baterai Listrik

Pertemuan Bilateral RI-Norwegia, dari Transisi Energi hingga Investasi Baterai Listrik
info gambar utama

Pemerintah melalui Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi baru saja menyelesaikan kunjungan kerja selama dua hari, yakni 12–13 Juni 2023, di Oslo, Norwegia. Salah satu agenda yang dilakukan adalah pertemuan bilateral dalam format Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC) ke-5.

Dalam kesempatan tersebut, Indonesia menyambut baik komitmen Noerwegia sebesar 250 juta dolar AS atau sekitar Rp3,7 triliun untuk implementasi Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (JETP).

“Bersama dengan Menlu Norwegia, saya menyambut penandatanganan MoU untuk mendukung pengurangan emisi dari Firestry and Other Land Use (FOLU),” tulis Menlu Retno di laman resmi Kementerian Luar Negeri RI.

Kerja sama yang sudah berjalan itu disebut akan sangat berguna untuk mendukung upaya Indonesia menurunkan emisi dari sektor kehutanan. Sebagai informasi, JETP merupakan skema kemitraan pendanaan transisi energi terbesar di dunia.

Tak hanya dengan Norwegia, kemitraan tersebut juga disepakati bersama negara maju lainnya yang tergabung dalam Kelompok Mitra Internasional (IPG) seperti Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Jerman, Prancis, Italia, dan Inggris.

Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi, KBRI Abu Dhabi Gelar Indonesia-UAE Dynamic Week

Ajak investasi baterai listrik

Seperti diketahui, Indonesia saat ini sedang berupaya membangun ekosistem kendaraan listrik. Oleh karena itu, Indonesia juga mengajak Norwegia untuk berinvestasi dalam pengembangan industri baterai listrik.

Indonesia berkomitmen mengembangkan hilirisasi industri baterai kendaraan listrik dan membangun ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya hilirisasi industri sebagai upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

Sementara itu, Norwgia diketahui menjadi negara terdepan dalam penggunaan kendaraan listrik (EV). Sejak 1990-an, Pemerintah Norwegia telah mengambil kebijakan mempercepat transisi EV yang salah satunya dengan memberikan insentif pajak untuk pembelian EV.

Hingga saat ini, terdapat lebih dari 22.000 stasiun publik pengisi daya yang telah dipasang untuk melayani lebih dari setengah juta kendaraan listrik di negara itu. Apabila Norwegia berkomitmen investasi, tentu ini akan menjadi hal baik untuk dapat mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Bilateral di Berbagai Bidang, Apa Saja?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FI
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini