Tradisi Tepuk Tepung Tawar Sebagai Ritual Budaya Masyarakat Melayu di Riau

Tradisi Tepuk Tepung Tawar Sebagai Ritual Budaya Masyarakat Melayu di Riau
info gambar utama

Apakah Kawan mengenal tentang tradisi tepuk tepung tawar? Mungkin, sebagian orang masih awam terhadap tradisi ini. Namun, bagi masyarakat Riau, tradisi tepuk tepung tawar menjadi simbol ritual budaya, loh. Lalu, apa saja yang harus Kawan tahu tentang tradisi ini?

Definisi Tradisi Tepuk Tepung Tawar

Dilansir dari wikipedia.org, tradisi tepuk tepung tawar merupakan bagian acara ritual dari budaya melayu di Riau. Biasanya, tradisi ini diperuntukkan bagi orang yang mengadakan sesi pernikahan, pelantikan pejabat, atau sunatan. Bahkan, ada beberapa masyarakat yang mengadakan tradisi ini untuk memberangkatkan haji seseorang.

Alasan masyarakat Melayu mengadakan tradisi ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Tentunya Tuhan memberikan peran yang begitu besar atas nikmat dan berkah manusia tanpa henti. Dengan tradisi ini, manusia bisa terus bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Alat dan Bahan Tepuk Tepung Tawar

Tepuk Tepung Tawar
info gambar

Perlu diketahui, alat dan bahan yang digunakan pada tepuk tepung tawar dapat disesuaikan dengan kebutuhan adat di daerah tertentu, seperti Kabupaten Karimun atau Kabupaten Bintan. Pada umumnya, bahan yang tidak boleh terlewat adalah tepung tawar yang berupa tepung beras dengan air.

Selain itu, terdapat beras kunyit, beras basuh, beretih atau bertih. Lalu, ada air renjis bersama alat perenjis. Lalu, ada juga air percung sebagai wewangian. Bahan-bahan tersebut diletakkan dalam wadah emas bernama Ampas yang berarti bumi.

Baca juga: Tepuk Tepung Tawar, Upacara Adat Melayu untuk Mensyukuri Nikmat

Bagi Kawan yang masih belum mengerti tentang bahan-bahan tadi, penulis akan menjelaskannya. Beras kunyit yaitu beras yang dicampurkan dengan kunyit yang sudah dihaluskan. Beras basuh yaitu beras yang direndam atau dicuci dengan air mineral. Beretih adalah padi yang digoreng tanpa minyak goreng. Air tepung tawar adalah air yang dicampur dengan beras giling.

Perenjis yaitu sebuah alat untuk merenjis dari beberapa jenis daun dengan minimal 5 helai. Embat-embat yang biasa berisi air wewangian. Diketahui, alat perinjis terdiri dari daun setawar, daun sedingin, daun gandarusa, daun juang-juang, dan daun ati-ati. Lalu, daun-daun itu diikat dengan akar ribu-ribu atau benang tujuh warna yang terdiri dari merah, putih, hitam, kuning, dan hijau.

Untuk membuat embat-embat, Kawan harus merebus daun pandan, serai, dan jeruk purut. Hasil rebusannya bisa Kawan taruh di wadah panjang dengan lubang kecil diatasnya.

Tata Cara Melaksanakan Tepuk Tepung Tawar

Adapun beberapa cara untuk melaksanakan tradisi tepuk tepung tawar yang dilansir dari kemdikbud.go.id, diantaranya:

  1. Mengambil daun perenjis, yaitu daun yang diikat jadi satu lalu dimasukkan ke dalam air yang dicampur bedak, jeruk, bunga mawar, lalu direnjis pada kedua tangan yang telungkup diatas paha yang dialas bantal tepung tawar yang dialas dengan kain putih.
  2. Penepuk tepuk tepung tawar (biasa dilakukan oleh keluarga, saudara, atau pemuka adat. Diketahui, penepuk harus sesama muhrimnya) mengambil beras kunyit, basih, bertih, dan bunga rampai, lalu ditabur kepada orang yang ingin ditepung tawar. Bila orang yang ditepung tawar adalah orang yang terhomat, maka dapat ditabur sampai atas kepala dengan putaran dari kiri ke kanan sambil membaca salawat Nabi Muhammad.
  3. Merenjiskan air percung kepada pengantin atau yang ditepung tawar. Ambillah sejumput inai, lalu dioleskan di telapak tangan kanan dan kiri.
  4. Penepuk tepung tawar mengangkat tangan atur menyembah dengan mengangkat tangan.
  5. Setelah semua orang yang ditunjuk sebagai penepuk tepung tawar selesai, acara ditutup dengan doa selamat. Oh iya, jumlah penepuk harus bilangan ganjil, seperti 3,5,7,9, dan 13.
Baca juga: Pernah Dinyatakan Punah, Benarkah Ikan Belida Lopis Ditemukan di Riau

Setiap sesi tersebut memang tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada beberapa sesi yang harus disesuaikan dengan acara tertentu, seperti pernikahan, pelepasan calon jemaah haji,dan pelantikan jabatan. Sebab, setiap sesi memiliki makna tersendiri.

Contohnya, berat kunyit, beras basuh, dan beretih yang berarti ucapan selamat dan kegembiraan. Renjis kening bermakna berpikir sebelum bertindak atau bijak. Renjis di bahu kanan dan kiri bermakna tanggung jawab. Renjis punggung tangan bermakna jangan menyerah dalam mencari rezeki dan terus bertahan hidup.

Terakhir, inai telapak tangan yang berarti mempelai atau seseorang sudah sah nikah. Tidak lupa doa selamat kepada orang yang ditepuk tawar agar selalu berkah dan ridho dari Allah SWT.

Itulah beberapa informasi seputar tepuk tepung tawar. Apakah ada yang terlewat? Jangan lupa kasih opini Kawan di kolom komentar, ya!

Referensi: warisanbudaya.kemdikbud.go.id | wikipedia.org | isi.ac.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini