Gawai Dayak: Upacara Adat Khas Kalimantan Barat

Gawai Dayak: Upacara Adat Khas Kalimantan Barat
info gambar utama

Apakah Kawan mengenal tentang upacara adat bernama Gawai Dayak? Yap, acara ini memang sering menjadi acara rutin bagi Kalimantan Barat. Namun, apa yang spesial dari acara ini? Tentunya Gawai Dayak memiliki nilai adat dan spiritual yang tinggi bagi masyarakat di sekitarnya. Bahkan, Gawai Dayak juga menjadi hari perayaan resmi bagi negara tetangga, yakni Malaysia, lo.

Sekilas Tentang Gawai Dayak

Dilansir dari wikipedia.org, Gawai Dayak merupakan perayaan rutin yang diadakan di Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia. Diketahui, kata Gawai berarti pembacaan mantera (nyanghathn). Gawai Dayak sendiri bertujuan untuk meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Rasa syukur ini sebagai bentuk dari kelimpahan rezeki saat musim panen.

Selain itu, Gawai Dayak juga bertujuan untuk meningkatkan solidaritas masyarakat, khususnya suku Dayak dan suku lainnya. Dengan kata lain, acara ini menjadi toleransi bagi masyarakat Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia. Ditambah, sebagai ritual budaya agar masyarakat bisa meningkatkan spiritualnya.

Sejarah Gawai Dayak

Dilansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, dulunya Gawai Dayak adalah mitos asal -usul padi yang populer di kalangan masyarakat Kalbar. Cerita tersebut berjudul Nek Baruang Kulup. Cerita bermula ketika setangkai padi milik Jubata di Gunung Bawakng dicuri oleh seekor burung pipit.

Burung pipit itu menjatuhkan tangkai padi ke tangan Nek Jaek yang sedang mengayau. Alhasil, Nek Jaek diejek karena hanya membawa setangkai rumput. Cita-cita untuk membudidayakan itu menyebabkan kontroversi. Bahkan, ia harus diusir oleh masyarakat setempat.

Baca juga: Peran Tradisi Adat Suku Dayak untuk Protes atas Kerusakan Lingkungan

Dalam perjalanan bertahan hidupnya, Nek Jaek bertemu dengan Jubata. Selanjutnya, mereka menikah dan mempunyai anak bernama Nek Baruang Kulup. Anak itu menimbulkan padi kepada manusia (talino) karena ia sering bermain gasing.

Perbuatan tersebut mengakibatkan ia diusir dari Gunung Bawakng. Setelah itu, ia menikah dengan seorang manusia. Pada akhirnya, padi menjadi sumber kehidupan. Meskipun begitu, terjadi tragedi pengusiaran di lingkungan keluarga manusia dan Jubata untuk memperoleh padi.

Persiapan Gawai Dayak

Diketahui, waktu pelaksanaan Gawai Dayak dilakukan di setiap pasca panen. Banyak masyarakat Kalimantan Barat yang menamakan upacara adat ini. Contohnya, di Kabupaten Sambas dikenal dengan sebutan Maka'Dio. Lalu, Kabupaten Putus Sibau biasa mengenal Gawai Dayak sebagai Denge.

Pelaksanaan Gawai memang biasa dilakukan selama 3 bulan, yakni April hingga Juni. Selain itu, terjadi perayaan untuk mempromosikan budaya Kalimantan Barat dan sosialisasi ke masyarakat luar.

Sebelum melaksanakan Gawai Dayak, masyarakat akan mengadakan upacara adat bernama ngamper bide atau menggelar tikar. Upacara tersebut berlangsung di rumah Betang Panjang/Betang di Kalimantan Barat. Upacara ini dipimpin oleh tokoh suku Dayak. Selain itu, diikuti oleh masyarakat lain yang bersatu sambil berinteraksi sesama. Tidak heran kalau acara adat ini bisa meningkatkan solidaritas dan toleransi.

Baca juga: Serba-serbi Suku Dayak di Kalimantan: Sejarah, Budaya dan Tradisinya

Setelah direncanakan dan dipersiapkan dengan baik, maka ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yakni:

1. Tahapan Persiapan

Pada tahap ini, masyarakat Dayak akan menyiapkan beberapa keperluan selama acara, seperti pendanaan, strategi promosi, keterlibatan tokoh suku, dan lain-lain. Semua persiapan harus direncanakan secara musyawarah. Untuk kegiatan diskusi ini, masyarakat Dayak melakukan musyawarah secara tutup.

2. Persiapan Jangka Pendek

Maksudnya, persiapan Gawai Dayak yang dilakukan 3 minggu sebelum pelaksanaan acara. Masyarakat Dayak akan menumbuk padi (beras dan ketan) atau biasa dikenal dengan mantuk ase. Biasanya kegiatan ini memakan waktu yang lama, tetapi masyarakat Dayak senang karena mengerjakannya secara gotong royong.

Hasil dari kegiatan tersebut merupakan sedekah bagi masyarakat setempat untuk bersyukur terhadap nikmat Tuhan yang Maha Esa. Hasil tersebut biasa dikenal dengan Dung.

3. Majajenang Bun

Arti dari kata di atas adalah mengantar atau memberikan undangan kepada seluruh masyarakat Suku Dayak. Dalam hal ini, promosi dilakukan secara eksklusif kepada masyarakat Dayak. Nah, undangan yang biasa Kawan kenal adalah surat. Namun, di dalam masyarakat Dayak, undangan tersebut berupa gundu atau biasa disebut Bun. Gundu itu terbuat dari rotan yang dipintal.

Baca juga: Masyarakat Dayak yang Setia Menjaga Rotan Layaknya Belahan Hati

4. Pandung

Pandung merupakan barang yang terbuat dari kayu dengan jenis kayu tertentu. Kayu tersebut diambil langsung di dalam hutan. Kegiatan ini biasa diperuntukkan untuk lansia di suku Dayak.

Pandung sendiri bertujuan untuk mantera agar setiap makhluk yang dikorbankan dalam upacara adat Gawai dapat memberikan rezeki dan pahala bagi masyarakat Dayak.

5. Bumbulan

Merupakan acara makan malam yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut. Tujuan dari bumbulan adalah mengenang kembali sejarah cerita Gawai yang dilaksanakan pada H-5 sebelum upacara adat Gawai.

Pelaksanaan Gawai Dayak

Gawai Dayak
info gambar

Setelah beberapa persiapan secara matang, maka ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan selama upacara Gawai, yakni:

1. Bapipis Mantak

Sebuah upacara yang hanya diketahui oleh ketua adat. Sesi merupakan pembacaan doa dan mantera dengan bahasa Dayak yang diiringi oleh berbagai peralatan, seperti beras yang diberi minyak goreng.

Baca juga: Peran Bintang Garing sebagai Lambang Abadi Masyarakat Dayak

2. Nyangahatn Masak

Kegiatan ini merupakan pemotongan ayam, lalu dibersihkan dan direbus untuk disajikan kepada Pantak dan Penyungu. Kegiatan ini juga diiringi dengan doa dan mantera yang hanya diketahui oleh ketua adat.

3. Bapinta Bapadah Ka Pantak' dan Penyungu

Artinya adalah penginformasi atau pemberitahuan kepada Jubata untuk memohon izin terkait pelaksanaan upacara Gawai. Hal ini bertujuan untuk mendapat keselamatan dan keberkahan selama acara berlangsung. Alhasil, acara bisa terhindar dari roh-roh jahat.

Selanjutnya, persembahan kepada Penyungu yang merupakan prosesi adat sebagai informasi tempat atau lokasi pelaksanaan upacara adat Gawai.

4. Nyapak Umpang

Merupakan sesi pembacaan doa dan mantera dari beras kuning yang diketahui oleh ketua adat. Pelaksanaan ini adalah memotong persembahan sehingga dapat memberikan potongan yang terbaik dan lezat. Potongan terbaik adalah potongan tanpa belulang yang memang mengekspresikan sifat atau kepribadian dari sang pemotongnya.

Itulah beberapa informasi tentang Gawai Dayak. Tentunya upacara adat ini memiliki dampak besar dalam segi sosial, budaya, dan spiritual. Apakah Kawan tertarik untuk melihat Gawai Dayak?

Referensi: wikipedia.org | warisanbudaya.kemdikbud.go.id | jurnalantropologi.unand.ac.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini