Peran Tradisi Adat Suku Dayak untuk Protes atas Kerusakan Lingkungan

Peran Tradisi Adat Suku Dayak untuk Protes atas Kerusakan Lingkungan
info gambar utama

Ahli fungsi lahan di Kalimantan selalu menyisakan berbagai konflik agraria. Petani kerap menjadi pihak yang kalah karena kebun mereka berubah menjadi lubang tambang atau perkebunan sawit.

Karena tak tahu lagi cara melangkah, ritual adat hinting pali digelar. Biasanya warga satu persatu datang membawa berbagai persyaratan ritual hinting pali. Ada yang membawa seekor babi, sekarung beras, beberapa lembar dawen sawang, atau daun andong.

Upu Ucun Tirunuk, pemuka agama Kaharingan, kepercayaan masyarakat Suku Dayak membaca doa untuk memulai ritual. Seekor babi yang keempat kakinya diikat kemudian diangkat menggunakan kayu.

Serba-Serbi Suku Dayak di Kalimantan: Sejarah, Budaya, dan Tradisinya

Upu mengambil tombak lalu menancapkannya ke tubuh babi. Darah babi ditampung dalam sebuah gelas plastik yang beras putih. Upu lantas membaca doa lagi dalam bahasa Sangiang (roh), bahasa yang hanya dipahami oleh basir.

Sambil berdoa, tangan Upu mengambil sejumput beras yang sudah berlumur darah lalu dilemparkan ke beberapa arah. Mereka lalu membentangkan tali, daun-daun sawang diikatkan di tali-tali itu.

“Saya memanggil roh-roh nenek moyang supaya datang menjaga wilayah yang sudah berbatas ini,” ujar Upu yang dimuat Kompas.

Tanda batas

Upu menjelaskan bahwa hinting memiliki arti tanda batas, sedangkan pali berarti larangan atau pantangan. Tali-tali itu menunjukkan batas wilayah atau kawasan yang diklaim warga adalah kebun mereka dan sudah turun-temurun digarap.

“Yang melanggar batas ini, apalagi merusak, akan dikenakan sanksi adat. Namun, sanksi itu dari roh-roh nenek moyang,” tambah Upu.

Menurut Marlin, acara ini diselenggarakan karena sudah tidak tahu lagi menyampaikan keluhannya. Sebulan lamanya mereka menyiapkan ritual tersebut. Karena sekitar 200 hektare kebun karet yang diklaim warga telah berubah menjadi kebun sawit.

Masyarakat Dayak yang Setia Menjaga Rotan Layaknya Belahan Hati

Manajer Penanaman PT Agi, Sugiono menjelaskan terjadi kesalahpahaman antara perusahaan dan warga terkait pelepasan lahan. Namun, dia berjanji akan mendengarkan masyarakat dan mencari jalan keluar agar tidak terjadi konflik berkepanjangan.

“Dengan ritual ini, kami menerima sepenuhnya, yang penting tidak mengganggu akses kendaraan kami. Intinya, semua berjalan baik. Kami juga akan lebih sering berkomunikasi dengan petani,” kata Sugiono.

Jalan keluar

Budayawan Kalimantan Tengah, Linggua Sanjaya Usop menerangkan hinting pali ibarat garis polisi dengan tujuan meminta nenek moyang untuk menjaga kawasan berbatas. Dahulu kala ritual ini digunakan saat akan membuka lahan.

“Mereka yang menggelar hinting pali adalah orang-orang yang kalah. Ini perjuangan mereka dalam menuntut hak,” kata Linggua.

Peran Rumah Panjang, Penjaga Solidaritas dan Keharmonisan Masyarakat Dayak

Dia menjelaskan seiring berjalannya waktu hinting pali menjadi gerakan kontra hegemoni oleh masyarakat adat Dayak terhadap perusahaan dan pemerintah. Perlawanan itu dilakukan karena merasa hak mereka direnggut tanpa solusi.

“Ini efektif karena dari beberapa kasus, perusahaan langsung mau berkomunikasi dengan petani lalu berbagai tawaran muncul,” kata Linggua.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini