Fear Mongering: Bagaimana Melindungi Pikiran dari Bentuk Manipulasi ini?

Fear Mongering: Bagaimana Melindungi Pikiran dari Bentuk Manipulasi ini?
info gambar utama

Jika Kawan mengikuti isu mengenai ancaman resesi Indonesia pada 2023 sebelumnya di tahun 2022, fear mongering adalah istilah yang mungkin sudah tak asing lagi di telinga. Pembahasan soal resesi ini dimulai ketika Presiden Jokowi menyampaikan bahwa perekonomian global sedang dalam keadaan sulit dan akan lebih ‘gelap’ di tahun 2023. Semakin banyak konten antisipasi, semakin banyak pula yang menimbulkan ketakutan berlebihan. Hal inilah yang persis dengan tujuan dari fear mongering.

Lantas, apa sebenarnya istilah fear mongering, dampak negatifnya, serta bagaimana menghadapinya?

Definisi Fear Mongering

Dilansir dari glints.com, "Fear mongering" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan praktik menyebarkan ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan dalam upaya untuk mempengaruhi opini publik atau mencapai tujuan tertentu. Biasanya, hal ini dilakukan melalui media massa, platform sosial, atau pernyataan yang mengeksploitasi ketakutan alami manusia terhadap ancaman atau bahaya.

Tujuan dari fear mongering bisa bervariasi. Beberapa orang atau kelompok mungkin menggunakan fear mongering untuk memperoleh keuntungan politik, seperti menggiring opini publik untuk mendukung kebijakan tertentu atau memilih kandidat tertentu. Lainnya mungkin menggunakan fear mongering untuk kepentingan ekonomi, misalnya dengan menggambarkan produk atau layanan pesaing sebagai berbahaya atau merugikan.

baca juga:Serba-Serbi Gen Z dalam Menanggapi Isu Resesi 2023

Dampak Fear Mongering

Dampak dari fear mongering bisa sangat merugikan, baik secara individu maupun sosial. Beberapa dampak yang bisa timbul dari praktik fear mongering adalah sebagai berikut:

Ketakutan dan Kecemasan yang Berlebihan

Fear mongering dapat memicu ketakutan dan kecemasan yang tidak proporsional terhadap suatu ancaman atau situasi. Orang-orang mungkin menjadi terobsesi dengan kekhawatiran yang tidak rasional, mengganggu kesejahteraan mental dan emosional mereka.

Panik dan Keputusan Impulsif

Fear mongering dapat menyebabkan orang-orang bertindak secara impulsif dan tergesa-gesa tanpa mempertimbangkan dengan baik. Mereka mungkin membuat keputusan yang tidak rasional atau bahkan berbahaya dalam upaya untuk melindungi diri mereka dari ancaman yang dibesar-besarkan.

Pembagian Sosial

Praktik fear mongering sering kali memanfaatkan perbedaan dan memperkuat konflik sosial. Hal ini dapat memecah belah masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling curiga dan menciptakan polarisasi yang lebih besar.

Fear Mongering | Foto: Accurate Online
info gambar

Penurunan Kepercayaan pada Institusi dan Media

Ketika orang menyadari bahwa mereka telah dimanipulasi atau diperdaya oleh fear mongering, mereka cenderung meragukan informasi yang diberikan oleh institusi dan media. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kepercayaan pada lembaga-lembaga yang seharusnya menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya.

Gangguan Sosial dan Ekonomi

Fear mongering yang melibatkan ancaman terhadap keamanan publik atau stabilitas ekonomi dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan ketidakstabilan. Misalnya, ketakutan terhadap serangan teroris dapat menyebabkan penurunan pariwisata, kerugian bisnis, atau tindakan keamanan yang berlebihan.

Menyimpangnya Perhatian dari Isu yang Lebih Mendesak

Ketika opini publik teralihkan oleh fear mongering, isu-isu yang lebih penting dan mendesak seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, atau masalah kesehatan mungkin terabaikan. Hal ini dapat menghambat kemajuan dalam mencari solusi yang diperlukan.

Penting untuk memahami dampak negatif dari fear mongering dan berusaha untuk mengenali taktik-taktik manipulatif yang digunakan. Mengembangkan keterampilan pemikiran kritis, mencari informasi yang diverifikasi, dan berpartisipasi dalam diskusi yang sehat dan berdasarkan fakta dapat membantu melawan dampak negatif tersebut.

Bagaimana Menghindarinya?

Periksa keandalan dan kredibilitas sumber informasi sebelum Kawan mempercayai setiap isu yang dikampanyekan. Cari sumber yang terpercaya, seperti lembaga resmi, jurnal ilmiah, atau organisasi berita yang diakui. Hindari menyebarkan atau mempercayai informasi dari sumber yang tidak diverifikasi atau tidak jelas. Lakukan riset mandiri dan periksa kebenaran informasi sebelum mengambil kesimpulan atau bertindak. Gunakan berbagai sumber yang berbeda untuk memperoleh perspektif yang lebih luas dan hindari selektivitas informasi.

baca juga: Mengulik Pengertian dan 4 Pilar Literasi Digital

Selain itu, waspadai penggunaan bahasa yang memanipulasi atau mengeksploitasi ketakutan. Perhatikan kata-kata yang berlebihan, pernyataan umum tanpa dukungan fakta, atau serangan pribadi. Ini bisa menjadi tanda-tanda adanya upaya untuk mempengaruhi opini melalui fear mongering. Hal ini juga kemudian menuntut pemahaman Kawan tentang cara media bekerja dan taktik yang digunakan untuk mempengaruhi opini publik. Pelajari tentang bias media, cara mengenali berita palsu (hoaks), atau strategi retorika yang digunakan untuk memanipulasi emosi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini