5 Negara dengan Kebijakan Sanering dan Redenominasi, Motif Terkuat adalah Inflasi

5 Negara dengan Kebijakan Sanering dan Redenominasi, Motif Terkuat adalah Inflasi
info gambar utama

Dalam substansi kebijakan ekonomi nasional, dikenal dua istilah yaitu sanering dan redenominasi. Berdasarkan informasi dari Accurate.id sanering adalah kebijakan pemerintah berupa menurunkan nilai mata uang dengan tujuan mendorong turunnya daya beli masayarakat.

Sedangkan redenominasi seperti yang termaktub dalam laman DJKN Kemenkeu, adalah penyederhanaan nilai mata uang tanpa mengubah nilai tukar yang mana tidak bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat. Contoh dari redenominasi yaitu menyederhanakan nominal uang rupiah dari Rp1.000 menjadi Rp1.

Kedua kebijakan tersebut yaitu sanering dan redenominasi pernah terjadi di Indonesia. Pertama, sanering terjadi pada sekitar 1959 dimana terjadi penurunan nilai mata uang dari Rp500 menjadi Rp50 dan Rp1.000 menjadi Rp100. Pemangkasan sebesar 90% ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah inflasi, mengendalikan harga, dan meningkatkan nilai mata uang. Kedua, redenominasi terjadi di sekitar tahun 1965 dengan mengimplementasikan kebijakan penyederhanaan uang yaitu Rp1.000 diredenominasi menjadi Rp1. Adapun tujuan dari redenominasi adalah untuk efisiensi transaksi dan efektivitas pembukuan laporan keuangan.

Baca juga: Kuwait Minat Rekrut Nakes hingga Sopir Bus RI!

Selain Indonesia, ternyata adala beberapa negara yang juga menerapkan sanering dan redenominasi dalam rangka kebijakan ekonominya. Berikut adalah daftar lima negara yang pernah menerapkan kebijakan sanering dan redenominasi.

  1. Rusia

Rusia menjadi salah satu negara yang menjajal kebijakan redenominasi karena inflasi yang tinggi di sekitar tahun 1998 dengan memperkenalkan Ruble Rusia yang baru dengan memotong 1000 Ruble menjadi 1 Ruble. Namun demikian, kebijakan redenominasi Rusia ini dianggap tidak berhasil sebab anggapan masyarakat kebijakan ini merupakan wujud perampokan harta masyarakat oleh pemerintah.

  1. Turki

Melansir dari Detik Finance, Turki merupakan negara yang berhasil dalam menerapkan kebijakan redenominasi. Turki mempraktikan kebijakan ini secara bertahan yaitu dengan mengganti Turki Lira (TL) untuk mata uang lama diganti dengan Yeni Turki Lira (YTL) untuk mata uang yang baru. Keduanya, TL dan YTL ini beredar secara serempak dengan kurun satu tahun. Kemudian mata uang lama ditarik secara keseluruhan, dan secara bertahap berlaku mata uang baru dengan kode “yeni” dihilangkan menjadi resmi mata uang yang berlaku Turki Lira yang baru. Turki berhasil dengan tetap berada pada stabilitas inflasi periode 2005 hingga 2009 di angka skeitar 8-9%.

Baca juga:Naik Kelas! RI Kembali Masuk Negara Penghasilan Menengah Atas
  1. Zimbabwe

Berdasarkan informasi dari laman CNBC, Zimbabwe mempraktikan kebijakan redenominasi sebanyak tiga kali yaitu pada 2006, 2008, dan 2009. Zimbabwe menyederhanakan mata uang dari ZWN 1.000 menjadi ZWN 1. Namun redenominasi Zimbabwe dinilai gagal sebab beberapa alasan antara lain: hiper inflasi, apartheid, kurangnya sosialisasi, tingginya impor, dan kebijakan Robert Gabriel Mugabe yang kurang tepat mengenai pengelolaan tanah.

  1. Romania

Mengutip informasi dari Voi.id, Romania menerapkan kebijakan redenominasi pada tahun 2005 sebagai buntut dari peristiwa inflasi tahun 1990an. Konsepnya mirip dengan Turki, ada dua mata uang yaitu lama dengan kode ROL (Lei) dan baru dengan kode RON (Leu). Penyederhanaan nominal ini berlaku di empat digit di belakang dengan kebijakan 10.000 Lei menjadi 1 Leu.

Pemberlakuan ini secara simultan hingga menerapkan dua mata uang di produk toko. Hingga berakhir pada Desember 2006, mata uang lama berhasil di tarik dan diganti dengan mata uang baru yaitu Lau.

Baca juga:RI-Australia Teken Kerja Sama Ekspor Bumbu hingga Pembangunan Rumah di IKN
  1. Ukraina

Kebijakan Redenominasi Ukraina terjadi pada 1996 disebabkan oleh hiperinflasi di tahun 1990an. Kebijakan redenominasi Ukraina ini dilakukan dengan mengganti mata uang karbovanets menjadi hryvnias. Berbeda dengan Romania, penyederhanaan redenominasi Ukraina dilakukan pada lima digit di belakang yaitu 100,000 karbovantsiv digantikan dengan 1 hryvina.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini