Mencegah Penyakit LSD di Desa Nambangan

Mencegah Penyakit LSD di Desa Nambangan
info gambar utama

Berdasarkan literatur dari Indrawati Sendow pada jurnal WARTAZOA (2021) menjelaskan jika penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan penyakit menular yang sering menyerang ternak sapi yang disebabkan dari virus pox. Penularan dari penyakit ini sangat cepat sehingga dapat menyebabkan kerugian ekonomi.

Selasa, 11 Juli 2023 di Balai Desa Nambangan diadakan sosialisasi mengenai penyakit LSD kepada para peternak. Topik ini dibawakan karena maraknya sapi yang terjangkit penyakit tersebut di Desa Nambanga. Maka dari itu, topik diangkat dengan maksud agar para peternak di Desa Nambangan bisa mendapatkan pengetahuan lebih mengenai penyakit LSD sehingga dapat dilakukan upaya preventif apabila ternaknya terjangkit penyakit tersebut.

Pemaparan materi oleh drh. Zain di Balai Desa Nambangan
info gambar

Sosialisasi dibawakan oleh drh. Zain Amri dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo. Materi yang dibawakan oleh drh. Zain meliputi penjelasan mengenai LSD, penyebab dari penyakit LSD, vector/cara penularan, akibat yang ditimbulkan, kondisi sapi yang rentan terkena, pencegahan, penanganan serta studi kasus mengenai sapi-sapi yang sudah terjangkit LSD.

Menurut penjelasan dari drh. Zain, akibat yang ditimbulkan dari terjangkitnya penyakit LSD pada sapi adalah penurunan produksi susu dan berat badan sapi, keguguran, mandul hingga kematian.

Di Indonesia penyakit LSD sangat mudah untuk menyebar karena Indonesia merupakan negara tropis yang bersuhu hangat serta memiliki kelembaban yang tinggi sehingga menyebabkan mikroorganisme cepat bertumbuh dan berubah. Serangga-serangga yang menjadi vector dari penyakit ini juga berkembang dengan baik pada iklim tropis.

Bahasa Indonesia Akan Diajarkan di Universitas Harvard Mulai Tahun Ini

Sapi yang rentan terkena penyakit LSD adalah pedet atau anak sapi, sapi yang kurus, sapi yang sedang bunting dan menyusui. Penyakit ini disebarkan secara cepat melalui vector seperti serangga atau arthropoda. Umumnya penyakit ini dibawa oleh nyamuk, lalat penghisap darah, serta caplak.

Walaupun begitu, jika dalam 1 kandang komunal, belum tentu penyakit ini menyerang sapi secara rata pada 1 kandang tersebut, bisa saja hanya 1 atau 2 sapi saja yang terinfeksi sedangkan sapi lain sehat. Bisa juga sapi yang berada pada kandang yang berbeda justru terinfeksi oleh penyakit LSD.

Pencegahan utama untuk penyakit ini adalah dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh ternak serta menjaga kebersihan kandang, yaitu dengan cara memberantas serangga-serangga seperti nyamuk, lalat penghisap darah dan caplak. Cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh sapi adalah dengan cara memberikan obat cacing, vitamin, serta mineral secara teratur dan pemberian pakan dari TOGA (tanaman obat keluarga) atau yang akrab juga dipanggil empon-empon seperti temulawak dan kunyit.

Peningkatan kualitas pangan terutama makanan hijauan juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh sapi. Sapi yang sehat akan terlihat jika sapi tidak memiliki luka, kondisi tubuh yang normal dengan berat badan yang normal, nafsu makan dan tingkah laku yang baik, tidak cacingan dan tidak kutuan.

Vaksinasi LSD juga dapat dilakukan untuk memunculkan pertahanan tubuh sapi yang spesifik, yaitu untuk melawan virus pox dari penyakit LSD. Vaksinasi mengandung virus yang dilemahkan sehingga ketika diinjeksikan ke dalam tubuh sapi akan menimbulkan daya tahan tubuh yang spesifik terhadap virus LSD tersebut.

Sehingga nantinya jika sapi terpapar virus yang sama, daya tahan tubuh sapi akan membunuh virus tersebut sehingga penyakit dapat dicegah. Pemberian vaksin tersebut dapat membantu untuk mengurangi penyebaran dari penyakit agar tidak menyebar luas.

Perawatan pada sapi yang terserang LSD bisa dilakukan dengan pemberian air gula 5%, hentikan konsentrat dan berikan hanya hijauan segar. Agar nafsu makan tetap stabil, berikan mineral atau empon-empon sehingga sapi tetap mau makan. Jaga agar kondisi kandang tetap kering sehingga sapi tidak terjatuh serta segera panggil dokter hewan atau pemerintah setempat jika sudah terjadi gejala penyakit LSD agar penyebaran tidak terjadi juga.

Para peternak sapi di Nambangan terlihat antusias akan sosialisasi tersebut, hal tersebut terlihat dari banyaknya pertanyaan yang ditanyakan kepada drh. Zain saat sosialisasi berlangsung. Beberapa pertanyaannya antara lain adalah mengenai apakah daging yang terinfeksi aman untuk dikonsumsi serta pengolahan limbah kotoran sapi yang terinfeksi.

Berdasarkan penjelasan dari drh. Zain, daging yang sudah terinfeksi LSD tidak layak dikonsumsi serta untuk kotoran sapi yang sudah terinfeksi LSD masih bisa dijadikan pupuk kompos dan tidak menginfeksi sapi lainnya.

10 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia, Cek Disini!
Warga Nambangan terlihat antusias dengan sosialisasi yang diberikan
info gambar

Sesi pertanyaan lalu menjadi penutup bagi jalannya sosialisasi tersebut. Harapannya para peternak sapi di desa Nambangan dapat semakin mengerti dan memahami mengenai penyakit LSD sehingga jika penyakit ini timbul lagi maka dapat dilakukan upaya preventif agar tidak menyebar ke mana-mana.

Daftar Pustaka :

  • Sendow, I., Assadah, N. S., Ratnawati, A., Dharmayanti, N.L.P.I., Saepulloh, M. (2021). Lumpy Skin Diesase : Ancaman Penyakit Emerging bagi Status Kesehatan Hewan nasional. Wartazoa : 31(2) : 85-96.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KG
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini