Riwayat Societeit Harmoni, Tempat Hiburan Malam Sosialita Elite Semarang

Riwayat Societeit Harmoni, Tempat Hiburan Malam Sosialita Elite Semarang
info gambar utama

Aktivitas ekonomi yang sangat dinamis di Semarang pada masa kolonial menjadikan tempat berkumpulnya orang-orang elite Belanda. Orang-orang yang berada di luar Belanda kemudian banyak yang berdatangan untuk mengadu nasib.

Karena itulah mulai bermunculan bangunan khas Eropa seperti rumah-rumah, gedung societeit, dan rumah ibadah vrijmetselarij. Sementara itu bagi golongan masyarakat elite Eropa, China, dan sedikit pribumi membangun sebuah tempat hiburan malam.

Kota Semarang dan Fesyen Sebagai Ekonomi Kreatif Unggulan

Pada tahun 1900-an, pemerintah kolonial Belanda kemudian meresmikan berdirinya gedung societeit di Semarang. Gedung ini terletak di kawasan Jalan Bodjong yang dibangun dengan mentereng dan bergengsi pada zamannya.

“Societeit digunakan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang Eropa dan bangsawan-bangsawan pribumi untuk bersenang-senang setelah bekerja,” tulis Tri Windari Putri dalam Societeit Harmoni di Semarang.

Beragam fasilitas

Bangunan Societeit de Harmonie Semarang hampir sama dengan gedung Societeit di Batavia yang kini sudah rata dengan tanah. Gedung ini pun memiliki desain yang mewah dengan arsitektur Eropa.

Tulisan Harmonie terdapat di bagian tengah gedung dan sejumlah meja biliar disediakan sebagai sarana untuk melengkapi fasilitas. Di dalam gedung ini dilengkapi dengan fasilitas ruang baca, meja biliar, dan lantai dansa yang luas.

Ereveld Kalibanteng, Berpetualang di Memoar Masa Perang

Selain itu tempat ini juga menyediakan minuman-minuman keras dan sebagainya. Arsitektur bangunan ini memiliki ruangan marmer yang luas dengan tiang-tiang indah dengan lampu kristal yang bergelantungan, memiliki cermin dinding dan hiasan patung.

“Di ruang tengah terdapat tulisan Harmonie,” paparnya.

Gedung dihancurkan

Gedung ini kemudian dijual pada Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) karena dianggap tidak mempunyai tempat strategis. Gedung Societeit akhirnya kembali dibangun di daerah Bojong.

“Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini kemudian dikenal dengan nama Gedung Rakyat Indonesia Semarang (GRIS),” jelasnya.

Tahu Pong, Kuliner Wajib Ketika ke Semarang

Walau kemudian pemerintah telah memasukkannya ke dalam daftar Bangunan Cagar Budaya (BCB) kategori A yang dilarang dibongkar atau diubah. Tetapi pada Maret 1985 gedung ini kemudian jadi sasaran pembongkaran.

“Pada 2007, keberadaan gedung ini benar-benar tidak bersisa ketika Pemerintah Kota Semarang memberikan izin pendirian pusat perbelanjaan Paragon Mall,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini