Usai Pandemi, Bagaimana Film Indonesia Bangkit menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri?

Usai Pandemi, Bagaimana Film Indonesia Bangkit menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri?
info gambar utama

Sudah sejak lama film Indonesia berkutat dengan tantangan untuk menjadi tuan rumah di layar negeri sendiri. Pasca inkubasi pandemi, lirikan pemerintah tampaknya mampu menjadi secercah solusi dari eksistensi mereka.

Pemerintah tidak tinggal diam untuk membangkitkan industri film nasional. Wujud komitmen tersebut adalah bantuan negara untuk mempromosikan, membantu proses perizinan, hingga produksi karya sineas tanah air,” ungkap Staf Ahli Menteri bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf, red), Ari Juliano Gema, melansir dari laman resmi Kemenparekraf.

Langkah strategis tersebut terlihat dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Subsektor Film. Program PEN mengambil objektif agar industri perfilman bisa kembali bangkit di tengah keterbatasan yang membuat proses produksi tidak bisa berjalan optimal. Di mata Kemenparekraf, sineas film masih punya kesempatan untuk bergerak kembali, menembus bayang-bayang pandemi yang sempat meredupkan layar bioskop.

Sepakat dengan status quo yang sempat mengancam insan kreatif perfilman Indonesia, Ari optimis jika inisiatif PEN Subsektor Film mampu membawa kobaran gairah produksi layar lebar untuk kembali bergeliat sekaligus membuka lapangan kerja seluas-luasnya di era peralihan ini.

Beberapa judul film yang telah mendaftarkan diri dan melalui proses seleksi untuk menerima dana bantuan menjadi bukti antusias kreator untuk menunjukkan kiprah karya mereka di kancah nasional.

Di sisi lain, Kemenparekraf sedang mempersiapkan bantuan untuk pra produksi film pendek karena dana dari skema promosi masih tersisa. Jadi, PEN Subsektor Film ini berjalan dengan dua skema, Produksi dan Pra Produksi,” tandas dia.

Baca Juga: Oppenheimer Sang Penemu Bom Atom dan Penyuka Nasi Goreng

Pertaruhan 75 Miliar di Tengah Gempuran Pangsa Hollywood

Tidak tanggung-tanggung, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bahkan mengklaim bahwa Kementerian siap menggelontorkan anggaran sebesar 75 Miliar untuk menyokong program PEN Subsektor Film. Dana ini akan digunakan untuk promosi dan produksi film dengan harapan menguatkan aspek demand dan supply perfilman nasional sehingga benar-benar mampu comeback sebagai tuan rumah di negeri sendiri.

Meskipun demikian, hantaman pandemi tidak hanya memukul eksistensi perfilman Tanah Air, tetapi juga Hollywood yang kerap kali menjadi rival terbesar industri layar kaca. Potensi ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk perencanaan strategi kebijakan selanjutnya.

“Pemerintah dan para filmmaker tidak boleh lengah terlebih dahulu karena tahun depan justru akan lebih banyak film-film luar yang menjadi pesaing berat karya anak bangsa,” prediksi Direktur Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Ifa Isfansyah kepada Kumparan.

Hal ini terjadi karena beberapa film Hollywood sempat mengalami penangguhan tanggal rilis karena ancaman pandemi, sehingga tahun depan kuantitasnya akan sangat masif dan berpotensi menjadi pesaing berat film lokal.

Baca Juga: Pertamax Green 95 Resmi Dijual Semua Kendaraan Bisa Konsumsi

Ifa berpandangan bahwa industri film Indonesia harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM sehingga mampu bertahan di layar kaca dengan melahirkan kualitas visual yang tidak kalah dengan Hollywood. Maka dari itu, dukungan pemerintah masih dibutuhkan agar film Indonesia benar-benar mampu mencapai prestasi milestone sesuai ekspektasi audiens dalam negeri.

Menurut Ifa, meskipun film memberikan sumbangsih profit besar untuk negara, pemerintah masih belum memberikan insentif pajak kepada kreator. Fakta ini tentu tidak sebanding dengan pajak yang harus dikeluarkan rumah produksi untuk kebutuhan teknis selama proses di balik layar, mulai peminjaman alat, biaya sewa lokasi, hingga biaya kontrak tenaga kreatif.

Pemerintah masih bisa mendukung insan kreatif perfilman melalui kebijakan fiskal seperti insentif pajak untuk pembuat film, seperti yang dilakukan banyak negara lain yang industri filmnya sudah maju. Dengan begitu, perkembangan eksistensi mereka juga akan lebih optimal,” tandasnya.


Sumber Referensi:

  • https://kemenparekraf.go.id/ragam-ekonomi-kreatif/Fasilitasi-PEN-untuk-Industri-Film-Indonesia
  • https://kumparan.com/pandangan-jogja/industri-film-indonesia-harus-siap-perang-tahun-depan-bakal-digempur-film-luar-1zMvlzs8jFH

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

CH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini