Mengenal Pabrik Semen Indarung I yang Diusulkan Jadi Warisan Dunia

Mengenal Pabrik Semen Indarung I yang Diusulkan Jadi Warisan Dunia
info gambar utama

Kawasan Indarung I Semen Padang ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) RI. Hal ini dilakukan setelah rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Nasional pada 2022 lalu.

Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional itu ditandatangani langsung Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim berdasarkan Surat Keputusan Mendikbudristek No.54/M/2023 tentang penetapan Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional.

“Ditetapkan pada 27 Februari 2023 lalu dan suratnya kemarin kita terima,” kata Dirut PT Semen Padang, Asri Mukhtar Dt. Tumangguang Basa yang dimuat Kompas.

Mengenal Lebih Dalam Tentang Sitinjau Lauik: Tanjakan Adsense dari Sumatera Barat

Dirinya mengaku bangga dan bersyukur atas penetapan Kawasan Cagar Budaya Indarung I Semen Padang sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional. Apalagi jelasnya menjadikannya sebagai Cagar Budaya Nasional tak mudah.

“Alhamdulilah, kami bangga dan bersyukur sekali. Karena kerja keras kami akhirnya membuahkan hasil setelah melalui jalan panjang,” kata Asri.

Awal mula industri semen

Pabrik Indarung I Semen Padang memang layak dijadikan sebagai Cagar Budaya Nasional. Karena pabrik ini adalah awal mula dari industri semen di Indonesia. Pasalnya pabrik ini sudah berdiri sejak 1910.

Ketika itu Belanda memberikan pabrik ini nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM). Kemudian perusahaan ini sepenuhnya menjadi milik Indonesia sesuai amanat Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi.

Sejarawan STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh Fikrul Hanif Sufyan mengatakan pabrik tersebut di bangun oleh perwira Belanda berkebangsaan Jerman bernama Carl Christophus Lau yang saat itu bisa menemukan batu-batu menarik.

Pesona Pantai Batu Kalang Sumatera Barat, Batu Granit Menjadi Ikon

“Carl Christophus Lau mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda agar bisa mendirikan pabrik semen di Indarung. Permintaan itu disetujui lebih kurang tujuh bulan kemudian,” katanya yang dimuat Tempo.

Dimuat dari buku Indarung Tonggak Sejarah Industri Semen Indonesia karya Mestika Zed dan kawan-kawan dijelaskan bahwa pabrik semen ini tidak hanya jadi tonggak sejarah industri besar di Indonesia, tetapi juga Asia Tenggara.

“Klin pertama, pabrik tersebut dapat memproduksi 76,5 ton per hari. Pada 1939 menjelang perang dunia II, pabrik ini mampu produksi 170.000 setahun, merupakan produksi tertinggi di kala itu. Waktu itu, pabrik ini memiliki kapasitas terpasang 210.000 ton,” tulisnya.

Didorong jadi warisan dunia

Melihat pentingnya kawasan ini bagi kawasan Asia Tenggara, Mukhtar menyatakan pihaknya mantap mengajukan Kawasan Cagar Budaya Pabrik Semen Indarung I Semen Padang sebagai World Heritage dari Unesco.

Dirinya menjelaskan tengah mengajukan dokumen tentative list sebagai awal proses pendaftaran Indarung I sebagai world heritage ke Kemendikbudristek. Dirinya meminta dukungan dari semua pihak.

“Kami berharap dukungan dan doa dari semua stakeholder agar semua tahapan dapat kami lalui dengan baik. Mewujudkan Indarung I menjadi Cagar Budaya Warisan Dunia sekaligus sebagai destinasi wisata edukasi persemenan terkemuka di dunia,” lanjutnya.

Matrilineal di Minangkabau, Menjadi Minoritas di Negara Patriarki

Sementara itu Direktur Keuangan dan Umum PT Semen Padang, Oktoweri menyampaikan harapan ini saat menyambut kunjungan rombongan Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT), 8 Juli 2023.

“Alasannya, Pabrik Indarung I ini bernilai sejarah. Bahkan, budaya beton di Indonesia dan Asia Tenggara dimulai dari Pabrik Indarung I ini,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini