Manfaatkan Potensi yang Kamu Punya: Sebuah Refleksi dari Melinjo

Manfaatkan Potensi yang Kamu Punya: Sebuah Refleksi dari Melinjo
info gambar utama

Sabtu 29 Juli 2023, menjadi hari yang besar bagi kami, terlebih untuk anggota sub unit 3. Lebih dari separuh dari kami menjalankan program kerja yang semuanya berkaitan dengan melinjo, sebuah potensi Desa Awu-Awu. Pohon melinjo menjadi salah satu pohon yang dimiliki oleh hampir semua warga Desa Awu-Awu.

Sejak awal kedatangan, melinjo menjadi sorotan bagi kami. Selama ini, biji melinjo sering diolah sebagai emping sedangkan kulitnya hanya diolah sebagai sayur. Didukung dengan tema unit kami yang berkaitan dengan potensi ekonomi, kami memutar otak untuk memanfaatkan potensi desa tersebut dalam bentuk yang lain.

Setelah melalui sekian lama tinjauan literatur, kami memutuskan untuk membuat tiga produk yang sebelumnya asing bagi kami. Produk pertama yang kami buat adalah teh melinjo. Produk ini menggunakan campuran jahe dan bunga rosella. Kemudian, kami juga membuat nugget kulit melinjo yang tidak menggunakan campuran daging di dalamnya.

Produk ketiga yang kami buat adalah sambal kulit melinjo. Sejak pertama kali teman kami membuat produk tersebut, sambal kulit melinjo menjadi salah satu makanan pendamping favorit bagi kami. Sebelumnya, saya bahkan tidak pernah kepikiran sambal olahan melinjo bisa seenak itu! Yummy!

Indonesia Jadi Tuan Rumah ASEAN Village Network Meeting, Apa Itu?

Satu hari sebelum pelaksanaan acara tersebut, pondokan kami sempat menjadi seperti pabrik UMKM. Di bagian ruang tamu, satu anggota sedang menggunting melinjo sebagai bahan baku utama, dua orang anggota melakukan perhitungan harga produksi untuk menentukan harga produk, serta satu anggota lainnya membantu pengemasan teh. Sementara itu di dapur, satu anggota lain sedang mendidihkan air untuk mengukus nugget melinjo nantinya.

Dalam mempersiapkan bahan-bahan yang akan didemonstrasikan, kami tidur larut malam bahkan lebih dari pukul dua belas malam. Sebagai program kerja besar yang menjadi “gong” bagi kami, hal tersebut sudah bisa menjadi gambaran bahwa kami tidak main-main dalam menyiapkannya.

Di hari pelaksanaan acara, sekitar dua jam sebelum jam yang tertera pada undangan, kami sudah bergegas menuju balai desa untuk mempersiapkan segalanya. Kemudian setiap setelah memberikan materi, kami melakukan demonstrasi pembuatan masing-masing produk (Yes! Kami berhasil mengubah balai desa menjadi dapur produksi!).

Di situ, kami menyeduh air untuk teh, menumis sambal, serta menggoreng nugget. Kemudian setelah satu per satu produk itu jadi, kami membagikannya pada ibu-ibu yang hadir sebagai audiens. Selama berjalannya presentasi dan demonstrasi, kami melihat adanya rasa antusias dari mereka.

Saat itu, pembawaan materi terasa khidmat dan kami merasa sangat didengarkan. Kemudian beberapa dari ibu-ibu tersebut mulailah memberikan komentar serta masukan dari produk-produk yang kami buat. Tidak lupa beberapa dari mereka mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang kami sampaikan, termasuk juga meminta tautan pembelian shopee kami!

Pada sesi pembagian doorprize, terdapat seorang Ibu yang mengatakan bahwa dirinya sudah siap untuk berjualan produk kulit melinjo seperti yang kami bawakan. Hal ini sungguh membangkitkan semangat kami dan merasa bahwa perjalanan dan apa yang kami lakukan tidaklah sia-sia.

Dalam membawakan materi mengenai pengemasan produk herbal (dalam hal ini adalah teh melinjo), saya juga membahas mengenai harga produksi sebagai bahan untuk menentukan harga jual. Ketika berbicara mengenai harga bahan baku, saya terpikirkan bahwa untuk ibu-ibu yang memang memiliki pohon melinjo di sekitarnya sangat akan terbantu. Dengan demikian, harga bahan baku melinjo bisa menjadi nol.

Berefleksi dari hal tersebut, saya teringat dengan indikator sehat mental poin pertama dari WHO yang kira-kira bunyinya adalah dapat mengetahui potensi dirinya. Saya merasa bahwa hal ini sangat relevan dengan proses permelinjoan ini. Untuk mencapai kondisi sehat mental, kita perlu untuk mengetahui potensi diri, termasuk di dalamnya apa kelebihan dan kelemahan kita. Kemudian ketika potensi sudah diketahui dan dipetakan, dapat menjadi hal yang sangat mendukung dalam aktualisasi diri.

TIM KKN-PPM UGM Melaksanakan Pelatihan Pembuatan Pupuk untuk Masyarakat Desa Air Lengit

Meskipun pada awalnya memang kami cukup memakan banyak hari untuk melakukan observasi dan wawancara (OW), program kerja yang kami bawakan bisa betul-betul menjawab kebutuhan masyarakat. Proses OW tersebut mengarahkan kami untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh Desa Awu-Awu.

Harapannya, apa yang kami berikan dalam program kerja kami tersebut dapat menjadi sarana perbaikan ekonomi masyarakat dan menjunjung nama baik Desa Awu-Awu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini