Sayonara Batu Bara! Nusa Penida Bakal Pakai 100% Energi Terbarukan di 2030

Sayonara Batu Bara! Nusa Penida Bakal Pakai 100% Energi Terbarukan di 2030
info gambar utama

Pemerintah Provinsi Bali berencana merealisasikan pemanfaatan 100 persen energi terbarukan di Nusa Penida pada 2030. Prinsip keberlanjutan dalam penggunaan energi terbarukan disebut dapat menciptakan citra positif bagi perekonomian dan pariwisata.

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (5/8/2023), Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan dalam acara Towards Bali Net Zero Emission 2045, mengatakan sektor energi menyumbang 57 persen dari total emisi di Provinsi Bali.

Pihaknya mendorong Nusa Penida mencapai net zero emission lebih awal dibanding Bali Daratan karena terisolasi dari segi kelistrikan. Dalam hal ini, Pemprov Bali bekerja sama dengan Institute Essential Services Reform (IESR) yang sejak 2019 secara aktif mendata potensi teknis energi terbarukan di “Pulau Dewata”

Simpan potensi besar

Potensi energi terbarukan di Bali cukup besar, mencapai 143 gigawatt (GW). Di antaranya adalah potensi teknis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 26 gigawatt peak (GWp) dan penyimpanan daya hidroelektrik terpompa atau pump energy storage (PHES) sebesar 5,8 gigawatt jam (GWh).

Permintaan energi termasuk listrik diprediksi akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah populasi di Nusa Penida dan tumbuhnya sektor pariwisata. Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa menyebut permintaan energi ini dapat dipenuhi dengan memanfaatkan energi terbarukan.

Menurutnya, Bali menyimpan potensi energi terbarukan yang besar, yang didukung dengan keberadaan teknologi pembangkit energi terbarukan. Sumber tenaga listrik di Nusa Penida pun diyakini akan berasal dari 100 persen energi terbarukan, bahkan sebelum tahun 2030.

Melihat Potensi Besar Energi Terbarukan Indonesia

Citra positif untuk pariwisata

Seperti diketahui, sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang PDB Indonesia sekaligus penyumbang emesi terbesar secara global. Untuk itu, sektor pariwisata memiliki tanggung jawab tersendiri untuk menjalankan operasional dengan konsep hijau yang mendukung model keberlanjutan.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan jejak karbon yang dihadapi oleh sektor pariwisata, istilah pariwisata hijau atau green tourism kemudian berkembang dengan berbagai inisiatif yang dilakukan oleh para pelaku industri di sektor pariwisata.

Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di lokasi wisata dapat menjadi inisiatif awal untuk menerapkan konsep green tourism di industri pariwisata sekaligus mengedukasi para wisatawan. Cara ini juga dapat menciptakan segmentasi pasar yang belakangan ini menjadi pilihan banyak orang untuk hidup ramah lingkungan.

Wisata Edukasi Energi Baru Terbarukan di Daerah Mojokerto

Referensi:

Kompas.com. Pemerintah Bali Targetkan 100% Energi Terbasukan di Nusa Penida. https://lestari.kompas.com/read/2023/08/05/090000686/pemerintah-bali-targetkan-100-persen-energi-terbarukan-di-nusa-penida?page=all

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini