Selain Sukarno-Hatta, Deretan Tokoh Ini Juga Berperan Penting dalam Proklamasi Kemerdekaan

Selain Sukarno-Hatta, Deretan Tokoh Ini Juga Berperan Penting dalam Proklamasi Kemerdekaan
info gambar utama

Proklamasi kemerdekaan adalah tonggak sejarah yang membentuk Indonesia menjadi negara merdeka. Di balik momen penting ini, terdapat individu-individu berjasa yang turut berkontribusi dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa.

Selain Sukarno dan Hatta yang memimpin peristiwa bersejarah tersebut, ada pula sederet tokoh lain yang memiliki peran penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berikut beberapa di antaranya:

1. Ahmad Soebardjo

Ahmad Soebardjo (1896–1978) adalah seorang diplomat dan tokoh politik Indonesia. Ia dikenal sebagai politisi hang aktif dalam pergerakan Indonesia. Bahkan setelah Indonesia merdeka, ia menjadi anggota delegasi Indonesia dalam perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) dengan Belanda pada tahun 1949 dan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pertama.

Ahmad Soebardjo juga terlibat dalam hiruk pikuk jelang proklamasi. Ia adalah perwakilan golongan tua yang berunding dengan kelompok pemuda saat Sukarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok. Saat itu, kelompok pemuda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan dilakukan secepatnya, sementara golongan tua meminta agar dilakukan perhitungan politik yang matang terlebih dahulu. Golongan tua juga lebih condong agar Indonesia merdeka dengan bantuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk oleh Jepang.

Baca juga : Rangkuman Singkat Peristiwa Rengasdengklok

Perundingan antara Ahmad Soebardjo dengan golongan tua menghasilkan jalan tengah. Golongan tua dan kelompok pemuda sepakat bahwa proklamasi akan dilakukan pada 17 Agustus 1945, paling lambat pukul 12.00 WIB.

Ahmad Soebardjo juga turut berperan dalam merumuskan naskah proklamasi. Ia membuat kalimat pertama dalam naskah, sementara kalimat terakhir disusun Hatta.

2. Sukarni

Sejak muda, Sukarni Aktif dalam kancah pergerakan nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Saat belia, ia pernah berkecimpung dalam organisasi Indonesia Muda dan Persatuan Pemuda Kita.

Sukarni adalah bagian dari kelompok pemuda yang membantu Sukarno dan Hatta menuju Rengasdengklok, tempat penting di mana kesepakatan proklamasi berlangsung. Setelahnya, Sukarni senantiasa menyertai tokoh lain pada momen-momen diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia.

Sukarni memiliki peran penting dalam menyebarkan berita tentang kemerdekaan Indonesia. Ia diandalkan untuk membantu agar semua orang tahu bahwa Indonesia telah merdeka.

Bersama pemuda-pemuda lainnya, Sukarni memainkan peran utama dalam membentuk Comite Van Aksi untuk membantunya melaksanakan tugas menyebarkan kabar proklamasi kepada masyarakat luas.

3. Sayuti Melik

Sayuti Melik adalah seorang penulis dan jurnalis yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam hidupnya, ia sudah dekat dengan aktivitas pergerakan nasional sejak masih berusia muda.

Sebagai jurnalis, Sayuti pernah menjadi pengelola koran Pesat yang berpusat di Semarang. Setelah itu, ia turut aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, terutama pada era 1940-an saat Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Jepang.

Salah satu momen penting dalam perjuangannya menuju Indonesia merdeka adalah saat Sayuti menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Meski awalnya tidak termasuk dalam anggota inti PPKI yang terdiri dari 21 orang, Sayuti dimasukkan menjadi bagian dari kelompok tersebut secara tak terduga. Ia dijadikan salah satu dari 6 anggota baru PPKI yang dimasukkan tanpa sepengetahuan Jepang.

Sayuti juga memiliki peran penting dalam peristiwa bersejarah saat Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok. Ia adalah salah satu tokoh pemuda yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan aksi tersebut. Seperti diketahui, aksi di Rengasdengklok tersebut berakhir dengan kesepakatan antara kelompok pemuda dan golongan tua bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilakukan pada 17 Agustus 1945.

Peran Sayuti tidak berhenti di situ. Ia juga turun tangan dalam pembuatan naskah proklamasi, dokumen yang menjadi tonggak berdirinya negara Indonesia. Sementara konsep naskah proklamasi disusun oleh tokoh-tokoh lain seperti Sukarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo, Sayuti berperan dalam mengabadikan naskah tersebut. Naskah proklamasi ditulis oleh Melik menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

4. Fatmawati

Fatmawati dikenal sebagai istri dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Ia lahir pada 5 Februari 1923 dan meninggal pada 14 Mei 1980. Sebagai pendamping hidup sosok yang menjadi Presiden Indonesia pertama, Fatmawati turut memegang peran dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Masyarakat Indonesia tentu tak asing dengan kisah Fatmawati yang membuat bendera untuk dinaikkan setelah proklamasi dibacakan. Bendera buatannya itu dinaikkan dengan diikuti dikumandangkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Perlu diketahui, Fatmawati tidak membuat bendera merah putih secara dadakan. Sejak sebelum diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945, Fatmawati sudah membuat bendera terlebih dahulu.

Awal mulanya, Jepang menjanjikan akan memberi kemerdekaan untuk Indonesia. Bendera merah putih boleh dikibarkan dan lagu Indonesia Raya pun boleh dinyanyikan. Karena itulah, Fatmawati merasa membutuhkan bendera untuk dikibarkan.

5. B.M. Diah

BM Diah dikenal sebagai seorang jurnalis yang mendirikan Surat Kabar Merdeka dan Indonesian Observer. Ia juga memiliki kontribusi penting dala. proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Kisah BM Diah terhubung erat dengan proses penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada awalnya, Sukarno menulis draf teks proklamasi di selembar kertas yang ia ambil dari buku. Draf tersebut selanjutnya diberikan kepada Sayuti Melik yang bertugas mengetikkan teks tersebut menggunakan mesin ketik. Selah pekerjaan mengetik selesai, kertas draf yang sudah tidak terpakai lagi tersebut dibuang ke dalam keranjang sampah.

BM Diah dengan kepekaannya terhadap pentingnya sejarah dan dokumentasi, mengambil inisiatif untuk memungut kembali secarik kertas draf teks proklamasi dari keranjang sampah. Meski dalam kondisi yang sudah tidak terlalu baik, kertas tersebut menjadi peninggalan berharga yang berhasil diselamatkan oleh BM Diah.

Tindakan BM Diah untuk menyimpan secarik kertas proklamasi tersebut ternyata memiliki arti yang sangat besar. Meskipun hanya berupa selembar kertas bekas, arsip ini menjadi bukti fisik dari momen bersejarah yang menjadi tonggak pendirian negara Indonesia.

6. Mendur Bersaudara

Pada pagi hari jelang proklamasi kemerdekaan Indonesia, Frans Mendur dan Alex Medsur pergi menuju kediaman Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Tujuannya, tentu saja menyaksikan momen bersejarah tersebut.

Namun bukan sekadar menyaksikan, keduanya mengabadikan momen proklamasi dengan kamera yang mereka bawa. Mereka memang bekerja sebagai fotografer.

Proklamasi sudah dilakukan, Indonesia sudah merdeka, foto-foto yang diinginkan Mendur bersaudara pun didapat. Namun, ada masalah besar setelahnya di mana negatif film hasil bidikan Alex dirampas dan dihancurkan oleh tentara Jepang.

Sementara itu, Frans punya acara agar tak bernasib seperti Alex. Ia menguburnya di bawah pohon di halaman kantor surat kabar Asia Raya.
Foto-foto proklamasi yang bisa dilihat sampai hari ini adalah karya Frans tersebut.

Dengan demikian, jelas bahwa Mendur bersaudara adalah orang yang berjasa mengabadikan momen-momen proklamasi untuk dilihat banyak orang.

Itulah beberapa orang selain Sukarno dan Hatta yang turut berjasa dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tentunya, ada pula banyak orang lain yang juga punya jasa besar. Sebagian dari mereka namanya tercatat dalam sejarah, dan sebagian lagi bisa jadi tidak.

Apa Yang Terjadi Jika AS Tidak Jatuhkan Bom Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki ?



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

AR
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini