Hutan Pinus Pengger, Destinasi Wisata Alam di Yogyakarta yang Artistik dan Filosofis

Hutan Pinus Pengger, Destinasi Wisata Alam di Yogyakarta yang Artistik dan Filosofis
info gambar utama

Mau menikmati wisata alam di Yogyakarta? Hutan Pinus Pengger bisa jadi pilihan destinasi untuk didatangi.

Hutan Pinus Pengger terletak di Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya tidak begitu jauh dari pusat Kota Yogyakarta, hanya berjarak kurang lebih 23km.

Untuk mencapainya pun tak sulit. Dengan kendaraan pribadi, Anda tinggal bergerak menuju ke arah timur Kota Yogyakarta dan menyusuri Jalan Wonosari, lalu berbelok ke Jalan Dlingo-Patuk dan terus ke arah Selatan.

Hutan Pinus Pengger adalah salah satu destinasi wisata di area yang disebut Mangunan. Selain Hutan Pinus Pengger, ada pula destinasi wisata lain seperti Puncak Becici, Bukit Lintang Sewu, dan Seribu Batu. Dengan demikian, pengunjung bisa turut menikmati destinasi wisata alam lain selain Hutan Pinus Pengger.

Hutan Pinus Pengger menyajikan hamparan hutan pinus yang hijaunya begitu memanjakan mata. Nuansa alami akan langsung terasa begitu pengunjung tiba hingga membuat betah berlama-lama di sana.

Asyiknya, Hutan Pinus Pengger tidak hanya bisa dinikmati pada siang hari. Pada malam hari, pengunjung bisa tetap datang untuk merasakan suasana di sana. Apalagi, karena Hutan Pinus Pengger berada di dataran tinggi, pengunjung dapat melihat pemandangan kelap-kelip lampu kota dari sana.

Menikmati Cantiknya Panorama Gunung di Embung Kledung Temanggung

Instalasi Seni nan Estetik

Berkunjung ke tempat wisata tentu kurang seru apabila tidak foto-foto. Lazim pula apabila pengunjung mencari-cari tempat foto yang estetik agar foto yang dihasilkan ciamik dan sedap dipandang.

Kabar baiknya, Hutan Pinus Pengger adalah tempat wisata yang sangat cocok dijadikan tempat berfoto ria. Sebab, di sana terdapat instalasi seni yang Instagramable dan tentunya bisa dimanfaatkan pengunjung.

Instalasi seni di Hutan Pinus Pengger tidak dibuat sembarangan. Pembuatannya sampai melibatkan konseptor dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Instalasi seni tersebut bertajuk Land Art dan terdiri dari enam karya yang indah.

Enam karya Land Art berwujud ranting lentur dari tanaman Saliara yang dibentuk dengan cara disilangkan dan dipilin sedemikian rupa hingga. Setiap karya juga memiliki nama dan filosofinya masing masing.

Nama karya dan filosofi karya tersebut sebagaimana dikutip dari laman Visiting Jogja yang dikelola Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:

1. Asuma Paduraksa (Gerbang spiritual menuju kawasan hutan yang tenang)

2. Sabrang Anindha (Dua gubuk kerucut dengan atap menyatu yang bermakna kepedulian pada sesama)

3. Marmati (Kubus tumpul dengan atap prisma yang menyimbolkan bahwa semua manusia pasti merasakan takut pada kematian)

4. Pancawara (Tangan manusia sebagai pelindung elemen-elemen alam untuk anak cucu)

5. Cetta Abhipraya (Tumpeng yang bermakna kesungguhan menuntut ilmu dan kesediaan berbagi ilmu dengan orang lain)

6. Reresik Jagad (Sapu yang artinya manusia harus menjaga kebersihan alam)

Air Terjun Dlundung, Destinasi Wisata Alam di Mojokerto yang Cocok Jadi Tempat Berkemah

Referensi:

  • https://visitingjogja.jogjaprov.go.id/37761/jagad-mangunan-pinus-pengger/
  • https://visitingjogja.jogjaprov.go.id/9528/menikmati-suasa-malam-di-pinus-pengger/
  • https://visitingjogja.jogjaprov.go.id/29619/selayang-pandang-mangunan/



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini