Gresik Kabupaten Andalan Produsen Kopiah

Ahmad Cholis Hamzah

Seorang mantan staf ahli bidang ekonomi kedutaan yang kini mengajar sebagai dosen dan aktif menjadi kolumnis di beberapa media nasional.

Gresik Kabupaten Andalan Produsen Kopiah
info gambar utama

Penulis senior GNFI

Sejak kecil saya tahunya Kabupaten Gresik itu memiliki ikon produk perikanan Bandeng dan Kopiah, atau peci atau songkok. Khusus kopiah nampaknya Gresik menjadi salah satu produsen andalan nasional di industri tutup kepala ini. Sehingga kalau saya memakai kopiah buatan Gresik ibaratnya mengenakan arloji buatan Swiss karena mutunya yang bagus.

Sebenarnya Songkok, peci, atau kopiah adalah topi yang banyak dipakai di Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan, paling umum di kalangan pria Muslim. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, songkok adalah penutup kepala kaum lelaki yang terbuat dari bahan kain beludru.

Peci, yang kata Soekarno berasal dari bahasa Belanda,”pet” berarti kopiah dan ”je” berarti kecil, pada akhirnya menjadi lambang nasionalisme. Pemaknaan peci berubah, dari identitas rakyat jelata menjadi simbol perjuangan, nasionalisme, dan merakyat.

Presiden pertama Indonesia ini dimana-mana termasuk ke luar negeri selalu memakai kopiah ini sebagai simbol nasionalisme Indonesia. Ia disebut "songkok" di semenanjung Melayu. Sedangkan di Jawa disebut "kopiah" atau "kopeah". Ini juga dikenal luas di Indonesia sebagai "peci", meskipun peci memiliki bentuk yang lebih elips dan kadang-kadang dihiasi.

Saya sering melihat berita TV internasional tentang perkembangan sosial politik ekonomi negara-negara dibenua Afrika, dalam berbagai tayangan tentang pertemuan kepala-kepala negara Afrika saya melihat beberapa pejabat tinggi nya memakai kopiah khas Indonesia.

Saya tidak tahu apakah ada produsen kopiah di Afrika atau para pejabat Afrika yang memakai kopiah itu pernah ke Indonesia dan membelinya di negeri ini. (kalau mantan pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela yang selalu mengenakan baju batik itu ternyata mendapatkan hadiah baju batik dari presiden RI ke 2 yakni Jenderal Soeharto).

Di berbagai kabupaten di Indonesia ini ada banyak produsen kopiah, namun yang lebih dikenal adalah kabupaten Gresik sebagai produsen utama kopiah dimana banyak desa dan kampungnya memiliki pengrajin kopiah ini.

Misalnya kampung Belandongan yang merupakan kawasan memprroduksi kopiah dengan lebih dari 500 UKM. Lalu, Kampung Sukodono yang selalu disibukkan dengan pekerjaan membuat songkok tradisional. Apalagi di bulan puasa menjelang lebaran banyaknya order yang masuk membuat para perajin kewalahan.

Bahkan, tak jarang mereka terpaksa menolak sebagian permintaan atau pesanan peci lantaran keterbatasan modal maupun tenaga kerja. Di Kampung Sukodono ini, terdapat ratusan industri kerajinan songkok tradisonal.

Tak tanggung-tanggung, seorang pengrajin biasanya memiliki lebih dari satu merek. Sementara sasaran pasar songkok tradisional adalah kalangan menengah ke bawah. Karenanya harganya sangat murah. Untuk kualitas rendah, peci hitam itu dilepas seharga Rp55 ribu per kodi atau 20 buah. Sedangkan untuk kualitas yang baik dihargai senilai Rp210 ribu per kodi. Ada lagi desa Kemuteran meskipun desa kecil namun 85 persen penduduknya berkecimpung di industri kopiah.

Tetangga kabupaten Gresik yaitu kabupaten Lamongan yang terkenal dengan Soto Lamongan itu juga ada banyak produsen kopiah, tentu tidak sebanyak yang di Gresik.

Para pengrajin produk kopiah di negeri ini terutama kabupaten Gresik patut bangga karena kopiah menjadi penutup kepala yang dipakai di berbagai event, tidak hanya acara-acara keagaman, namun juga di acara-acara resmi kenegaraan, acara diplomatik, bahkan para pemuda Indonesia yang mengikuti ajang kompetisi internasionalpun memakai kopiah sebagai simbol mereka adalah utusan dari Indonesia.

Namun sebaliknya para pengrajin kopiah itu memilik perasaan yang sama dengan kebanyakan masyarakat umum bila kopiah dipakai oleh para narapidana, penjahat kambuhan, para koruptor pencuri uang rakyat, pembunuh dsb. bila berada di Pengadilan banyak yang memakai kopiah sekadar upayanya memberi kesan bahwa mereka itu orang-orang “baik dan religius”.

Kopiah Resam dari Bangka, Kerajinan yang Ramah Lingkungan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini