Musim kemarau menjadi waktu yang paling ingin dihindari oleh petani - petani di wilayah tertentu, seperti di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya pasokan air yang dapat digunakan untuk aktivitas sehari - hari, seperti menyiram ladang pertanian mereka. Minimnya pasokan air yang terjadi dalam jangka panjang akan menjadi sebuah masalah baru di daerah yang mayoritas mencari penghasilan dari bertani.
Di sisi lain, ketika musim penghujan datang, Dataran Tinggi Dieng, termasuk Desa Dieng, dilanda bencana air lainnya, yaitu banjir. Penyempitan saluran air dan penyumbatan saluran air akibat sampah yang menumpuk menyebabkan timbulnya luapan yang menggenangi jalan - jalan di Desa Dieng.
Kendala yang terjadi terkait pengelolaan sumber daya air di Desa Dieng menarik perhatian tim KKN-PPM UGM Unit JT-134 untuk dapat membantu mengurai permasalahan tersebut dengan menerapkan pembelajaran yang sudah didapat di bangku perkuliahan.
Pada tanggal 13 Juli 2023, tim KKN-PPM UGM Unit JT-134 melakukan pemasangan alat takar hujan sederhana (ATHUS) di tempat pengabdian mereka yang berlokasi di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Hujan Meteor Perseid Hiasi Langit pada 13 Agustus 2023, Ini Cara melihatnya
Pemasangan alat tersebut merupakan perwujudan dari komitmen tim KKN-PPM UGM Unit JT-134 untuk dapat meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan sumber daya air di suatu daerah dengan menghadirkan pos pengukur hujan di Desa Dieng.
Dalam menjalankan komitmen dalam mengelola sumber daya lahan, terutama sumber daya air di Desa Dieng, tim KKN-PPM UGM Unit JT-134 menggandeng beberapa pihak ketiga sebagai kolaborator, seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk pengadaan ATHUS.
ATHUS akan digunakan untuk mengukur curah hujan di Desa Dieng, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Wonosob. Fungsinya untuk pembangunan fasilitas penunjang dan pengumpulan hasil pencatatan. SD Negeri Dieng ditunjuk sebagai lokasi penempatan ATHUS di Desa Dieng.
Pada pelaksanaannya, pemasangan ATHUS yang dilakukan oleh tim KKN-PPM UGM Unit JT-134 akan melibatkan masyarakat setempat berkaitan dengan pencatatan curah hujan yang terjadi serta pelaporannya.
Lokasi pemasangan yang bertempat di SD Negeri Dieng juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan edukasi kepada siswa/i usia sekolah dasar terkait cara penggunaan dan pencatatan data hujan. Selain itu, ATHUS juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran oleh sekolah dalam menyampaikan materi terkait hidrologi atau bidang ilmu keairan.
ATHUS merupakan sebuah alat penakar hujan dalam bentuk paling sederhana sehingga dapat dibuat dan digunakan oleh semua orang tanpa memerlukan keahlian khusus sekalipun. Pada dasarnya, ATHUS menjadi salah satu media utama untuk mendapatkan data hujan primer di suatu wilayah tertentu.
Ir. Hunggul Yudono, M. Si, peneliti BRIN, menyebutkan bahwa data hujan di suatu daerah menjadi faktor penting yang dapat menentukan perencanaan pembangunan di suatu daerah. Oleh karena itu, pemasangan ATHUS menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan data hujan di suatu daerah.
Dalam jangka panjang, pemasangan ATHUS di Desa Dieng dan pencatatan data hujan yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menyelesaikan permasalahan kekeringan yang melanda di kala musim kemarau datang. Selain itu, data tersebut juga dapat dianalisis untuk menemukan solusi dari permasalahan banjir di Desa Dieng.
7 Fakta Menarik Hutan Hujan Tropis yang Perlu Kawan Ketahui
Pemasangan ATHUS di Desa Dieng diharapkan dapat bermanfaat dalam menghasilkan data hujan di Desa Dieng yang akurat, sehingga data tersebut dapat dijadikan acuan dalam menghadirkan solusi yang terbaik dalam mengelola potensi sumber daya air di Desa Dieng.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
