Perlawanan Pangeran Kornel kepada Daendels yang Terekam di Cadas Pangeran

Perlawanan Pangeran Kornel kepada Daendels yang Terekam di Cadas Pangeran
info gambar utama

Sumedang, Jawa Barat tak hanya tersohor dengan kekhasan rasa tahunya. Tetapi sejarah mencatat peristiwa yang tak kalah fenomenal yaitu perlawanan rakyat Sumedang terhadap Pemerintah Kolonial Belanda melalui Bupati Pangeran Kusumadinata IX.

Bupati yang dikenal dengan nama Pangeran Kornel (1791-1828) ini secara terbuka menentang Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang tengah menginspeksi pembangunan Jalan Raya Pos.

Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar, Desa Canggih yang Punya Stasiun TV

“Di wilayah Sumedang, Pangeran Kornel menyambut Daendels di ruas gunung cadas dengan sikap menantang,” jelas Dwi Erianto dalam Jejak Nasionalisme Sumedang (1): Kesadaran Rakyat Melawan yang dimuat Kompas.

Disebutkan oleh Dwi Erianto, Pangeran Kornel mengulurkan tangan kirinya untuk bersalaman, sedangkan tangan kanannya menggenggam keris. Sikap itu merupakan protes atas banyaknya rakyat Sumedang yang tewas dan sakit akibat kerja rodi.

“Tempat itu pun dikenal dengan nama Cadas Pangeran. Nama itu merefleksikan watak keras atau cadas Pangeran Kornel,” paparnya.

Dibuatkan patung

Karena kebanggaan masyarakat Sumedang kepada Pangeran Kornel saat ini di antara ruas jalan baru dan jalan lama Cadas Pangeran dibangun patung. Patung perunggu setinggi sekitar 2,5 meter itu menggambarkan pertemuan antara Pangeran Kornel dan Daendels.

Patung yang diresmikan pada tahun 2011 itu menggantikan patung Pangeran Kornel yang dibuat tahun 1980-an. Kini patung lama itu ditempatkan di Kampus Universitas Winaya Mukti Tanjungsari, Sumedang.

Penempatan patung lama itu menuai protes dari sejumlah warga Sumedang. Mereka meminta agar patung lama itu dipindah ke halaman Gedung Negara Pemerintah Kabupaten Sumedang karena jasa seorang Pangeran Kornel.

Desa Wisata di Sukabumi Ini Punya Tanaman dengan Kandungan Super yang Terancam Punah

Rakyat memang terkesan dengan sosok Pangeran Kornel karena sangat tahu kehidupan orang bawah. Dirinya pernah menjadi seorang petani kopi di Cianjur saat melarikan diri ke daerah tersebut.

“Pengalaman itu diterapkannya di Sumedang saat menjadi bupati. Dia tercatat berhasil memperluas dan meningkatkan produksi kopi dari 2.500 pikul menjadi 15.000 pikul.

Dipertanyakan faktanya

Walau begitu kisah Cadas Pangeran sebagai peristiwa sejarah dipertanyakan beragam pihak. Kisah itu dianggap mitos agar tumbuh identitas lokal terutama pada masa-masa awal kemerdekaan.

Djoko Marihandono dalam Mendekonstruksi Mitos Pembangunan Jalan Raya Cadas Pangeran 1808: Komparasi Sejarah dan Tradisi Lisan mempertanyakan mungkinkah Daendels membiarkan bupati melawan kebijakannya.

Pasalnya Daendels terkenal suka melibas semua yang menentangnya, contohnya adalah Sultan Banten. Apalagi ketika itu, Pangeran Kornel dianggap masih cukup muda yakni berumur 20 tahun.

Kisah Para Pemburu Gigi Hiu Megalodon yang Dihargai Ratusan Juta

Hal ini ditambah pada Prasasti di Cadas Pangeran disebutkan kawasan itu dibobok pada 26 November 1811 dan selesai 12 Maret 1812. Di sisi lain Daendels meninggalkan Hindia Belanda pada 29 Juni 1811.

Meski demikian, pemerhati sejarah Sumedang Gunawan Suria Danu meyakini bahwa pejabat Belanda dalam peristiwa Cadas Pangeran adalah Daendels. Hal ini berdasarkan catatan dari Pemerintah Belanda soal Pangeran Kornel.

“Yang menilai Pangeran Kornel adalah seorang bupati yang bijak, tegas, dan berani.”

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini