Mitologi Warak Ngendog, Hewan yang Simbolkan Toleransi dari Semarang

Mitologi Warak Ngendog, Hewan yang Simbolkan Toleransi dari Semarang
info gambar utama

Masyarakat Semarang, Jawa Tengah sudah tidak asing dengan binatang mitologi Warak Ngendog. Binatang yang merupakan gabungan dari tiga hewan ini sudah menjadi ikon khas Kota Semarang.

Dimuat dari Liputan6, Warak Ngendog dulu terkenal sebagai hewan mitologi yang sakti oleh warga Semarang. Wujud dari Warak Ngendog ini adalah perpaduan dari kambing, naga, dan juga burak.

Ternyata perwujudan dari hewan mitologi ini mempresentasikan simbol budaya tiga etnis warga, yaitu etnis Jawa melalui wujud badan kambing, etnis Arab melalui perupaan leher unta, dan etnis China melalui perupaan kepala naga.

Kota Semarang dan Fesyen Sebagai Ekonomi Kreatif Unggulan

Hingga kini belum ada penelitian yang menyebutkan secara pasti kapan kali pertama Warak Ngendog itu muncul. Ada yang menyebutnya muncul pada Tradisi Dugderan pada 1888, atau saat bupati pertama.

“Sampai saat ini belum ada sejarah menyebut itu,” ucap Pengamat Sejarah Kota Semarang, Rukardi yang dimuat Solopos.

Penyebar agama Islam

Nama Warak Ngendog berasal dari dua kata, yaitu warak yang berasal dari bahasa Arab “Wara’I” yang berarti suci. Sedangkan ngendog yang dalam bahasa Jawa mempunyai arti yakni bertelur.

Dengan begitu, secara harfiah Warak Ngendog berarti badak yang bertelur. Gabungan dua kata tersebut kemudian diartikan siapa saja yang menahan diri dari perbuatan tidak baik nantinya akan mendapatkan pahala.

“Dua kata tersebut kemudian diartikan sebagai siapa saja yang bisa menjaga kesucian di bulan Ramadan kelak di akhir bulan akan mendapatkan pahala,” jelasnya.

Ereveld Kalibanteng, Berpetualang di Memoar Masa Perang

Dikatakannya bahwa mitologi Warak Ngendog sudah berkembang sejak awal mula berdirinya Kota Semarang oleh Ki Ageng Pandan Arang. Dirinya mengajarkan Islam dengan menggunakan kebudayaan lokal.

“Sejak saat itu, Warak Ngendok menjadi bagian dari cerita mitologi masyarakat Semarang,” paparnya

Ikon kota Semarang

Karena itulah Warak Ngendog telah menjadi ikon Khas Kota Semarang yang selalu tampil dalam acara Dugderan, yakni tradisi masyarakat Semarang saat ingin menyambut bulan suci Ramadhan.

Kirab budaya Warak Ngendog menjadi satu dari tiga agenda utama tradisi Dugderan yang masih dilestarikan masyarakat Semarang hingga kini. Dalam perayaan Dugderan, Warak Ngendog berukuran besar akan diarak keliling kota Semarang.

Tahu Pong, Kuliner Wajib Ketika ke Semarang

Selain itu ada juga yang berukuran lebih kecil berupa mainan anak-anak. Mainan khas ini banyak dijual di pasar Dugderan yang ada selama perayaan berlangsung. Sehingga telah menjadi bagian erat masyarakat Semarang.

Warak Ngendog yang menjadi simbol kerukunan tiga etnis di Semarang dijadikan monumen di salah satu taman di Jalan Pandanaran. Lokasi tepatnya di pertigaan antara Jalan Pandanaran dan M.H Thamrin, Kota Semarang.

Referensi:

  • Solopos, Sejarah dan Makna Warak Ngendok, Binatang Mitologi yang Jadi Ikon Kota Semarang
    https://jateng.solopos.com/sejarah-dan-makna-warak-ngendok-binatang-mitologi-yang-jadi-ikon-kota-semarang-1582132/amp

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini