Encobrick Russell : Lestari Indonesia Hijau Tanpa Takut Sampah Plastik

Encobrick Russell : Lestari Indonesia Hijau Tanpa Takut  Sampah Plastik
info gambar utama

“Entrepreneur mengubah sampah plastik menjadi berlian.”

Seperti kawan GNFI ketahui, tidak ada satupun negara yang di dalamnya tidak terdapat kegiatan produsen dan konsumen, karena hakikat manusia untuk bertahan hidup adalah memproduksi dan juga mengonsumsi.

Dalam hal ini, produsen tidak dapat terlepas dari plastik yang digunakan sebagai wadah, kemasan dan lain sebagainya untuk memudahkan para konsumen. Namun, sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang membutuhkan ratusan tahun untuk dapat terurai, sehingga berbahaya bagi lingkungan jika dalam penggunaannya tidak diminimalisir.

Merdeka Belajar Kampus Merdeka Buka Peluang Kolaborasi dengan Inggris

Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat setelah China, India dan Amerika Serikat. Hal ini menjadikan Indonesia tercatat salah satu negara yang memproduksi dan mengkonsumsi sampah plastik terbanyak ke-2 setelah China.

Sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per-tahun, di mana 3,2 juta ton dari jumlah tersebut dibuang ke laut. Tercatat bahwa sampah plastik yang dibuang di lingkungan adalah sebanyak 10 miliar per-tahun atau jika diakumulasikan sebanyak 85.000 ton sampah kantong plastik.

Untuk itulah, sampah plastik menjadi salah satu permasalahan yang mendesak Indonesia. Permasalahan ini harus secepatnya diatas, karena selain mengancam lingkungan, sampah plastik juga dapat mengancam kelangsungan hidup makhluk yang tinggal di dalamnya, tidak hanya hewan tetapi juga manusia.

Pada saat ini, dalam penanggulangan sampah plastik pemerintah menggunakan metode yang sering dibumikan dalam pembelajaran prakarya di setiap sekolah yaitu 3R (reduce, reuse, recycle). Reduce artinya mengurangi penggunaan produk sampah plastik, reuse adalah menggunakan produk yang dapat digunakan kembali dan recycle adalah mendaur ulang sampah plastik yang telah digunakan.

Hal ini dilakukan pemerintah agar sampah plastik dapat diminimalisir dengan menjadikan sebuah produk baru yang memiliki nilai jual. Selain itu, tujuan utama pemerintah membumikan ini adalah agar lingkungan Indonesia bersih kembali dengan tumbuh-tumbuhan yang segar dan hijau.

Namun, metode ini tidak dapat sepenuhnya dijalankan oleh setiap masyarakat Indonesia karena banyak dari masyarakat Indonesia yang belum dapat terpisahkan dengan penggunaan plastik dan kebanyakan dari mereka tidak memiliki keterampilan dalam mengolah sampah. Mereka lebih banyak meminimalisir plastik dengan cara membakar, yang mana ini dapat semakin memperparah keadaan karena dengan tidak disadari dapat menyebabkan polusi beracun.

“Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.” Saat ini telah hadir pengembangan inovasi recycle untuk dapat meminimalisir permasalahan sampah plastik dan dapat dengan mudah menarik masyarakat untuk membumikan inovasi ini. Inovasi ini diberi nama “Ecobrick.”

Sebenarnya, Ecobrick sudah mulai terkenal dan diterapkan di sebagian daerah Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui Ecobrick secara pasti dan jelas.

Kisah Gedung Balai Pemuda, Tempat Gaul Para Elite Kolonial di Surabaya

Ecobrick adalah sebuah inovasi baru yang digagas oleh seniman professional dari Kanada yaitu Russell Maier dan di Indonesia bekerja sama dengan Ani Himawati sebagai instruktur Ecobrick Indonesia. Sebagai seorang seniman, ketika Russel mengunjungi Filipina, ia menemukan beragam sampah plastik yang cukup banyak.

Hal ini membuat Russell mencoba membuat berbagai barang untuk dapat meminimalisir sampah plastik tersebut, sehingga munculah inovasi Ecobrick. Ecobrick dibuat dengan cara yang simpel, mudah dan hanya membutuhkan satu alat yaitu tongkat/kayu atau sejenisnya yang digunakan untuk memadatkan Ecobrick.

Ecobrick hanya dibuat dengan memasukkan sampah plastik yang sudah bersih dan kering ke dalam botol bekas hingga penuh dan padat, kemudian beberapa botol yang telah diisi oleh sampah plastik tersebut digabungkan dan dapat dijadikan sebagai meja, kursi hingga konstruksi bangunan.

Dengan ini, kawan GNFI mari kita mulai mincantai lingkungan kita dengan membuat inovasi dan karya melalui Ecibrick Russell.

Misteri Watu Sigong, Situs Batu dari Mataram Kuno yang Mirip Gamelan

Sumber:

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1976/menjadi-crazy-rich-dengan-bank-sampah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini