Keindahan Tari Katrili dari Minahasa yang Berpadu dengan Gaya Eropa

Keindahan Tari Katrili dari Minahasa yang Berpadu dengan Gaya Eropa
info gambar utama

Kesenian tari telah menjadi bagian masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara sejak zaman purba. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kepercayaan kepada Dewa Penari yang dikenal dengan nama Ruwintuwu.

Persinggungan antara kepercayaan terhadap Dewi Penari dengan Dewi Kesuburan inilah yang melahirkan berbagai kesenian tradisional. Hal ini memang lekat hubungannya dengan corak kehidupan masyarakat Minahasa yang agraris.

Tari Remo dari Jombang yang Menjadi Tradisi dalam Budaya Penyambutan Tamu

Tetapi tidak semua tari tradisional Minahasa berhubungan dengan corak hidup masyarakatnya yang agraris. Tari Katrili misalnya yang kerap dipentaskan oleh anak muda merupakan hasil persinggungan budaya Minahasa dengan Eropa.

Kata Katrili berasal dari bahasa Eropa yakni Quadrille yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat sehingga namanya berubah menjadi Katrili. Tarian ini memiliki dua jenis langkah dalam tarian yakni Gallop dan Waltz.

Langkah tari katrili

Pada buku Sejarah dan Kebudayaan Minahasa karya Jessy Wenas dijelaskan bahwa tari Katrili memiliki dua jenis langkah, yakni Waltz irama ¾ dan Gallop langkah 2/4 dengan aba-aba komando dilakukan oleh pemimpin tari dalam bahasa Prancis.

Dalam catatan sejarah, tari Katrili diduga berasal dari tarian Lalaya’na ne Kawasaran yakni tarian yang penarinya membuat dua baris dan saling berhadapan untuk membentuk formasi hingga bertukar tempat.

Tari Gending Sriwijaya, Tari Penyambutan Dari Palembang

Pada masa pendudukan Spanyol di Minahasa, tarian adat ini berubah menjadi tarian pergaulan yang disebut dengan Lansee. Di mana pasangan penari dan wanita saling berputar dan bertukar posisi/

“Tari Katrili merupakan tari yang menggambarkan kesetian, lebih dari itu, tarian ini juga merupakan representasi dari masyarakat Sulawesi Utara yang terbuka dalam menyambut tamu yang datang,” paparnya.

Lekat kebudayaan Eropa

Berdasarkan kostum, terlihat para penari baik laki-laki dan perempuan lekat dengan kebudayaan Eropa. Seorang penari bertugas sebagai Katapel, yaitu komando tari yang selalu mengeluarkan aba-aba kepada para penari.

“Pada masa Spanyol di Minahasa, aba-aba yang keluar dari Katapel menggunakan bahasa Portugis dan Spanyol,” ucap Wenas.

Sementara dari segi musik, tari Katrili diiringi oleh musik tradisional Minahasa. Beberapa kelompok tari di Minahasa juga kerap menggunakan suara kolintang sebagai musik pengiring pertunjukannya.

Tim Penari Indonesia Boyong Emas dan Perak dalam Asia Arts Festival ke-10 2023 Singapura

“Meski demikian, saat ini kebanyakan pementasan tari Katrili lebih memilih rekaman digital sebagai musik pengiringnya,” jelasnya.

Kini tari Katrili oleh masyarakat Minahasa kerap dijadikan sebagai tarian muda-mudi yang dipentaskan dalam berbagai hajat, seperti perhelatan kebudayaan dan penyambutan tamu yang dianggap agung.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini