Menuju Hilirisasi Silika dengan Potensinya yang Besar untuk Bahan Semikonduktor

Menuju Hilirisasi Silika dengan Potensinya yang Besar untuk Bahan Semikonduktor
info gambar utama

Pengembangan komoditas silika ke tahap hilirisasi menjanjikan peluang besar sebagai bahan baku dalam industri semikonduktor. Industri ini memiliki prospek sebagai penghasil devisa dan pencipta lapangan kerja yang besar.

Ignatius Warsito, Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri, menyoroti pentingnya Indonesia untuk mendorong hilirisasi silika menjadi wafer silikon berbasis Solar Grade Silicon (SGS) dan Electronic Grade Silicon (EGS).

Kementerian Perindustrian pun berperan aktif dalam mendorong langkah hilirisasi komoditas ini, diperkuat oleh keberadaan sumber daya pasir kuarsa yang melimpah di Indonesia. Potensi ini menjadi alasan utama untuk menggerakkan perkembangan sektor industri hulu dan industri antara.

“Wafer silikon merupakan material building block bagi industri semikonduktor dan sel surya, namun saat ini industri yang mengolah silika hingga menjadi wafer silikon solar grade belum tersedia di Indonesia,” ujar Ignatius dikutip dari keterangan tertulis.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengkaji perkembangan hilirisasi silika. Melalui kegiatan FGD ini, diharapkan akan diperoleh kontribusi berharga dan rekomendasi kebijakan yang akan membantu dalam perancangan roadmap industri wafer silikon.

Sebagai tahap awal, Kemenperin aktif dalam upaya pengumpulan informasi, masukan, serta pandangan-pandangan yang dapat mempercepat proses pengembangan hilirisasi silika.

Kementerian Perindustrian juga tengah mempersiapkan Rencana Aksi Kebijakan Hilirisasi Komoditas Silika/Kuarsa. Ini dimulai dengan penyusunan draf Roadmap Hilirisasi Silika menjadi Wafer Silikon Tahun 2025 – 2035 dalam rangka mendukung kemandirian industri PVModule & Semikonduktor. Proses penyusunan ini dijadwalkan dimulai pada tahun ini.

Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah finalisasi penyusunan Roadmap Hilirisasi Silika menjadi Wafer Silikon Tahun 2025 - 2035 yang akan dimulai pada tahun 2024, dan akan diikuti oleh penyusunan peraturan Menteri Perindustrian yang terkait dengan roadmap ini.

Cadangan Nikel RI Tinggal 5,3 Miliar Ton, Habis dalam 15 Tahun?

Kemandirian industri PV

Dukungan terhadap kemandirian industri photovoltaic (PV) module dan semikonduktor di dalam negeri melalui hilirisasi silika menjadi wafer silikon jadi tujuan utama. Untuk mewujudkannya, sejumlah langkah krusial diperlukan, termasuk penyusunan roadmap industri wafer silikon yang komprehensif dan perencanaan pohon industri yang terintegrasi.

Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki 328 perusahaan yang bergerak dalam pencadangan pasir silika, dengan 98 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) serta 82 pemegang IUP Eksplorasi. Pada tahun 2021, produksi pasir silika mencapai 2,01 juta meter kubik, dengan total cadangan mencapai 330 juta ton.

Lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi tambang pasir silika terletak di Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat, sementara potensi lainnya juga tidak dapat diabaikan.

Lalu, data dari Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kementerian Perindustrian mencatat adanya 21 perusahaan pengolahan pasir silika dengan kapasitas terpasang mencapai 738.536 ton per tahun (tpy). Pada tahun 2022, sembilan perusahaan berhasil memproduksi sekitar 404.755 ton pasir silika.

Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKBGNL) Kementerian Perindustrian, Wiwik Pudjiastuti, menjelaskan bahwa dari sembilan perusahaan yang beroperasi di Jawa dan Kalimantan, penggunaan fasilitas produksi mencapai 68,48%. Jenis produk yang masih diminati termasuk pasir silika, tepung silika, dan resin coated sand.

“Sedangkan Kuarsit total sumber dayanya sebesar 297 juta ton dan lokasi utama potensi penambangannya ada di Aceh,’’ jelas Wiwik.

Potensinya sebagai bahan baku dalam industri PV dan semikonduktor sebagaiamana bersumber dari data BPS tahun 2022 pun mengungkapkan penggantian impor memiliki nilai yang signifikan. Nilai penggantian impor mencapai USD17,7 Juta untuk Wafer Silikon, USD120 Juta untuk produk semikonduktor, USD6,2 Juta untuk solar cell yang tidak dirakit, dan mencapai USD65,9 Juta untuk solar cell yang sudah dirakit.

“Apabila bisa disiapkan di dalam negeri, tentunya ini menjadi potensi yang sangat besar untuk Indonesia, sehingga potensi-potensi substitusi impor produk olahan silika sebagai bahan baku industri PV dan semikonduktor tersebut dapat diraih,” tutur Wiwik.

Jurus RI Menuju NZE, Produksi Hidrogen hingga Pakai Energi Nuklir

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini