Istana Balla Lompoa, Rumah bagi Raja Gowa yang Kian Terabaikan

Istana Balla Lompoa, Rumah bagi Raja Gowa yang Kian Terabaikan
info gambar utama

Istana Balla Lompoa merupakan sisa peninggalan Kerajaan Gowa yang masih tersisa. Bangunan berbentuk rumah panggung berwarna coklat yang seluruhnya terbuat dari kayu tampak masih kokoh berdiri.

Dari luar, tampak jelas usia bangunan ini tak lagi muda. Di bagian depan rumah tertulis Museum Istana Balla Lompoa yang memiliki arti rumah besar atau rumah kebesaran. Sekarang istana ini memang telah jadi museum.

Masjid Tua Katangka : Saksi Bisu Sejarah Penyebaran Islam di Kerajaan Gowa Akhir Abad 16

“Beginilah museum ini, setiap hari begini-begini saja. Biasa ramai kalau ada acara atau ada tamu khusus. Kalau pengunjung harian tidak banyak. Lagi pula banyak yang masih takut kalau datang sendiri. Soalnya, banyak pengunjung yang mengaku melihat dan merasakan sesuatu atau hal gaib bila naik ke (bagian bangunan) atas,” ungkap Kepala Museum Balla Lompoa A Makmum Bau Tayang yang dimuat Kompas.

Beberapa peninggalan Kerajaan Gowa memang tersimpan rapi di Istana Balla Lompoa, seperti mahkota, bendera, tombak, payung, dan lainnya. Ada juga simbol kerajaan seperti pakaian raja dan naskah lontar.

Istana Balla Lompoa

Istana Balla Lompoa dibangun tahun 1936 pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-31, Mangngi-mangngi Daeng Matutu. Balla Lompoa pernah ditempati oleh dua raja, yaitu I Mangngi-mangngi Daeng Matutu dan Raja Gowa ke 32 Idjo Daeng Mattawang.

“Sebelum Istana Balla Lompoa dibangun, raja sebelumnya Andi Makkulau menggunakan rumah kediamannya di Jalan Kumala Makassar sebagai istana,” tulisnya.

Somba Opu: Benteng Paling Sulit Ditaklukkan oleh Kompeni Belanda

Kompleks Istana Balla Lompoa memiliki luas sekitar satu hektare yang dibatasi dengan pagar tembok tinggi. Bangunan istana merupakan gabungan dari bangunan-bangunan utama dan pendukung yang saling terhubung.

Bangunan utama berukuran 60 x 40 meter dan ruang penerima tamu berukuran 40 x 4,5 meter. Seluruh bangunan terbuat dari kayu ulin atau kayu besi, begitu pula seluruh atapnya, sehingga bangunan istana ini dijamin handal menghadapi ganasnya cuaca.

Minim pengunjung

Walau merupakan peninggalan Kerajaan Gowa yang masih utuh dan benar-benar pernah ditinggali para raja, nasib Balla Lompoa sungguh merana. Istana ini praktis tidak ditempati oleh para keluarga bangsawan.

Keberadaan Istana Balla Lompoa pun kalah pamor dengan Benteng Fort Rotterdam. Bahkan dibanding Istana Tamalate yang terlihat megah dan kokoh walau hanya replika, Istana Balla Lompoa seperti tak berarti.

Fort Rotterdam; Saksi Sejarah Perkembangan Makassar

Masyarakat pun lebih suka melihat koleksi peninggalan Kerajaan Gowa di Museum La Galigo di Benteng Fort Rotterdam yang hanya replika daripada koleksi aslinya. Pengelola pun tengah berusaha meningkatkan kunjungan wisata.

“Untuk yang terkait dengan wisata, misalnya, kami punya rencana untuk membuat beberapa kegiatan di istana ini yang bisa dijual kepada wisatawan. Misalnya saja profesi penerimaan tamu dan perjamuan ala raja-raja dulu yang pernah berdiam di istana ini,” papar A Kumala Idjo, anak keenam Raja Gowa ke 32.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini