Baru Buka, Bursa Karbon RI Langsung Raup Rp32 Miliar

Baru Buka, Bursa Karbon RI Langsung Raup Rp32 Miliar
info gambar utama

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan Bursa Karbon pertama di Indonesia atau IDX Carbon, Selasa pagi (26/9/2023). Saat perdagangan baru dibuka, Bursa Efek Indonesia (BEI)—sebagai penyelenggara bursa karbon—menerima 13 transaksi.

Sebanyak 459.914 ton CO2 ekuivalen berhasil diperdagangkan hingga pukul 09.30 WIB. Harga rata-rata saat itu tercatat Rp69.600 per unit karbon. Jika mengacu pada harga tersebut, maka total transaksi karbon pada pembukaan perdagangan mencapai Rp32,01 miliar. Nilai ini terus bertambah dan belum termasuk biaya transaksi yang dipatok bursa.

Pada perdagangan perdana ini, Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) bertindak sebagai Penyedia Unit Karbon dari Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk di Sulawesi Utara.

“Tapi yang pasti, 459.914 itu volume di bawahnya ditulis sumbernya dari PLTP panas bumi yang ada di Lahendong itu unit karbon yang diperdagangkan,” ungkap Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar di Main Hall BEI.

Bursa Karbon Resmi Meluncur, Jokowi: Potensi Rp3.000 Triliun

Menurut catatan IDXCarbon, hingga pukul 11.30 WIB, perdagangan karbon telah menghasilkan 27 transaksi dengan volume 459.953 ton CO2 ekuivalen.

Daftar perusahaan pembeli pertama Unit Karbon pada perdagangan perdana ini antara lain: PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk​, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas (bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk).

Kemudian, PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Hulu Energi​, PT Pertamina Patra Niaga, PT Truclimate Dekarbonisasi Indonesia, serta PT Udara untuk Semua (Fairatmos).

“IDXCarbon berupaya untuk memberikan transparansi, keandalan, dan keamanan dalam memberikan solusi terbaik bagi perdagangan karbon di Indonesia sehingga tercipta perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien,” ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam keterangan tertulis.

Punya 17 Ribu GW EBT, Mampukah ASEAN Capai Nol Emisi Karbon?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini