Cegah Kekerasan Seksual pada Anak, Mahasiswa UPN Jawa Timur Gelar Sosialisasi di Desa Laweyan, Probolinggo

Cegah Kekerasan Seksual pada Anak, Mahasiswa UPN Jawa Timur Gelar Sosialisasi di Desa Laweyan, Probolinggo
info gambar utama

Program Bina Desa merupakan salah satu program yang diciptakan oleh Program Studi Administrasi Publik (PSAP) UPN Veteran Jawa Timur dengan menerjunkan mahasiswa dan mahasiswinya secara langsung di tengah masyarakat.

Tentu dengan diterjunkannya secara langsung, PSAP berharap mahasiswa Administrasi Publik dapat menemukan solusi dari masalah yang dihadapi oleh masyarakat di desa tersebut. Salah satu desa yang di pilih sebagai tempat penerjunan adalah Desa Laweyan, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.

Selama enam minggu penerjunan, salah satu masalah di Desa Laweyan yang sesuai dengan pemaparan dari Kepala sekolah SDN Laweyan 2 dan 3, Agustin Nur Laili adalah anak SD saat ini kurang mendapatkan edukasi mengenai seksualitas sehingga terkadang ditemukan beberapa anak yang menyimpan foto atau video porno di ponsel dan masih adanya perilaku yang mengarah ke seksualitas.

Di sisi lain, orang tua masing-masing siswa juga kurang mengedukasi anaknya terkait seksualitas. Oleh karena itu, mahasiswa MBKM Bina Desa UPN Veteran Jawa Timur mengadakan sosialisasi dan edukasi mengenai kekerasan seksual pada anak di beberapa institusi pendidikan yang berlokasi di Desa Laweyan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sekolah yang hadir di antaranya SDN Laweyan 1, 2, dan 3 dengan sasaran semua tingkatan kelas. Kegiatan ini dilakukan selama beberapa hari dengan pembagian jadwal pada Selasa, 26 September 2023, dilanjutkan pada Rabu, 27 September 2023 di SDN Laweyan 2, dan sosialisasi terakhir diadakan pada Sabtu, 30 September 2023 di SDN Laweyan 1.

Baca juga: Child Grooming, Bentuk Pelecehan Seksual terhadap Anak

Tujuan Mahasiswa Bina Desa UPN Veteran Jawa Timur memberikan edukasi dan sosialisasi kekerasan seksual pada anak adalah untuk memberikan penjelasan dan pengarahan kepada setiap siswa akan bahaya dari kekerasan seksual.

Selain itu Mahasiswa Bina Desa UPN Veteran Jawa Timur juga memberikan cara untuk mengantipasi adanya kekerasan seksual yang mungkin bisa terjadi.

Kekerasan seksual merupakan suatu bentuk perilaku verbal atau fisik tidak diinginkan bersifat seksual yang membuat korbannya merasa tidak nyaman.

Pada sosialisasi ini dijelaskan kepada setiap siswa akan bedanya sentuhan aman dan sentuhan tidak aman. Tujuannya adalah agar setiap anak mengetahui hal ini, sehingga bisa membedakan mana sentuhan yang dapat mereka terima dan sentuhan mana yang tidak dapat mereka terima.

Sentuhan aman merupakan sentuhan yang biasa dilakukan oleh orang terdekat, seperti orang tua dan saudara. Selain itu, sentuhan aman merupakan sentuhan yang dilakukan karena adanya suatu tujuan yang baik.

Contoh dari sentuhan aman adalah dimandikan oleh orang tua atau pemeriksaan kesehatan yang oleh dokter.

Baca juga: Maraknya Pelecehan Seksual di Kampus, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Di sisi lain, sentuhan tidak aman merupakan sentuhan yang biasanya dilakukan oleh orang asing atau orang tidak dikenal pada bagian tubuh pribadi, seperti mulut, dada, alat kelamin, dan pantat yang bisa mengakibatkan korban merasa tidak nyaman, malu, jijik, maupun kesakitan.

Dengan adanya sosialisi ini diharapkan siswa sekolah dasar bisa mengerti, memahami, dan mampu membedakan sentuhan yang dapat mengarah pada kekerasan seksual. Diharapkan juga setiap anak yang pernah mengalami kekerasan seksual agar tidak perlu malu untuk bercerita kepada orang tua yang nantinya bisa dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh Badan Perlindungan Perempuan dan Anak.

Selain itu, adanya sosialisasi kekerasan seksual pada anak ini juga diharapkan mampu mendorong setiap siswa untuk lebih aware dan lebih berhati-hati kepada orang di sekitarnya, terutama kepada orang yang tidak dikenal, sehingga bisa menurunkan tingkat kasus kekerasan seksual pada anak.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

M
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini