Papua Future Project, Mendongkrak Literasi di Tanah Papua Barat

Papua Future Project, Mendongkrak Literasi di Tanah Papua Barat
info gambar utama

"Sejauh apapun kamu pergi untuk menimba ilmu, jangan lupa pulang untuk berkontribusi,” – Bhrisco Jordy

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah melalui pendidikan, baik itu pendidikan formal ataupun nonformal. Namun, sangat disayangkan kesenjangan pendidikan masih terjadi di negara ini. Terdapat perbedaan yang mencolok antara pendidikan di wilayah perkotaan dan daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

Pulau mansinam, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, menjadi salah satu contoh yang mengalami kesenjangan tersebut. Mulai dari sulitnya aksesibilitas pendidikan, minimnya fasilitas literasi, dan kurangnya tenaga pendidik yang profesional. Bahkan, di sana angka buta huruf masih tinggi, hal itu dibuktikan dengan banyaknya anak-anak usia SMP yang belum bisa membaca dan menulis.

Namun, di tengah kesenjangan yang ada, terdapat kisah inspiratif dari seorang pemuda yang berdedikasi, bernama Bhrisco Jordy asal Manokwari. Ia merasa tergugah hatinya melihat permasalahan tersebut, sehingga mendorongnya untuk berkontribusi. Jordy menyadari bahwa mengandalkan pemerintah saja tidaklah cukup, karena pemerintah pun memiliki keterbatasan. Hal inilah yang menjadi awal dari perjalanan inspiratif terbentuknya Papua Future Project, yang juga menghantarkann Jordy menjadi penerima SATU Indonesia Awards di bidang pendidikan oleh Astra Indonesia.

Baca juga: Koteka Papua, Pakaian Tradisional yang Punya Nilai Sosial dan Budaya Kaya

Papua Future Project adalah komunitas berbasis proyek di bidang literasi dengan memberikan pembelajaran untuk anak-anak Papua Barat. Komunitas ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan berkelanjutan dengan cara mendukung fasilitas literasi. Program yang dijalankan oleh Papua Future Project tidak hanya memberikan bimbingan belajar saja, tetapi juga memberikan akses literasi dengan menyediakan pojok baca.

Awalnya, Papua future project hanya berfokus di Pulau Mansinam. Namun, setelah meraih penghargaan Satu Indonesia Award, komunitas ini berkembang cukup pesat, hingga saat ini berhasil menjangkau 14 kampung yang ada di Papua Barat dan Papua Barat Daya, dan telah memberikan manfaat kepada sekitar 725 anak. Penghargaan yang diperoleh Papua Future Project juga membuat perhatian dari media dan masyarakat meningkat, padahal sebelumnya tidak ter-notice atau masih terabaikan.

“Setelah memperoleh apresiasi Satu Indonesia Award, media pun mulai banyak yang meliput, bahkan Gubernur Papua Barat ikut hadir mengikuti kegiatan kami,” ungkap Jordy dalam Talkshow Good Movement.

Beragam upaya yang dilakukan Papua Future Project untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan, dimulai dengan menyediakan fasilitas literasi di daerah membutuhkan dan memberikan pelatihan kepada pendidik. Selain itu juga membuat program belajar asinkronus, yang memungkinkan para relawan untuk tetap berpartisipasi tanpa harus datang ke Papua Barat. Sehingga bagi yang ingin aktif terlibat sebagai relawan, dapat berpartisipasi secara online dengan membuat video pembelajaran saja, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan. Hingga kini, Papua Future Project telah melibatkan lebih dari 250 anak muda Indonesia yang berpartisipasi sebagai relawan.

Baca juga: 5 Tarian Daerah Papua yang Penuh Makna dan Pesona

Rangkaian perjuangan dan proses yang dilalui Papua Future Project juga tidak terlepas dari berbagai kendala dan tantangan yang mengiringi. Meskipun demikian, hal itu tidak menyurutkan langkah Jordy untuk terus menjaga keberlangsungan komunitas Papua Future Project. Bahkan, ia sedang mengupayakan agar Papua Future Project tidak berhenti dengan status komunitas, ia berambisi agar menjadi lembaga yang berbadan hukum, dengan nama “Lembaga Masa Depan Papua” dengan harapan memberi dampak yang lebih luas lagi.

Salah satu hal yang membuatnya terus termotivasi adalah bahasa cinta yang diterimanya dari anak-anak saat Jordy dan relawan lainnya mengajar. Anak di pulau tersebut menyambut mereka dengan penuh sukacita. Ketika mereka tiba di pulau mansinam, anak-anak sudah berkumpul untuk membantu. Bahkan saat tiba waktunya pulang, anak-anak tersebut pun membantu mendorong perahu mereka untuk kembali ke kota.

“Setiap kita datang, ketika perahu mulai bersandar, mereka menyambut dan berkumpul untuk bantu-bantu. Bahkan, ketika pulang, mereka juga membantu mendorong perahu. Kemudian berenang kembali ke daratan, hanya untuk mendorong perahu kita agar bisa kembali ke kota,” tutur Jordy.

Setelah dua tahun berjalan, terlihat perkembangan kemampuan pada anak-anak yang dibimbingnya. Anak-anak tersebut sudah mulai bisa membaca kata-kata sederhana dan menulis nama mereka masing-masing. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Jordy, usaha dan perjuangannya telah membuahkan hasil dan berdampak positif untuk peningkatan literasi anak-anak di Papua Barat. Pemuda memang tidak boleh dianggap remeh, karena pemuda dapat menjadi tonggak perubahan, dan Papua Future Project adalah salah satu buktinya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini