Suku Baduy dalam pelukan semesta

Suku Baduy dalam pelukan semesta
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbungUntukMelambung

Mendengar kata "suku baduy", apa yang terlintas dalam pikiran kawan GNFI? Berjalan kaki dipinggiran jalan raya tidak menggunakan alas kaki dan membawa madu? Lebih jauh dari itu, suku baduy memiliki filosofi tersendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat baduy memegang teguh norma-norma yang selaras dengan alam. Beberapa norma yang sampai sekarang masih berlaku antar lain;

"Gunung teu meunang dilebur, Lebak teu meunang diruksak" yang artinya: Gunung tidak boleh dihancurkan, Lebak tak boleh dirusak. "Pondok teu meunang disambung, Lojong teu meunang dipotong " yang artinya: Pendek tidak boleh disambung; Panjang tidak boleh dipotong. Demikian filosofi hidup guna menjaga dan melestarikan lingkungannya dalam kehidupan masyarakat adat baduy. Selain itu, menerima kehendak Tuhan, tidak menambah atau mengurangi yang sudah ada diberikan alam semesta.

Relasi masyarakat adat baduy dengan alam sudah tidak bisa diragukan lagi. Adat, budaya dan tradisi masih kental mewarnai kehidupannya. Di tengah kehidupan moderen, hingga saat ini masyarakat baduy masih tetap bertahan dengan kesederhanaannya. Mereka hidup hanya mengandalkan hasil sumber daya alam disekitar, jauh dari kata moderen. Kalau kawan perhatikan, rumah adat yang mereka singgahi hanya terbuat dari bahan dasar alami, tanpa adanya; semen, paku, batu bata dan lain sebagainya.

Kain Tenun Baduy, Menjalin Identitas Budaya dan Memulai Kemandirian Ekonomi

Tidur diatas bambu yang hanya beralaskan tikar anyaman yang dibuat secara kolektif. Tidak ada listrik disanah, penerangan pun hanya menggunakan lilin sumbu berbahan bakar minyak. Mandi di sungai tidak menggunakan sabun dan pasta gigi, hanya menggunakan serabut kelapa untuk pengganti sabun dan daun sirih sebagai pengganti pasta gigi. Menggunakan pakaian adat dari kain dengan pewarna alami dari daun dan kayu yang tersedia.

Tidak menggunakan alas kaki ataupun kendaraan, itu yang membuat masyarakat baduy terlihat sangat sederhana dan menjadi daya tarik tersendiri. Bagi masyarakat baduy, kesederhanaan bukanlah kekurangan atau ketidakmampuan, akan tetapi menjadi bagian dari arti kebahagiaan hidup yang sesungguhnya.

Di Baduy, terdiri dari dua kelompok yaitu baduy dalam dan baduy luar. Baduy dalam bisa dicirikan dengan menggunakan pakaian kain berwarna putih dan memiliki aturan adat yang lebih ketat dibanding di baduy luar. Misalnya; pada bulan-bulan tertentu akaes wisatawan ditutup sampai batas waktu yang ditentukan, tidak diperbolehkan mengambil photo atau memainkan teknologi yang kita bawa. Sedangkan di baduy luar dicirikan menggunakan pakaian berwarna sebaliknya yaitu hitam. Keduanya sama-sama hidup selaras dengan alam. Hanya saja jika di baduy luar menerima teknologi dan pengaruh dunia luar dengan batas-batas tertentu.

Leuit, atau lumbung padi yang terbuat dari anyaman-anyaman bambu dan kayu guna menyimpan hasil panen padi secara kolektif atau perorangan dari ladang, sehingga masyarakat baduy tidak lagi susah mencari stok pangan atau bahkan untuk digunakan upacara-upacara adat yang sudah direncanakan bersama. Lumbung padi yang sudah terisi tidak boleh dibuka begitu saja, harus meminta izin terlebih dahulu kepada pemimpin adat. Lokasinya yang dibuat agak jauh dari pemukiman guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kebakaran dan lain sebagainya.

Masyarakat Adat Baduy Minta Internet Dihapus dari Wilayahnya, Apa Alasannya?

Kegiatan tradisi budaya di baduy masih rutin dilakukan, salah satunya ialah seba. Seba dilakukan pada pertengahan tahun setelah menggelar ritual kawalu atau bulan puasa pada kalender suku baduy. Tradisi ini menjadi wujud syukur atas limpahan hasil pertanian dari semesta sang pencipta pada setiap tahunnya. Pada pelaksanaan tradisi seba, masyarakat baduy dalam maupun luar berbondong-bondong turun gunung melakukan upacara bersama pemerintah setempat untuk melaporkan kondisi kesehatan masyarakat baduy, pertanian dan kondisi panen mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini