Membaca Relief Gerabah Candi Borobudur dari Tuban

Membaca Relief Gerabah Candi Borobudur dari Tuban
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Candi Borobudur adalah kitab batu yang menyimpan ajaran luhur tentang kehidupan Borobudur selaian menyimpan ajaran didalam kehidupan, juga menyimpan ilmu pengetahuan leluhur yang terpahat pada relief dinding candi.

Relief pada dinding candi menurut penelitian salim lee dan Hudaya adalah living tradition (tata cara kehidupan leseharian) pada masanya, sehingga setidaknya kita bisa melihat melalui relief kehidupan manusia di Borobudur.

Ilmu pengetahuan yang terpahat di relief candi diantaranya adalah arsitek, seni patung, seni lukis, seni tari, seni musik, budaya maritim, flora, fauna dan gerabah. Banyak yang dapat dipelajari dari relief candi ini untuk dijadikan kajian atau pengetahuan baru berdasar kearifan lokal.

Salah satu hal yang menarik dan akan dijadikan dasar dalam festival kali ini adalah gerabah, masyarakat Jawa pada masa lampau menggunakan gerabah sebagai pendukung peralatan rumah tangga, ibadah dan ritual.

Gerabah dalam berbagai bentuknya telah digunakan secara umum di masyarakat Jawa Kuno seperti terlihat di berbagai relief Candi Borobudur. Gerabah dapat berfungsi dalam konteks religious maupun profan, bahkan relief candi ini tidak hanya menggambarkan jenis-jenis gerabah di masa lalu, tetapi juga teknik pembuatan gerabah, bagaimana tanah liat diangkut, hingga proses pembakarannya.

Teknik yang digambarkan di Relief Candi Borobudur adalah teknik tatap-landas (tetep landes di Tuban). Interpretasi relief ini didukung oleh temuan gerabah melalui ekskavasi arkeologis Proyek Pemugaran Candi Borobudur. 10 periuk utuh ditemukan pada lereng Bukit Borobudur sebelah barat daya, dimana 5 buah diekskavasi pada tahun 1973 oleh mahasiswa arkeologi Universitas Indonesia dan 5 lainnya pada tahun 1974 oleh arkeolog Proyek Pemugaran Candi Borobudur.

Temuan lain yakni pecahan gerabah sebanyak 14.000 fragmen di area yang sama pada saat dilakukan ekskavasi penyelamatan pada tahun 1974 pada saat melakukan persiapan bengkel kerja proyek. Temuan gerabah ini dapat diidentifikasi menjadi 9 jenis, yaitu: periuk, cangkir, mangkok, tempayan, bajan, kendi, tutup wadah, dan lampu minyak. Dari berbagai temuan tersebut, hanya sekitar 5 persen yang mempunyai motif hias, yang dapat dikelompokkan dalam 3 kategori menurut teknik pembuatannya: tekan, gores, dan upam( (kemendikbud, 2019).https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bkborobudur/gerabah-di-borobudur/

Relief pada Candi Borobudur tentang gerabah dengan metoe Tetep Landas
info gambar

Persebaran Metode Tetep Landas

Terkait dengan metode Tatap Landas yang terpahat di relief Candi Borobudur, masih dapat ditemukan sampai sekarang jejaknya di beberapa kota, seperti Banyu mulek Mataran NTB, Pager Jurang Klaten, Mojokerto dan Tuban. Fokus pada tulisan ini adalah tinggalan metode Tatap Landas yang masih digunakan dalam pembuatan gerabah di Tuban. Penelusuran kembali jejak Tatap Landas menjadi kajian serta pembuktian yang sangat menarik sebagai temuan/novelti bahwa metode pembuatan gerabah leluhur moyang kita dulu menggunakan Tatap Landas.

Bukti kuat melalui relief yang ada pada Candi Borobudur ini, melandasi untuk membuat kegiatan Festival Gerabah Tuban. Setidaknya Tuban mampu membuktikan jejak leluhur metode pembuatan gerabah masih terdapat jejaknya di Tuban. Hal ini menjadi potensi untuk mendukung beberapa sektor kegiatan di Tuban. Salah satunya adalah sektor Pariwisata, dari sektor ini setidaknya ada 4 hal pengembangan pariwisata berbais sejarah, gerabah, desa wisata dan edukasi.

Beberapa lokasi yang masih terdapat metode Tatap Landas adalah di Kampung Merik, berada di dua kelurahan, yaitu bagian utara masuk wilayah Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tuban Kota, sedangkan bagian selatan masuk wilayah Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, kampung ini banyak menghasilkan gendhok sebagai wadah ikan asin. Kemudian desa yang lebih variatif produknya adalah desa Ngadirejo, kecamatan Rengel dan desa Selogabus, kecamatan Parengan

metode tetep landas pembuatan gerabah masih banyak ditemukan di Tuban
info gambar

Festival Gerabah Tuban Metode Tetep Landas Sebagai Metode Edukasi

Pengetahuan atas metode Tatap Landas pada relief Candi Borobudur yang tradisi atau metode tersebut masih dilakukan di daerah Tuban, setidaknya ini menjadi bukti cara tehnologi leluhur kita pada abad ke 7 Masehi membuat gerabah. Sebuah kebanggan bagi kita untuk terus melestarikannya. Salah satu cara untuk mengingatkan kembali dalam bentuk revitalisasi adalah dengan cara Festival yang diselenggarakan bertahap. Yang dimaksudkan dengan bertahap adalah untuk memfokuskan pada pengenalan materi lebih maksimal kepada masyarakat.

Festival ini juda dapat digunakan untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan dari pemerintah serta masyarakat. Salah satu contoh adalah pariwisata yang dapat dikembangkan dari festival ini. Pariwisata berbasis edukasi, pariwisata berbasis seni, pariwisata berbasis desa gerabah, pariwisata berbasis riset, pengembangan dibidang pariwisata dirasa cukup banyak, sehingga dalam pemetaanya dibutuhkan tahap-demi tahap untuk lebih mengarahkan kepada fokus yang dibutuhkan.

Kepariwisataan adalah industri yang kini berkembang sebagai penambah masukan daerah. Untuk itu maka pengembangan bentuk pariwisata dengan menggali potensi yang dimiliki daerah menjadi alternatif. Tujuan dari festival yang dapat mendukung pariwisata berbasis karya seni ini adalah :

  1. Meningkatkan pendapatan pemerintah daerah, pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan kerja, dan mendorong kegiatan-kegiatan industri sebagai penunjang lainya.
  2. Memperkenalkan dan mendayagunakan kearifan lokal.

Sebagai wujud nyata dalam melaksanakan pengembangan kebudayaan dan pariwisata yang saling mendukung maka, diperlukan langkah-langkah nyata seperti yang sudah tertulis dalam, Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan tahun 2017, pada BAB I pasal 1 menyebutkan : Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (Indonesia, 2017) https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU5-2017PemajuanKebudayaan.pdf.

Dalam pasal ini dijelaskan tentang pemanfaatan serta pengembangan dan pembinaan, maka daripada itu untukkepentingan tersebut perlu sebuah wadah dalam bentuk program yang bertahap dan fokus dalam mewujudkanya. Refitalisasi kembali jejak gerabah dengan metode Tatap Landas sebagai salah satu pengetahuan leluhur yang masih diterapkan hingga saat ini merupakan pengetahuan yang luar biasa dan dapat menjadi pembuktian metode asli para leluhur dalam menciptakan gerabah terkait dengan kebituhan sehari-hari, ritual atau hiasan.

Bentuk dari program refitalisasi ini adalah festival yang melibatkan beberapa organisasi atau instansi terkait. Dibawah ini adalah gambaran kegiatan festival gerabah dalam mendukung pemajuan ekonmi kreatif serta pemajuan pariwisata berbasis desa budaya serta wisata edukasi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini