Baduy Craft: Bersaing Dengan Tetap Mempertahankan Adat yang Berlaku

Baduy Craft: Bersaing Dengan Tetap Mempertahankan Adat yang Berlaku
info gambar utama

Seperti yang Kawan GNFI ketahui, Suku Baduy menjadi salah satu suku di Indonesia yang masih sangat kental dengan adat istiadatnya. Selain dikenal dengan suku yang masih mempertahankan aturan adat, suku Baduy juga dikenal dengan berbagai kerajinan tangannya, seperti kain tenun, tas, dan berbagai aksesoris lainnya. Kerajinan tangan merupakan salah satu aktivitas yang dijadikan masyarakat Baduy sebagai sumber penghasilan.

Namun, penjualan yang dilakukan masih bersifat tradisional dengan sistem menunggu bola atau menunggu datangnya para wisatawan. Hal ini membuat pemuda asal Baduy Luar, Narman, termotivasi untuk memasarkan kerajinan tangan khas suku Baduy ke berbagai daerah.

Perjalanan Narman di mulai pada tahun 2016, yang mana saat itu media sosial berupa instagram sedang ramai-ramainya digunakan. Beliau memutuskan untuk belajar secara otodidak agar dapat membantu memasarkan produk-produk kerajinan secara online. Respon positif yang ia dapatkan, membuatnya lebih semangat lagi untuk melakukan pemasaran di berbagai e-commerce, dengan membuat brand, Baduy Craft, yang sama dengan nama Instagramnya. Selain itu, pada tahun 2017-2018 Narman juga aktif mengikuti berbagai event pameran di tempat-tempat potensial, seperti Jakarta, untuk memperkenalkan sekaligus menjual berbagai kerajinan khas Baduy secara langsung ke masyarakat luas.

Baca juga: Andy Suryansah, Penyelamat Masyarakat terhindar dari Ancaman Nyamuk

Tantangan Dalam Mencapai Kesuksesan

Pemasaran secara online merupakan hal yang baru bagi masyarakat Baduy. Tentunya dalam hal ini, Narman mengalami berbagai tantangan yang telah dilewati sampai Baduy Craft bisa di titik saat ini.

Narman mengaku pada awal memulai merintis Baduy Craft, ia sempat mendapatkan teguran dari ketua adat, ketika memutuskan untuk melakukan pemasaran secara online. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya harus bersentuhan dalam teknologi, sedangkan penggunaan teknologi merupakan suatu hal yang dilarang oleh peraturan adat. Namun, teguran tersebut tidak mematahkan semangatnya.

Saya menyadari betul bahwa memang tidak boleh, ini melanggar. Cuman saya tetap mengatakan, ini saya lihat lho ini ada sisi positifnya, saya mencoba untuk memanfaatkannya itu saja”. Tutur Narman dalam diskusi virtual Good Movement yang diselenggarakan oleh GNFI Academy, Senin (2/10/2023)

Tantangan lain yang dihadapinya ialah terbatasnya akses internet. Narman mengaku, di rumah yang ditinggalinya tidak mendapatkan akses internet. Hal ini menyebabkan ia harus berjalan ke area perbatasan yang mana jaraknya tidak terlalu dekat.

Situasi ini dinilai cukup menghambat proses komunikasi dengan pelanggan karena ia tidak dapat secara cepat merespon tanggapan-tanggapan yang diajukan para pembeli dan hal ini juga menghambat peng-update-an konten-konten yang ingin ia upload.

Banyaknya pengrajin yang ikut menjual hasil kerajinan kepada Narman juga menjadi tantangan tersendiri. Hal ini dikarenakan setiap pengrajin memiliki teknik beragam dengan ciri khasnya masing-masing sehingga membuat hasil kerajinannya tidak sama persis satu sama lain, ada yang ikatannya kencang, ada yang tarikannya tidak terlalu kencang, dan sebagainya.

Selain itu, motif yang dihasilkan setiap pengrajin belum tentu sama setiap saatnya. Sehingga pengiriman yang dilakukan tidak dapat dipenuhi secara penuh.

Namun, tantangan-tantangan yang dilaluinya tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus memperkenalkan secara luas kerajinan khas Baduy. Justru membuatnya terus termotivasi dan berusa untuk lebih baik lagi untuk kedepannya. Terlebih setelah Narman mengikuti SATU Indonesia Awards pada tahun 2018, semakin banyak yang mengenalnya sehingga secara tidak langsung memberikan semangat dan semakin membuatnya menemukan ide-ide serta gambaran proyeksi kedepannya terkait usaha yang sedang ditekuninya lebih terlihat.

Baca juga: Si Penyebar Virus Menulis, Meredefinisi Literasi di Indonesia

Aksi Positif Menghasilkan Respon Positif

Keputusan Narman untuk memasarkan kerajinan Baduy secara online mendapat respon positif dari masyarakat Baduy, yang mana mereka merasa sangat terbantu akan hal tersebut dan membuat omzet yang didapat oleh para pengrajin mengalami peningkatan.

Selain itu, aksi Narman ini juga memotivasi masyarakat Baduy, khususnya teman-temannya untuk ikut memasarkan berbagai kerajinan khas Baduy. Secara tidak langsung, aksi Narman ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi teman-temannya, terutama dalam proses pengepakan atau packing sebelum nantinya diserahkan ke jasa pengiriman barang.

Selain itu, semangatnya untuk mengenalkan kerajinan di berbagai event pameran juga membuat masyarakat luas lebih mengetahui berbagai kerajinan tangan khas Baduy. Tentunya, aksinya ini merupakan tindakan yang positif yang turut andil dalam melestarikan kerajinan-kerajinan asli khas suku di Indonesia, yang secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk lebih melirik produk-produk asli buatan masyarakat, khususnya dari suku Baduy.

#kabarbaiksatuindonesia

Referensi:

Talk Show Good Movement: Inspirasi dari Kisah Sukses Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FU
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini