Sejuta Cinta Untukmu Budaya ku

Sejuta Cinta Untukmu Budaya ku
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Indonesia negara yang memiliki beragam keunikan dan keberagaman budaya. Keunikan dan keberagaman ini harus di lestarikan dan di perkenalkan kepada seluruh masyarakat Indonesia terlebih kepada seluruh dunia. Agenda tahunan Pekan Kebudayaan Nasional merupakan bukti pelestarian dan pengenalan kebudayaan yang dimiliki Indonesia kepada dunia.

Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan yang berbeda dengan budaya yang lain. Keunikan ini mencakup berbagai aspek dari seni tari, seni musik, adat istiadat, arsitektur, dan berbagai keunikan dalam bidang lainnya.

Pada kesempatan ini mari kita mengenal kebudayaan yang berada di salah satu pulau yang ada di Sumatera Utara yang tidak kalah kaya akan keunikan budaya nya yaitu pulau nias.

Menurut Wikipedia, Pulau Nias merupakan pulau yang terletak disebelah barat Sumatera dan merupakan pulau terbesar diantara gugusan pulau di pantai barat Sumatera. Pulau nias merupakan salah satu daerah yang banyak dikunjungi wisatawan local maupun mancanegara.

Menyelami Keindahan Budaya Nias, Misteri dan Keberanian di Balik Tradisi Lompat Batu

Salah satu hal unik dan menarik perhatian wisatawan di derah ini yaitu kebudayaan daerah dalam aspek seni Arsitektur dan seni tari yang masih dilestarikan.

Tepatnya di Kabupaten Nias Selatan terdapat cagar budaya berbentuk rumah adat berbeda dengan rumah adat lainnya. Rumah adat ini disebut OMO SEBUA dan dikenal karena masih kokoh sampai saat ini walaupun dibuat dari kayu tanpa menggunakan paku.

Salah satu yang unik pada cagar budaya ini adalah lokasi rumah adat yang terletak di salah satu desa yang dikenal dengan Bawomataluo. Kenapa dikatakan unik?? Karena desa ini teletak pada ketinggian 270 meter di atas permukaan laut, memiliki puluhan tangga yang harus di lalui untuk sampai di desa tersebut tangga ini terbuat dari batu yang yang dihiasi dengan arca arca yang dibentuk seperti naga, dan di desa ini terdapat banyak pemahat kayu yang membuat seni kerajinan tangan.

Di sebut sebagai cagar budaya dan desa warisan budaya dikarenakan selain terdapat rumah adat yang unik, di desa ini juga di selenggerakan berbagai pergelaran budaya yang dimiliki oleh Nias Selatan. Hal ini membuat desa ini merupakan desa yang sering di kunjungi oleh para wisatawan.

Foto Bersama Para Penari Tari Perang/Fataele. Kab. Nias Selatan. Foto dari Dokumen Pribadi
info gambar

Pergelaran budaya yang di selenggarakan selalu menampilkan budaya khas daerah Nias Selatan. Di Nias Selatan terdapat pertunjukan seni tari yang sangat di sukai dan di tunggu oleh para wisatawan. Tarian yang dibawakan oleh para laki laki dengan memakai baju khas tari daerah dan juga memgang senjata dimana sesua dengan nama tarian nya tari perang atau dalam Bahasa nias Fataele.

Situs Tetegewo, Peninggalan Megalitikum Nias yang Telah Berusia Ribuan Tahun

Berdasarkan https://museum-nias.org/tarian-musik/ Tari Perang atau Fataele merupakan tarian ya dibawakan dengan gerakan seperti mau berperang. Tarian ini melambangkan pertumpuran dimana banyak prajurit yang mengambil bagian dan terinspirasi dari dari kisah leluhur masyarakat Nias. Tari perang merupakan lambang kesatria, kedewasaan, berani, gagah, dan ketangkasan. Tarian ini juga dibawakan dengan diringi alat musik serta syair sayir lagu.

Keunikan kebudayaan yang dimiliki oleh nias selatan menujukan bahwa Indonesia memiliki beragam keunikan yang bahkan tiap daerah memiliki beragam kebudayaan tersendiri dengan daerah lainnya. Kebudayaan ini menjadi tanggung jawab masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya daerah nya.

Hal ini juga menjadi perhatian kepada pemerintah untuk selalu mendukung dan memperkuat kebudayaan yang ada di Indonesia. Karena Kebudayaan merupakan identitas bangsa dan peninggal leluhur yang sangat berharga. Dengan tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan, kita dapat membangun kebanggaan dan mendorong indonesia untuk semakin dikenal dan menjadi negara yang maju.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BD
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini