Malaikat Tanpa Sayap dari Timur Indonesia

Malaikat Tanpa Sayap dari Timur Indonesia
info gambar utama

Namanya Marsellinus Wellip, akrab disapa dengan sebutan Marsel. Dia merupakan seorang mantri yang berhati malaikat. Marsellinus Wellip berusia 29 tahun. Tak dapat dipungkiri sejak usianya masih dini Marsel tidak mempunyai cita-cita selain menjadi perawat atau mantri kesehatan. Kedekatan Marsel dengan masyarakat Distrik Towe, Kabupaten Keerom, Papua, membuatnya membaktikan diri selama empat tahun terakhir kepada 1.900 jiwa di beberapa kampung, yaitu; Kampung Towe Hitam, Towe Atas, Bias, Lules, Terfones, Tefalma, dan Milki.

Pada hakikatnya, fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil Indonesia memang masih menjadi pusat perhatian pemerintah. Dimana, di beberapa daerah tersebut fasilitas kesehatan masih sangat minim sehingga kesehatan masyarakatnya tidak terjamin. Hal ini tentu saja berdampak terhadap kualitas kesehatan warga yang tinggal di wilayah tersebut. Sehingga, hal ini rupanya menggerakkan hati seorang pemuda asal Distrik Towe, Papua, yaitu Marsellinus Wellip.

Perjalanan yang Marsel lewati tentu tidak mudah. Bahkan, Marsel berjalan kaki melalui pedalaman hutan tropis, menyisir lembah dan ngarai, serta menyebrang sungai-sungai luas dilakukannya demi melakukan pelayanan kesehatan. Ironisnya, Marsel pernah berjalan kaki selama empat hari untuk mencapai kampung yang dituju. Rintangan-rintangan tersebut tidak menjadi hambatan bagi Marsel untuk mendedikasikan dirinya untuk masyarakat sekitar.

Nurman Farieka Ramdhany: Meretas Jalur Baru dalam Industri Sepatu dengan Kulit Ceker Ayam

Marsellinus Wellip mengakui bahwa dirinya akan merasa lebih berguna jika bisa membantu masyarakat secara langsung meski medan perjalanan yang akan ditempuhnya sangat berat. Selain itu, Marsel juga melakukan pendekatan kepada masyarakat pedalaman untuk memberikan penyuluhan hidup sehat, imunisasi, dan posyandu. Bahkan, Marsellinus Wellip kerap berbaur dengan kegiatan masyarakat sekitar, seperti; berburu, makan pinang bersama, dan berkebun. Ketika berada disana, Marsel juga sering mengunjungi pasiennya sekalipun sedang berada di tengah rimba.

Kisah inspiratif Marsel diambil dari sepotong peristiwa yang membekas dalam ingatannya. Dulu, saat Marsellinus Wellip masih kecil, dia menyaksikan seorang mantri kesehatan yang merawat ayahnya ketika sakit keras tanpa pamrih. Sehingga, terbesitlah dalam hatinya untuk mengikuti jejak mantri kesehatan tersebut.

Selain itu, Marsellinus Wellip juga sadar bahwa ia harus memiliki ilmu dan kompetensi yang memadai di bidang kesehatan, terlebih saat melihat beberapa daerah terpencil yang minim akan fasilitas kesehatan.

Kondisi pedalaman Papua yang memprihatinkan serta pola pikir masyarakat yang belum mengenal gaya hidup sehat membuat Marsel ingin mengabdi pada masyarakat sekitar. Meski begitu, perjalanan Marsel untuk meraih mimpinya menjadi seorang tenaga medis di daerah asalnya cukup panjang. Hingga pada tahun 2013, Marsellinus Wellip melanjutkan pendidikannya di Akademi Poltekkes Jayapura agar dapat menjadi Kepala Puskesmas Towe. Saking mengabdinya, Marsel sering menyempatkan dirinya untuk berkunjung ke Distrik Towe di tengah-tengah jadwal kuliahnya. Setelah Marsel menyelesaikan studinya dengan baik, Marsel bekerja di Puskesmas Distrik Arso serta menjabat sebagai kepala TU.

Menyelamatkan Tumbuhan Endemik Pulau Nusakambangan yang Terancam Punah

Namun, niat awal Marsellinus Wellip yang ingin mengabdi ke kampung halamannya, membuat ia minta untuk dipindahkan ke distrik Towe. Saat itu, Marsel tahu betul jika warga Towe sangat membutuhkan tenaga seorang mantri kesehatan seperti dirinya untuk menangani berbagai masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat sekitar. Sehingga, kepulangan Marsel kala itu menobatkannya sebagai mantri kesehatan pertama dari distrik Towe, Papua.

Hingga pada tahun 2014, Marsellinus Wellip menjadi Penerima Satu Indonesia Awards kategori kesehatan. Perjalanannya masih terus berlangsung demi meningkatkan fasilitas kesehatan di daerah terpencil tersebut. Berkat usulan Marsel ke Departemen Kesehatan Jayapura, Distrik Towe memiliki dua puskesmas yang mempersingkat akses perjalanan pelayanan kesehatan pada akhir tahun 2014. Marsellinus Wellip cocok disebut sebagai super hero berhati malaikat atas segala pengorbanan dan dedikasi besar yang diperlihatkannya. Sosok seperti Marsel lah yang sangat dibutuhkan bagi bangsa Indonesia karena mempunyai kesadaran serta kemauan keras untuk memajukan NKRI.

Pada hari Rabu, 25 Mei 2016, Marsellinus Wellip dengan penuh semangat menyulut semangat generasi muda di Sorong, Papua. Dengan lantangnya, Marsellinus Wellip berkata, "Saya mengajak teman-teman di Sorong untuk menjadi inspirasi," tepat saat roadshow Satu Awards di Sorong, Papua, pada hari Rabu 25 Mei 2016.

Bahkan, Julian Kelly Kambu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Sorong, Papua, mengatakan bahwa sudah banyak hal yang sudah dilakukan oleh pemuda-pemudi Sorong tanpa memikirkan penghargaan. Maka, inilah saatnya untuk mengusulkan mereka agar mendapatkan penghargaan yang serupa. Saat itu, Julian Kelly Kambu berkata, "Bahwa Indonesia ini kita punya peluang yang sama untuk berkreasi".

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini