Tulungagung: Di Balik Gerbang Tradisi, Upacara, dan Kerajinan yang Memikat Dunia

Tulungagung: Di Balik Gerbang Tradisi, Upacara,  dan Kerajinan yang Memikat Dunia
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Tulungagung merupakan salah satu daerah di provinsi Jawa Timur di Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi. Wilayah ini memiliki sejarah yang panjang dan budaya yang beragam, yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Awalnya Tulungagung hanyalah sebuah kawasan kecil di sekitar pusat kota atau Alun-Alun Tulungagung. Tulungagung diambil dari kata Kawi, tulung artinya air, Agung artinya besar. Dahulu tempat ini hanya berupa sumber mata air yang sangat besar sehingga dinamakan Ngrowo, dan nama Ngrowo terus digunakan hingga awal abad ke-20.

Tulungagung terkenal dengan berbagai keindahan alam. Tulungagung diuntungkan dengan letak geografis yang berada di tepi Samudra Hindia, sehingga kabupaten ini memiliki banyak pantai yang menakjubkan dan dapat menarik perhatian masyarakat luar. Tak hanya itu, Tulungagung memiliki banyak keindahan alam lainnya seperti Perkebunan teh penampihan di kaki gunung wilis, Gua Tengger, Air terjun Lawean, Air terjun Alam kandung, Candi Mirigambar, Candi Sanggrahan, dan lain sebagainya.

73 Ekor Burung yang Diselundupkan ke Filipina Berhasil Dibawa Pulang ke Indonesia

Dibalik indahnya perbentangan alam di Tulungagung, tersimpan kekayaan budaya dan adat istiadat yang masih melekat pada daerah tersebut. Dari pernikahan hingga kematian, dari kelahiran hingga perayaan agama, berbagai upacara adat dan ritual kuno masih dipelihara dengan cermat oleh masyarakat setempat. Salah satu tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini yaitu Upacara Jamasan Kiai Upas. Kiai Upas adalah pusaka berbentuk tombak yang memiliki panjang 35 cm dengan lendean sepanjang 4 cm.

Masyarakat Tulungagung percaya bahwa Kiai Upas dapat menjaga ketentraman bagi daerah Tulungagung. Dahulu pusaka kiai upas pernah dibawa ke Pare, Kediri dan Tulungagung terjadi banjir bah. Air bah tersebut meulai menyuruf ketika pusaka tersebut dibawa kembali ke kabupaten Tulungagung. Sehingga masyarakat Tulungagung percaya bahwa pusaka tersebut dapat menjaga ketentraman bagi masyarakat daerah Tulungagung dan upacara pusaka kiai upas masih turun temurun dan dilakukan pada hari jum’at setelah tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa.

Dalam perjalanan sejarah yang panjang, masyarakat setempat telah menjalankan tradisi memahat kayu, menyulam kain, dan menciptakan berbagai barang seni yang tak ternilai. Ada berbagai kerajinan yang dihasilkan oleh perajin Tulungagung dengan segala kreativitasnya diantaranya adalah Batik khas Tulungagung. Tulungagung mempunyai tiga jenis batik berdasarkan daerah pembatikannya, yaitu :

  1. Batik Banguan. Batik yang mempunyai warna khas yaitu biru tua dan cokelat tua dan dibuat dengan motif semen, sekar jagat, dan sidomukti.
  2. Batik Majanan. Batik yang mempunyai warna khas yaitu warna cokelat (soga) sebagai warna dasar pada gringsing dan pada buketan berwarna biru muda, biru tua, kuning, violet, merah. Batik ini dibuat dengan motif dasar khasnya gringsing, dan buketan (bunga) ditengahnya.
  3. Batik Kalangbret. Batik yang mempunyai banyak variasi karena dicampur dengan batik daerah lain. Akan tetapi, batik Kalangbret ini dikenal dengan kotongan atau bentuk kosong yang tidak punya isi pada batikan yang dibuat dan ada motif kembang belinjo.
Menyelamatkan Tumbuhan Endemik Pulau Nusakambangan yang Terancam Punah

Tak hanya Batik yang terkenal di daerah Tulungagung. Tulungagung dikenal dengan sebutan Kota Marmer. Kabupaten Tulungagung merupakan daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia. Marmer adalah salah satu bahan galian tambang yang cukup melimpah di Tulungagung sehingga banyak perajin yang memanfaatkan Sumber Daya Alam tersebut.

Apakah sampai disitu saja kreativitas warga Tulungagung? Tentu tidak. Kulit hewan pun dapat dijadikan sebagai barang dengan harga jual yang tinggi. Kerajinan kulit ini terletak di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat. Salah satu kerajinan yang dapat ditemukan di sana adalah aneka kerajinan tangan yang menakjubkan, yang terbuat dari bahan kulit sapi berkualitas tinggi. Produk yang dibuat juga sangat beragam diantaranya adalah topi, dompet, sabut, jaket, dan lain sebagainya.

Setiap daerah tentunya mempunyai makanan khas daerah tersebut. Tulungagung mempunyai berbagai macam makanan khas yang dihasilkan asli dari Tulungagung, diantaranya adalah :

  1. Tapai bakar. Tapai bakar merupakan Olahan singkong yang di dalamnya terdapat isian, biasanya isian tersebut berupa cokelat yang kemudian dipanggang di atas alat pemanggang.
  2. Kerupuk Rambak. Tentunya banyak orang yang sudah mengetahui bahkan pernah mencoba kerupuk rambak. Kerupuk rambak adalah kerupuk yang diolah dari kulit hewan, seperti kulit sapi dan kulit kerbau.

Kebudayaan yang tumbuh subur di Tulungagung bukan hanya sekedar warisan budaya yang patut dilindungi dan dibanggakan, namun juga mencerminkan kreativitas masyarakat Tulungagung. Warisan tradisi, adat istiadat, budaya dan kerajinan tangan yang dibuat oleh tangan-tangan khusus dapat menghidupkan kembali sejarah dan membuka jalan menuju masa depan yang berkualitas dan kecintaan terhadap budaya daerah.

Pemerintah Ajak Produsen Kendaraan Listrik Tiongkok Produksi di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini