Gerakan Pesantren Sehat, Penerus Estafet Jihad Hari Santri

Gerakan Pesantren Sehat, Penerus Estafet Jihad Hari Santri
info gambar utama

22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional melalui Keppres Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015. Dilansir dari NU Online, hari santri dilatarbelakangi oleh sejarah peristiwa Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh K.H. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi tersebut berisi tentang hukum membela tanah air adalah fardu ain. Hal ini berhasil menggerakkan semangat juang rakyat Indonesia untuk melawan penjajah.

Setelah kemerdekaan, perjuangan bangsa Indonesia khususnya santri masih terus berlanjut, mewarnai berbagi lini kehidupan. Salah satu sosok tersebut adalah dr. Mohammad Afifi Romadhoni, penerima apresiasi SATU Indonesia Award dari Astra di bidang kesehatan. Gagasannya yang berupa Gerakan Pesantren Sehat (GPS) hingga kini memberi kontribusi nyata pada kesehatan pesantren di wilayah Jambi.

Gerakan Pesantren Sehat (GPS) merupakan sebuah yayasan yang mengedukasi para santri di wilayah Jambi mengenai kesehatan, baik fisik maupun mental. Sebagaimana yang tercantum dalam situs SATU Indonesia, terdapat beberapa program yang dimiliki oleh GSP antara lain Sharing Class PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan CS (Cerita Santri), Dokter Pesantren (Doktren), Pesantren Tanpa Rokok (Patok), Book4Santri (Buku untuk Santri), Setara (Santri Sehat Ramadan Berkah), dan A Day With Lansia. Program-program GPS ini sejalan dengan program Kementerian Kesehatan mengenai kesehatan di pesantren. Hal ini tercantum dalam Permenkes RI No.1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan & Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren.

Kenapa Manusia FOMO? Ini Kata Sains

Bulan Oktober 2023 ini, GPS sedang menyelenggarakan sebuah kompetisi yang telah menjadi program tahunannya sejak tahun 2019 yakni Pemilihan Duta Santri Sehat. Kompetisi ini sebagai bentuk kepanjangan tangan dari GPS untuk mengedukasi santri mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Pada awal penyelenggaraannya yakni tahun 2019 tersebut, kompetisi ini hanya diselenggerakan di tingkat Provinsi Jambi. Namun pada 2021, GPS mulai menyelenggarakan kompetisi ini di tingkat Nasional. Duta Santri Sehat yang terpilih pada 2022 bahkan terpilih sebagai peserta Duta Santri Nasional 2023 yang sedang diselenggarakan di Surabaya.

GPS didirikan pada 21 Mei 2017 di Jambi. Pembentukan gagasan GPS terinspirasi dari beberapa pengalaman pribadi yang menggerakkan hatinya. Seperti yang dituturkannya melalui kanal YouTube Jadi PNS, saat itu dr. Afif menerima pasien remaja yang menderita cacar. Namun, rupanya yang berobat lebih dari satu pasien. Setelah dr. Afif bertanya, ternyata mereka berasal dari pesantren yang sama. Selain pengalaman tersebut, dr. Afif sendiri sebelumnya juga merupakan seorang santri. Tepatnya setelah menamatkan pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah, ia melanjutkan pendidikannya di salah satu pesantren di Jambi. Meskipun hanya satu tahun setengah, pengalaman mondok tersebut meninggalkan kesan yang menginspirasinya untuk membentuk gerakan ini.

Tidak hanya memberi edukasi mengenai kesehatan jasmani, kesehatan rohani atau kesehatan mental juga tak luput dari perhatian GPS. Peningkatan kesadaran santri mengenai kesehatan mental tentu bukan hal yang mudah. Hal ini tidak terlepas dari sistem pendidikan di pesantren yang dipisah berdasarkan jenis kelamin sehingga banyak hal penting dari isu tersebut yang dianggap tabu. Namun, berkat strategi pendekatan yang dilakukan oleh GPS dengan pengurus pesantren, santri menjadi lebih sadar akan isu kesehatan mental ini.

Pada masa awal berdiri, anggota GPS hanya dibatasi dari kalangan tenaga kesehatan saja, terutama mahasiswa kedokteran. Namun, seiring berjalannya waktu, hal ini dinilai kurang optimal sehingga dalam evaluasinya GPS mulai membuka pendaftaran bagi relawan bagi semua kalangan yang hanya dibatasi oleh umur saja yakni maksimal 30 tahun. Relawan yang tergabung dalam GPS pun kini berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, tidak hanya kesehatan.

Kisah Perjuangan Habibie dan Ainun Bertahan Hidup di Jerman

Bagi relawan, GPS memberi kesempatan untuk berkegiatan yang memberi dampak sosial yang nyata bagi masyarakat. Selain itu ara relawan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang kesehatan akan mendapatkan ilmu baru mengenai kesehatan yang kemudian akan dibagikan kepada para santri. GPS tidak hanya berfokus pada santri saja tetapi juga memperhatikan pengembangan skill yang dimiliki oleh relawan. Terbukti, GPS berhasil melahirkan para relawan yang berprestasi dalam berbagai kompetisi hingga terpilih sebagai peserta program pertukaran pemuda.

dr. Afif (pojok kiri) bersama para penerima SATU Indonesia Award 2019.
info gambar

Pada 2019, dr. Afif menerima penghargaan dari Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award. Sebuah penghargaan dari PT. Astra International Tbk yang memberi apresiasi terhadap insan yang memberi manfaat bagi masyarakat yang terbagi dalam lima bidang, yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Hal ini merupakan apresiasi yang luar biasa mengingat GPS baru dua tahun berdiri ketika menerima penghargaan tersebut.

Dalam rentang dua tahun tersebut, berbagai dinamika yang terjadi sukses mengantarkan GPS mendapatkan penghargaan bergengsi ini. Salah satu dinamika yang dirasakan dalam diri dr. Afif sendiri adalah melawan idealisme yang dimilikinya. Secara personal, dr. Afif merupakan seorang pemuda yang aktif mengikuti kompetisi, konferensi, hingga program pertukaran ke luar negeri. Ketika ia memiliki keinginan untuk mengejar sesuatu yang mengharuskannya meninggalkan GPS, maka hal itu akan dipikirkan ulang. GPS menjadi sebuah tanggung jawab besar yang tidak mudah untuk menjedanya.

5 Tradisi Unik Hari Pertama Sekolah di Berbagai Negara

Yayasan Gerakan Pesantren Sehat adalah wujud bakti anak bangsa kepada ibu pertiwi. Dengan demikian, pesantren dapat memaksimalkan aktualisasinya sebagai pencetak generasi unggul yang siap melahirkan berbagai gagasan dan kontribusi terhadap kemajuan peradaban bangsa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini