Dari Masa ke Masa: Pelabuhan Selat Madura

Dari Masa ke Masa: Pelabuhan Selat Madura
info gambar utama

Pulau Madura adalah salah satu Pulau yang ada diantara ribuan Pulau di Indonesia, Pulau Madura berada di utara Pulau Jawa yang mayoritas ditinggali oleh Suku Madura. Pulau Madura dan Pulau Jawa dipisahkan oleh laut yang dikenal dengan Selat Madura.

Tingginya aktivitas masyarakat di Pulau Madura dan Pulau Jawa maka dibangunlah pelabuhan sebagai infrastruktur yang membantu masyarakt untuk menyebrangi dan mudah berpergian ke dua pulau tersebut. Pelabuhan Kamal adalah Pelabuhan yang terletak di Pulau Madura dan Pelabuhan Ujung adalah Pelabuhan yang terletak di Pulau Jawa, tepatnya di daerah Perak, Kalimas, Kota Surabaya.

Pelabuhan ini dikelola oleh ASDP Indonesia Ferry yang merupakan perusahaan BUMN. Berdirinya Pelabuhan sempat menjadi sentra tempat mata pencaharian bagi masyarakat sekitarnya, baik masyarakat di daerah Perak dan Kamal, mulai dari pedagang kaki lima, angkutan umum roda empat dan dua dan masih banyak laggi. Ramainya pelabuhan menjadi sebuah berkah bagi pekerja-pekerja tersebut.

Kapal fery yang menyebrangi Selat Madura jumlahnya juga cukup banyak. Pelabuhan ini menjadi pintu satu-satunya bagi masyarakat yang ingin pergi ke Surabaya bagi Masyarakat Madura dan sebaliknya. Jumlah penumpang hampir selalu penuh pada setiap kedatangan kapal, apalagi saat musim waktu tertentu seperti hari libur sekolah, dan musim mudik lebaran. Lama waktu kapal untuk menyebarangi Selat Madura ini sekitar 30 sampai 45 menit.

Semakin lama jumlah penumpang tiap jamnya semakin meningkat hal ini selaras dengan tingginya mobilitas dan aktivitas masyarakat. Maka, pemerintah membangun Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Madura dan Pulau Jawa. Keberadaan Jembatan Suramadu menjadi infrasturuktur baru yang mempermudah akses mobilitas masyarakat, karena tidak perlu lagi menunggu kedatangan kapal. Namun adanya Jembatan Suramadu perlahan menurunkan kemakmuran di Pelabuhan sendiri, semakin lama pengunjung dan penumpang kapal terus berkurang, belum lagi karcis kapal yang semakin naik dan jika dibandingkan dengan melewati Jembatan Suramadu gratis tanpa karcis.

Sepinya penumpang kapal juga berdampak pada kemakmuran masyarakat sekitar pelabuhan yang sebelumnya membuka toko atau pedagang kaki lima akhirnya gulung tikar karena sudah tidak ada lagi pembeli. Begitu pula dengan angkutan umum roda dua dan empat juga menjadi sepi. Kemakmuran yang dulu sempat dirasakan oleh masyarakat sekitar pelabuhan kini menjadi sebaliknya, belum lagi lingkungan sekitar pelabuhan yang kurang bersih, banyak gedung-gedung terbengkalai dan kurang berfungsi semenjak kapal sepi pengunjung.

Kapal yang datang saat ini pun setiap jam hanya satu, dan pembelin karcis atau tiket kapal sudah modernisasi dengan pembelian secara online melalui website trip.ferizy.com. Keberadaan pelabuhan saat ini, harusnya menjadi perhatian pemerintah agar kemakmuran masyarakat sekitar dapat kembali. Pelabuhan yang mengantar masyarakat Jawa menuju Pulau Madura atau sebaliknya juga masih diminati masyarakat, walau tidak seperti dahulu lagi.

Kebijakan baru perlu diprogramkan agar kemakmuran bersama bisa terwujud, karena jika dibiarkan terus menerus maka akan ada kemungkinan pelabuhan ini akan menjadi pelabuhan mati yang sudah tidak berfungsi lagi. Pembenahan infrastruktur kapal dan pelabuhan akan menjadi cara agar kapal bisa menjadi daya tarik lagi bagi penumpang dan pengunjung pelabuhan.

Masyarakat sekitar pelabuhan seperti toko atau pedagang kaki lima juga bisa diberdayakan dengan pelatihan agar bisa meningkatkan kreatifitasnya sehingga menjadi daya tarik tambahan untuk membantu mengelola kawasan pelabuhan. Pelabuhan dan kapal yang dibenahi dengan benar, akan menjadi daya tarik pengunjung sebagai objek wisata dan edukasi. Sehingga kedepannya, masa depan pelabuhan tetap berlanjut dan menguntungkan semua pihak.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini