Negeri di Awan Sandalwood

Negeri di Awan Sandalwood
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Pengalamanku kali ini adalah ketika aku bertandang ke kabupaten Sumba Timur untuk menyaksikan secara langsung pesona alam yang kusebut ‘Negeri di Awan Sandalwood’.

Ya, seperti yang Kawan GNFI bisa lihat pada foto di atas, merupakan salah satu lukisan alam nan cantik dari Desa Luku Wingir, Kecamatan Kambata Mapambuhang, Kabupaten Sumba Timur-NTT.

Berjarak tempuh sekitar 1 jam perjalanan dari Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur, adalah deretan perbukitan yang berselimutkan awan putih, menjadi daya tarik wisata tersendiri.

Betapa tidak, pemandangan alam yang sungguh indah ini berhasil memanjakan mata setiap yang datang dan melihatnya bahkan hanya dengan melihat lewat foto sekalipun.

Hal ini juga yang saya rasakan. Berbekal cerita dan foto-foto orang yang telah kesana lebih dulu, membuat saya pun ingin pergi dan menyaksikan secara langsung keindahan Negeri di Awan Sandalwood ini.

Baca Juga: Tari Kethek Ogleng, Ikon Budaya dan Wisata Kabupaten Wonogiri

Konon katanya, keindahan bukit berselimutkan awan cantik ini hanya dapat disaksikan pada pagi hari saat matahari baru akan muncul memancarkan sinarnya. Dengan demikian, kami pun bergegas berangkat dari rumah di Kota Waingapu pada dini hari menuju Kambata Mapambuhang pada pukul 03.00.

Masih pagi benar, bahkan sebagian besar orang masih terlelap. Namun karena lokasi yang cukup jauh dan kami belum pernah mengunjungi tempatnya, kami berinisiatif untuk berangkat lebih awal agar tidak terburu-buru dan bisa sambil bertanya kepada warga sekitar tentang lokasi pastinya.

Perjalanan pun dimulai dengan medan yang cukup rusak, ada yang beraspal dan bahkan ada yang hanya jalanan berbatu.

Namun jangan khawatir karena di sepanjang jalan, Kawan GNFI akan selalu bertemu dengan wisatawan-wisatawan lainnya baik yang berasal dari Sumba Timur sendiri maupun dari kabupaten lainnya yang juga hendak ke Kambata Mapambuhang dengan menggunakan sepeda motor atau mobil.

Di sisi kiri dan kanan jalan, Kawan GNFI juga akan dimanjakan dengan bentangan perbukitan yang seolah menuntun untuk tiba kesana.

Singkat cerita, tibalah kami disana dan ternyata tempat ini sudah cukup ramai dengan penduduk local yang sekedar berjualan minuman panas karena memang kondisi disana apalagi pagi hari cukup berangin dan dingin. Telah banyak juga wisatawan yang lebih dulu tiba dari kami dan bahkan ada yang menginap dengan membawa tenda atau tidur di mobil.

Pukul 05.30 pagi, ketika sang surya mulai perlahan menunjukkan sinarnya di balik bukit, cahaya keemasannya pun mulai beradu dengan gelombang lembut awan putih menciptakan perpaduan lukisan alam yang keindahannya tiada tanding.

Senang bercampur haru dan syukur berlimpah yang kurasakan karena dapat melihat sebuah ciptaanNya yang mengundang rasa kagum.

Semakin terang, semakin jelas awan putih yang berarak membelah perbukitan seolah menari-nari mempertontonkan keindahannya pada setiap pasang mata yang memandang.

Sekali pun matahari sudah perlahan meninggi, masih juga banyak para penikmat keindahan Negeri di Awan Sandalwood berdatangan dan dalam sekejap tempat itu dipenuhi oleh puluhan hingga bahkan ratusan kendaraan yang mengantar para pelancong.

Baca Juga: Mengenal Lembaga Pendidikan Sunda

Setelah berpuas diri mengabadikan gambar Negeri di Awan Sandalwood dan menikmati suguhan pemandangan alam yang sungguh indah ini, kamipun memutuskan untuk kembali.

Memang perjalanan yang ditempuh cukup jauh dan melelahkan, tetapi semua itu terbayarkan dengan indahnya pesona Negeri di Awan Sandalwood.

Semoga keindahan alam Negeri di Awan Sandalwood ini dapat kita jaga dan lestarikan bersama tanpa merusak dan mengotorinya agar juga dapat dinikmati hingga anak cucu kita kelak.

Salam berwisata.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini