Edukasi Budaya Bangsa Pada Anak Usia Dini

Edukasi Budaya Bangsa Pada Anak Usia Dini
info gambar utama

Berkembangnya zaman dan era globalisasi menjejali mengharuskan penghuni bumi untuk cakap dan melek akan teknologi modern. Orang tua, remaja sampai anak-anak yang masih berumur bulanan sudah difasilitasi gawai oleh orang tua mereka.

Memberikan fasilitas memang tidak salah, terkadang orang tua yang memang berlebih harta menjejali anak dengan ragam teknologi, sehingga dunia anak cenderung pada dunia digital. Ditakutkan ini memberikan dampak ketergantungan anak terhadap gawai apabila dilakukan secara berkepanjangan yang dapat merusak mental dan moral anak.

Nyatanya, usia dini adalah masa anak-anak mulai dibentuk pola kembang dan pikir. Mereka mengeksplorasi dunia nyata, rasa keingintahuan terhadap suatu hal yang dianggapnya menarik juga mulai mengasah kreatifitas seninya.

Berbicara soal seni, bangsa Indonesia sendiri adalah bangsa yang kaya akan ragam seni dan budaya, hal ini sudah sepatutnya setiap orang tua untuk mengenalkan budaya Indonesia sejak dini pada anak sebagai bentuk rasa mencintai dan ikut melestarikan kebudayaan yang dimiliki Indonesia.

Melestarikan budaya adalah upaya untuk mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan selektif menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.

Menginvestasikan kebudayaan pada anak-anak sebagai generasi penerus ini, supaya kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan. Dimulai dari hal dasar dengan memberikan pemahaman dan pengertian kepada anak menyesuaikan pemahaman anak, seperti mengajarkan rasa cinta budaya tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain, menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan kebudayaan yang kita miliki, menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme.

Mencontohkan nilai-nilai kebudayaan dalam keseharian anak seperti, bagaimana adab berbicara dengan orang yang lebih tua, sikap toleransi dengan sesama saling berbagi, tenggang rasa, dapat dibiasakan pada anak mulai dini. Sehingga, ketika sang anak tumbuh dewasa ia akan terbiasa dengan adat kebudayaan, tidak menganggap remeh budaya Indonesia, dan penerapan mereka terhadap budaya Indonesia juga akan terus berjalan.

Upaya mengenalkan budaya bangsa, dengan mengajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian kebudayaan. Biasanya seperti, Festival budaya yang diadakan oleh tiap-tiap daerah, acara yang mengikut sertakan pengunjung dalam memainkan alat musik atau bisa juga mendongengkan sebuah buku tentang budaya.

Proses membentuk karakter anak dalam cinta budayanya itu menjadi sarana berkembangnya sang anak, imajinasi, keberanian, kreatifitas, jiwa ketekunan, dan juga tolak ukur anak dalam pemusatan pikiran. Terkadang anak-anak sering cepat merasa bosan apabila pembelajaran yang diberikan dianggap tidak asyik. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengedukasi anak sesuai dengan masanya, anak lebih senang apabila belajar sambil bermain mengingat umur anak-anak dunianya adalah bermain.

Belajar yang menyenangkan dapat memberikan tantangan kepada anak untuk berpikir sebab mereka memiliki daya ingat yang kuat. Mencoba belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri sebagai potensi mengembangkan diri untuk dapat lebih mudah menyerap ilmu.

Meski begitu dengan mengenalkan budaya Indonesia saja tidak cukup apabila tidak ditanamkan dalam hati anak dengan penghayatan, mengaktifkan rasa kepemilikan terhadap budayanya. Ketika tradisi itu dipraktekkan oleh generasi penerusnya tanpa penghayatan dan pengertian yang tepat dan tidak memahami maksud dilakukannya tradisi tersebut, sama saja budaya itu hanya dipraktekkan hanya sebagai pernyataan identitas budaya etnis yang melakukannya, dan lambat laun tidak ada manfaat nyata dari aktivitas yang dilakukan. Inilah yang menyebabkan suatu tradisi akhirnya cenderung ditinggalkan dan dilupakan.

Mari menjunjung tinggi nilai kebudayaan Indonesia dengan menanamkan kebiasaan berbudaya sejak usia dini.

Bangsa berbudaya, Indonesiaku maju!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

D
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini