Preferensi Generasi Z dalam Pelestarian Budaya Lokal

Preferensi Generasi Z dalam Pelestarian Budaya Lokal
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Budaya merupakan suatu identitas kelompok atau masyarakat yang meliputi nila-nilai, keyakinan, bahasa, kuliner, seni, dan tradisi yang telah diteruskan dari generasi ke generasi.

Lebih dari sekedar warisan sejarah, budaya adalah pandangan dunia yang mencerminkan pengalaman kolektif manusia yang harus kita lestarikan agar akar-akar identitas kita tidak hilang begitu saja.

Generasi Z, kelompok generasi selanjutnya yang akan meneruskan estafet pelestarian budaya yang sebelumnya digenggam oleh Generasi Milenial, tumbuh dalam era globalisasi dan teknologi komunikasi yang berkembang pesat.

Dalam konteks budaya, Generasi Z memiliki akses yang lebih besar daripada generasi sebelumnya untuk terpengaruh dalam budaya asing melalui media sosial. Lalu bagaimana Generasi Z memandang dan berkontribusi pada pelestarian budaya lokal?

Pro dan Kontra Sosial Media

Penggunaan Sosial Media | Sumber: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Perjalanan Generasi Z dalam media sosial telah membuka pintu lebar untuk menjelajahi budaya di seluruh penjuru dunia.

Persebaran tren media sosial yang mencangkup mode, musik, makanan dan hiburan dari belahan dunia memainkan peran yang cukup besar dalam kehidupan Generasi Z. Instagram dan TikTok merupakan platform media sosial yang sangat populer di kalangan Generasi Z.

Mereka dapat mengenal dan mempelajari budaya asing dan budaya lokal dengan mudah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk Generasi Z, karena mereka perlu tetap waspada terhadap potensi hilangnya kekayaan budaya lokal akibat dominasi budaya asing yang sering kali mendominasi media sosial.

Baca Juga: Asmara Pemuda-Pemudi Gayo dalam Tradisi Berijo-Ijo

Budaya asing yang mendominasi media sosial menciptakan tren yang menarik bagi Generasi Z. Mereka dengan antusias mendengarkan musik yang tengah viral, mengikuti challenge, dan bahkan mencicipi makanan eksotis khas luar negeri.

Namun, preferensi Generasi Z dalam mengonsumsi budaya asing tidak selalu berarti mereka mengabaikan budaya lokal. Ketertarikan Generasi Z dengan budaya lokal yang mencangkup makanan, hiburan, dan musik menunjukkan hasil yang baik.

Menurut hasil penelitian saya mengenai ketertarikan Generasi Z pada budaya lokal dan budaya global, mereka sangat tertarik untuk mencoba kuliner nusantara dan pergi ke pelosok Indonesia untuk menikmati keindahan alam dan budayanya.

Aksi Kreatif Generasi Z dalam Pelestarian Budaya

Pemanfaatan Media Sosial untuk Mempelajari Budaya Lokal | Sumber: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Generasi Z mempunyai cara tersendiri dalam melestarikan budaya, khususnya melalui media sosial. Media sosial bagi Generasi Z dapat digunakan untuk mengeksplorasi lebih jauh budaya lokal. Dengan kata lain secara tidak langsung mereka sedang mempelajari budaya lokal melalui sosial media yang gemar mereka gunakan.

Tersedianya Instagram dan Tiktok dapat mereka jadikan sebagai wadah untuk melestarikan budaya lokal. Keaktifan mereka dalam media sosial tersebut dapat dijadikan sebuah peluang untuk mempromosikan kebudayaan lokal.

Banyak di antara mereka yang menceritakan pengalaman mereka pada saat berlibur di lingkungan sekitar atau bahkan pelosok Nusantara.

Selain itu media sosial juga digunakan untuk memperkenalkan adat istiadat yang tertanam di sana, me-review makanan tradisional dan merekomendasikannya ke khalayak umum, bahkan sampai ke penjuru dunia. Hal-hal tersebut termasuk upaya mereka dalam pelestarian budaya lokal Indonesia.

Baca Juga: Tarian Topeng Endel Pemikat Hati

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk melestarikan budaya lokal Indonesia, seperti ikut berpartisipasi ke dalam event budaya lokal, salah satunya Pekan Kebudayaan Nasional (PKN).

Terdapat kabar baik khususnya untuk Kawan GNFI yang tertarik mempelajari keberagaman budaya Nusantara, karena tahun ini Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) resmi dibuka kembali.

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) merupakan platform aksi bersama yang menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya dan mendorong interaksi guna memperkuat kebudayaan inklusif yang digelar pada tanggal 20-29 Oktober 2023 dengan serangkaian pameran dan acara publik.

Adapun ruang tamu PKN yang tersebar di 40 titik seluruh Jakarta dengan empat titik ruang tamu utama di Galeri Nasional Indonesia, Museum Kebangkitan Nasional, PT Produksi Film Negara (Persero), dan MBloc Space.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini