Revitalisasi Kebudayaan dalam Bentuk Komik Digital sebagai Media Pendidikan Karakter

Revitalisasi Kebudayaan dalam Bentuk Komik Digital sebagai Media Pendidikan Karakter
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Sastra lisan ibarat sumber kekayaan yang tidak pernah mengering di Indonesia. Hal itu bisa dibuktikan dengan beragamnya cerita rakyat di berbagai daerah.

Kondisi latar belakang daerah seperti letak geografis, sosial, dan budaya yang beragam membuat cerita rakyat di setiap daerah hidup dengan corak dan warna yang berbeda-beda.

Sebagai genre sastra lisan, cerita rakyat memiliki banyak manfaat bagi masyarakat pendukungnya. Di dalamnya terkandung banyak nilai, norma, moral, pendidikan, kepahlawanan, perjuangan, pengabdian, ajaran, dan pesan yang bisa menjadi sumber inspirasi untuk diterapkan dalam berkehidupan.

Dewasa kini, cerita rakyat kurang mendapat perhatian di kalangan generasi muda. Popularitas cerita rakyat pun kalah tenar oleh berbagai cerita masa kini.

Cerita rakyat tergantikan dengan cerita dan serial dari luar negeri yang lebih dinikmati melalui berbagai media dan kreativitas berwujud sajian kartun, film, drama asing, dan lain sebagainya.

Tidak heran, anak-anak Indonesia pun lebih mengenal dan menyenangi cerita yang berasal dari asing. Padahal secara kualitas dan kuantitas cerita rakyat yang ada di Indonesia juga tidak kalah hebat. Cerita rakyat asli Indonesia justru sarat akan nilai-nilai agung dan luhur yang sangat penting untuk sarana penanaman budi pekerti dan media pendidikan karakter.

Baca Juga: Tari Lawet, Kesenian Khas Kebumen yang Kembali Menunjukan Eksistensinya

Khazanah cerita rakyat nusantara belum semua direvitalisasikan dengan baik. Hasilnya pun banyak cerita rakyat yang belum terangkat dan belum dikenali oleh pemiliknya sendiri.

Semakin menurunnya budaya pendidikan lisan dengan cara mendongeng di kalangan masyarakat Indonesia juga berdampak pada keberadaan dan peran cerita rakyat sebagai salah satu pengajaran serta penanaman nilai-nilai moral dan budi pekerti.

Perkembangan masyarakat Indonesia dengan segala budaya yang masuk membuat cerita rakyat menjadi kurang relevan diantara konten digital yang lebih mudah diakses dan dikemas lebih menarik.

Dampaknya pun kini mulai terasa, degradasi moral melanda generasi muda. Maraknya kasus yang melibatkan peserta didik sebagai aktor utamanya.

Tidak hanya di kota yang terkenal dengan tingkat kriminalitas tinggi, kini kasus para pelajar pun sering terjadi di kota-kota kecil bahkan pedesaan. Karakter buruk menjadi dalang di balik fenomena tersebut. Dalam kasus-kasus yang terjadi justru banyak dilakukan oleh para pelajar yang sejatinya adalah individu belajar dengan karakter yang baik.

Salah satu hal yang ikut andil menjadi penyebabnya adalah sedikitnya ketersediaan bahan ajar dan buku penunjang yang menyajikan cerita lokal dari daerah masing-masing.

Bahan ajar berbasis cerita lokal yang masih langka mengakibatkan para pendidik memilih bahan ajar yang menonjolkan tokoh-tokoh luar negeri yang secara esensi nilai berbeda dengan kultur dan karakter orang Indonesia.

Menurut Utomo (2011, hlm.49) dalam ingatan anak-anak menempel erat tokoh-tokoh fantasi dari dunia Barat, seperti Superman, Batman, Superboy, Naruto, Avatar, Spiderman, Pinokio, Cinderella, dan lain-lain.

Selain menempel erat dalam ingatan, mengonsumsi cerita asing ternyata bisa mengubah sudut pandang seorang anak menjadi menyimpang terutama dalam perilakunya. Anak-anak menganggap sesuatu yang jagoan dan hebat itu mesti beradu fisik, mampu berkelahi, dan memenangi pertarungan dan mengedepankan egoisme.

Padahal sesuatu yang hebat dan jagoan adalah generasi muda yang giat belajar, memiliki akhlak yang baik, dan berprestasi sehingga menjadi kebanggaan sekolah dan orang tuanya. Atas tinjauan tersebut maka poin utamanya adalah dengan memberikan pendidikan karakter yang mengedepankan nilai dan moral yang baik.

Diperlukan suatu strategi sebagai bentuk penguatan nyata sebagai upaya merpertahankan eksistensi cerita rakyat asli Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengangkat sebuah cerita rakyat yang berasal dari daerah Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur yakni Cerita Raden Aria Cikondang. Cerita rakyat Raden Aria Cikondang ini akan dimanfaatkan menjadi komik digital sebagai bahan ajar cerita rakyat.

Komik Digital Cerita Rakyat. Sumber: Dokumentasi Karya Pribadi

Pendidikan karakter melalui komik merupakan media belajar yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dengan komik mampu memotivasi siswa dalam belajar sehingga bisa meningkatkan kualitas belajar dan membangkitkan minat membaca.

Penggunaan komik juga sebagai salah satu media penceritaan dapat menjadi salah satu alternatif sebagai usaha untuk merevitalisasi cerita rakyat.

Baca Juga: Kah Ro’ Tena Maybrat Menjadi Sistem Pertanian Warisan Leluhur yang Ramah Lingkungan

Menurut Rizal dan Alvanov (2014, hlm.22), cerita rakyat sangat memungkinkan untuk mampu bertransformasi kemasan atau wadah tanpa mengubah nilai-nilai moral, budaya, adat sehingga cerita rakyat tetap memberikan pendidikan dan pengetahuan.

Penyampaian muatan konten dalam cerita rakyat memerlukan cara baru atau kemasan baru yang harus terus berinovasi sehingga cerita rakyat tidak hilang ditelan waktu dan dapat terus menyesuaiakan dengan perkembangan zaman.

Adapun hasil penelitian ini terkumpul tiga versi cerita rakyat Raden Aria Cikondang yang didapatkan dari hasil wawancara dengan empat narasumber yakni budayawan atau sejarawan Cianjur, keturunan atau ahli waris, serta tokoh masyarakat.

Hasil penelitian ini memuat nilai pendidikan karakter. Adapun muatan nilai pendidikan karakter dalam cerita Raden Aria Cikondang sebagai berikut.

Cerita Raden Aria Cikondang

Muatan Nilai Pendidikan Karakter

Religius

Cinta tanah air

Demokratis

Menghargai prestasi

Tanggung jawab

Kreatif

Cerita versi 1

-

Cerita versi 2

-

-

-

-

Cerita versi 3

-

-

-

Cerita rakyat Raden Aria Cikondang termasuk ke dalam cerita rakyat berjenis legenda. Hal tersebut dikarenakan cerita rakyat Raden Aria Cikondang memiliki ciri-ciri sebagai sebuah legenda pahlawan. Hal tersebut disebabkan isi cerita mengandung unsur sejarah perjuangan salah satu tokoh pahlawan Cianjur.

Dalam Cerita Raden Aria Cikondang terdapat nilai pendidikan karakter seperti nilai religius, nilai cinta tanah air, nilai tanggung jawab, nilai demokratis, nilai menghargai prestasi, dan nilai kreatif.

Namun Cerita Legenda Raden Aria Cikondang didominasi oleh nilai cinta tanah air. Hal itu disebabkan nilai tersebut adalah nilai yang menjadi dasar dan nilai yang sesuai dengan prinsip hidup seorang legenda pahlawan.

Pemanfaatan bahan ajar cerita rakyat Raden Aria Cikondang tersebut dapat peserta didik akses melalui link https://anyflip.com/lmjnw/nans dengan menggunakan akses internet yang nantinya akan diarahkan pada tampilan bahan ajar cerita rakyat dalam wujud komik digital.

Berdasarkan hasil pemanfaatan dan hasil tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar komik digital cerita rakyat, maka dari itu cerita Raden Aria Cikondang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar cerita rakyat dalam wujud komik digital.

Sumber Referensi:

  • https://anyflip.com/lmjnw/nans
  • Utomo, Yudi. (2011). “Kajian Etnopedagogi Tradisi Lisan Cerita Keramat Cikundul sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA”. Cianjur: Dalam Dinamika Vol.3 No.6 Bulan Juli.
  • Rizal dan Alvanov (2014). “Perancangan Komik Digital Interaktif “New Ethnicia” Eksplorasi Visual Storytelling Cerita rakyat Indonesia”. Dalam Jurnal Komunikasi Visual dan Multimedia. Vol.6, No.2

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini