Memerangi Stigma Tabu Pada Seksualitas Bersama Tabu.id

Memerangi Stigma Tabu Pada Seksualitas Bersama Tabu.id
info gambar utama

Beberapa tahun belakangan ini, media sosial sedang gencar menggaungkan pentingnya pendidikan seks. Hal tersebut tidak datang secara tiba-tiba, melonjaknya kasus kehamilan remaja, kekerasan seksual dan pernikahan dini di Indonesia justru membuat banyak masyarakat khawatir. Pendidikan seks masih sering dianggap remeh karena dinilai tabu oleh masyarakat. Kebanyakan dari orang tua sungkan untuk membicarakan hal yang berbau seksual ke anak mereka. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena mereka tidak paham terhadap topik tersebut atau tidak elok didengarkan. Mereka cenderung menggunakan kata-kata samaran agar lebih enak didengar. Para orangtua berpikir seks pasti berkaitan dengan hal yang berbau pornografi dan vulgar.

Padahal kenyataannya, anak memiliki insting untuk mencari tau sendiri. Semakin dilarang mereka justru semakin penasaran. Hal ini juga terjadi pada hal-hal seksual, sehingga banyak menyebabkan pernikahan dini, hamil diluar nikah, ataupun kekerasan seksual. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 mengungkapkan sebanyak 59% wanita dan 74% pria memulai hubungan seksual pada usia 15-19 tahun.

Inilah yang menjadi latar belakang Alvin Theodore dan kawannya untuk membuat Tabu.id. Komunitas yang sudah terbentuk dari 2018 dan berkembang pesat sampai saat ini. Alvin berkata “Salah satu faktor untuk memerangi masalah kesehatan seksual dan reproduksi anak muda Indonesia adalah keberadaan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif”

Visi dan misi Tabu.id adalah meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi, menghapus stigma terkait kesehatan reproduksi dan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya kesehatan reproduksi. Menurut Elsi Dwi Hapsari dari FKKMK UGM mengatakan bahwa seseorang dapat menghindari penyakit infeksi menular seksual dan mencegah terjadinya infertilitas. Dengan kita memahami dan menghapus stigma negatif terhadap kesehatan reproduksi, maka angka kehamilan remaja, pernikahan dini, maupun kekerasan seksual akan berkurang.

Saat ini instagram Tabu.id sudah mencapai 119 ribu pengikut. Tabu.id juga sering mengadakan acara online maupun offline yang membicarakan berbagai topik seperti relationship, kontrasepsi, alat reproduksi dan lain sebagainya. Konten instagramnya pun beragam, mereka menggunakan komik, infografis, ataupun edukasi reels. Dengan menggunakan gaya bahasa yang cenderung santai membuat audiens tertarik untuk membacanya. Selain bergerak di media sosial, Tabu.id juga memiliki aplikasi games online bernama Health Heroes: Nutrihunt.Tabu.id juga memiliki podcast Bicara Tabu dengan hastag #TidakLagiTabu.

Alvin berharap dengan adanya Tabu.id anak muda dapat bebas dan nyaman berdiskusi maupun belajar mengenai topik seksualitas dan reproduksi. Hal ini diaplikasikan melalui konten bincang-bincang seni edukasi yang digalakkan di Instagram. Alvin juga percaya bahwa Tabu.id memiliki dampak kepada masyarakat, dilihat dari umpan balik melalui direct massage Instagram dan juga komentar pada unggahan. Selain itu, Tabu.id memiliki engangement yang cukup tinggi dari audiens.

Saat ini, Tabu.id berbasis relawan dengan proses perekrutan terbuka setiap enam bulan sekali. Dalam satu periode, biasanya Tabu.id menerima sekitar 70-90 sukarelawan yang terbagi dalam beberapa tim khusus.

Adanya komunitas-komunitas positif yang bergerak diberbagai bidang seperti mental health, gender, maupun kesadaran seksual seperti ini menjadikan anak-anak di Indonesia semakin paham dan merubah stigma-stigma negatif masyarakat. Mereka akan cenderung menerima dirinya sendiri dan lebih memahami diri sendiri. Lahirnya Tabu.id dapat mengubah kebiasaan maupun presepsi banyak orang. Mereka datang dengan memberikan sajian fakta dan juga data untuk membuat masyarakat percaya. Tabu.id juga memberikan kesan yang nyaman untuk audiens dapat bertukar cerita dan yang paling penting masyarakat menjadi lebih sadar pentingnya kesehatan reproduksi dan penjagaan diri. Sudah seharusnya Indonesia memiliki lebih banyak komunitas yang sadar akan hal-hal seperti ini.

#kabarbaiksatuindonesia


(pastikan sertakan sumber data berupa tautan asli dan nama jika mengutip suatu data)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

N
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini