Narasi Propaganda, Senjata Baru dalam Serangan di Gaza

Ahmad Cholis Hamzah

Seorang mantan staf ahli bidang ekonomi kedutaan yang kini mengajar sebagai dosen dan aktif menjadi kolumnis di beberapa media nasional.

Narasi Propaganda, Senjata Baru dalam Serangan di Gaza
info gambar utama

Penulis Senior GNFI

Perang pada zaman modern ini tidak hanya menggunakan sistem persenjataan canggih, sistem pengawasan dari ruang angkasa, artileri dan rudal presisi jarak jauh, sistem persenjataan elektronik dsb, namun kita saksikan juga bahwa perang modern ini menggunakan sistem siber yang digunakan untuk menyebarkan berita-berita palsu, berita yang bertujuan untuk memecah opini dunia lewat media baik electronik, cetak maupun digital bahkan kecerdasaan buatan atau Artificial Intelligence.

Perang yang brutal yang dilakukan di Israel di Gaza itu juga menggunakan mesin-mesin perang propaganda lewat media milik negara-negara maju sekutu Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman dsb. Perang propaganda sebenarnya sudah lama di gunakan di Perang Dunia I maupun II, namun sekarang itu dilakukan dengan cara-cara canggih kadang-kadang bernuansa akademik, atau pemikiran intelektual.

Para wartawan atau penyiar TV jaringan internasional negara-negara barat itu dalam pemberitaan maupun wawancara dengan tokoh-tokoh dunia yang bersimpati pada perjuangan bangsa Palestina--selalu memaksa pihak yang diwawancarai itu untuk mengutuk serangan Hamas tanggal 7 Oktober 2023 pagi hari ke Israel.

Misalkan: “apakah anda tidak mengutuk serangan brutal Hamas ke Israel yang menyebabkan 1,400 sipil meninggal dunia dimana didalamnya ada wanita dan anak-anak, dan ratusan warga Israel diculik Hamas?”. “Anda setuju bahwa Israel mempunyai hak membela diri?”Pertanyaan macam ini diulang-ulang dengan cara memojokkan pihak yang diwawancarai. Pertanyaan itu juga menjadi inti sari pemberitaan media sekutu Israel itu.

Untungnya para tokoh yang diwawancarai media barat itu orang-orang yang cerdas dan mengetahui taktik memojokkan dari media barat dengan memberi jawaban antara lain kenapa pertanyaan itu hanya berrfokus kepada serangan Hamas tanggal 7 Oktober 2023 itu saja, kenapa tidak mengindahkan fakta bahwa serangan Hamas itu akibat dari penjajahan Israel ke bangsa Palestina sejak 75 tahun lalu, akibat dari penghinaan Israel terhadap bangsa Palestina dengan kebijakan Apartheid nya.

Kenapa fakta bahwa bangsa Palestina juga memiliki hak mempertahankan diri tidak menjadi fokus pemberitaan barat, kenapa pendudukan secara illegal warga Israel di wilayah tepi barat atau the West Bank dengan mengusir warga Palestina. Kenapa media barat tidak mau berpendapat ketika pejabat-pejabat Israel menyebut bangsa Palestina itu “Human Animal”.

Tidak hanya di media, di sidang Dewan Keamanan maupun Sidang Umum PBB, narasi negara-negara pendukung Israel itu selalu menyebutkan bahwa Israel memiliki hak mempertahankan diri.

Sementara fakta-fakta 32 Masjid dan gereja orthodox, puluhan Rumah Sakit, sekolah-sekolah di Gaza di bom, fakta bahwa Israel menargetkan genosida dimana 7.000 an warga gaza dimana banyak diantaranya anak-anak kecil bahkan bayi-bayi dibunuh dengan brutal.

Sampai-sampai warga Gaza itu menulis nama-nama anaknya dengan spidol di lengan atau kaki mereka agar kalau sewaktu-waktu mati mudah teridentifikasi – itu tidak pernah disinggung.

Untungnya sekarang narasi para politisi dan pejabat pemerintah negara-negara barat pendukung Israel mendapatkan perlawanan dari Independent Journalists, dari youtuber, dan content creator dsb yang selalu memberikan update terbaru dan terpercaya kondisi riel atau sebenarnya di Gaza.

Indonesia sejak dulu memberikan dukungan kepada bangsa Palestina untuk bisa merdeka dari penjajahan Israel dan soal kemerdekaan bangsa ini juga termaktub di UUD 1945, lagian bangsa Palestinalah yang pertama kali mengakui secara internasional kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Namun tidak dipungkiri ada saja anak bangsa Indonesia ini yang terkena narasi propaganda yang dibangun barat sehingga mereka pro Israel termasuk pro terhadap tindakan genosida brutal Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

NU-Muhammadiyah Satu Suara soal Konflik Palestina-Israel: Bukan Perang Agama

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

Terima kasih telah membaca sampai di sini