Senyum Kecil di Dusun Pontianak, Labuan Bajo, NTT

Senyum Kecil di Dusun Pontianak, Labuan Bajo, NTT
info gambar utama

Masyarakat di daerah tertinggal tidak hanya mendapati kekurangan fasilitas kehidupan tetapi juga SDM pengajar yang mengajar anak pribumi.

Kehidupan masyarakat pribumi yang notabenennya nelayan sebagai mata pencarian hidup mereka. Anak-anak mereka lebih memilih untuk mengikuti orang tuanya untuk bernelayan daripada belajar.

Sungguh stigma yang sudah tertanam sedari kecil karena tidak adanya sokongan pendidikan dari pemerintah setempat. Stereotip warga yang sudah mandarah daging untuk belajar hanyalah buang-buang waktu sangat susah dilantahkan.

Anak-anak yang lebih memilih mencari uang dengan cara menjual hasil pancingan yang didapat dari berlayar membuat mereka merasakan kegembiraan yang tak terhingga Ketika dagangan mereka laris manis di pasar.

Dusun tersebut bernama Dusun Pontianak, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Masyarakat yang tinggal di dusun ini pun tidaklah banyak. Info yang saya dapatkan dari ketua pemuda di sana, ada 27 kepala warga yang bermukim di pulau kecil tersebut.

Rumah yang mereka tinggali pun seperti rumah panggung disebabkan cuaca yang tidak bersahabat akan mendatangkan pasang dan banjir sepanjang pinggiran pantai.

Maka dari itu, posisi rumah masyarakat sedikit ditinggikan dari lahan tanah. Akses ke Dusun Pontianak pun menggunakan perahu kecil dari dermaga Labuan Bajo.

Akses menuju dusun ini melihat pasang-surutnya ombak karena melewati Samudera Pasifik barat daya yang apabila pasang, ombaknya akan menggulung perahu kecil yang menyeberangi ke dusun ini.

Butuh perjuangan untuk bisa ke dusun Pontianak yang mempunyai pemandangan yang sangat indah ini.

Tujuan saya ke dusun tersebut ialah mengadakan pengabdian Masyarakat. Kami terbentuk dari beberapa divisi, yaitu divisi Pendidikan, lingkungan, Kesehatan, dan ekowisata.

Akan tetapi, kami lebih mengedapankan Pendidikan karena ingin mendoktrin anak-anak agar bisa bersekolah dengan baik untuk mencapai cita-citanya. Teman-teman yang datang dari seluruh pelosok negeri ini juga memberikan motivasi terhadap Bapak/Ibu guru pengajar di sana.

Meskipun serba kekurangan, Bapak/Ibu guru tetap bekerja mencerdaskan anak bangsa pribumi yang berada di dusun Pontianak.

Baca Juga: Eksplorasi Potensi dan Perancangan Wisata Desa Boho oleh Tim KKN UGM
Potret Bapak/Ibu Guru Dusun Pontianak @dokumentasi pribadi
info gambar

Kami pun sudah merancang media pembelajaran jauh-jauh hari demi siswa yang berada di dusun ini agar merek antusias dan merasakan variasi pembelajar yang menyenangkan dan membuang stigma bahwa “belajar itu menyusahkan”.

Bangunan sekolah yang hamper roboh tidak mematahan semangat kami untuk memberikan ilmu kepada mereka. Mereka berhak menerima Pendidikan layak meski tidak difasilitasi dengan layak.

Tetap tersenyum @dokumentasi pribadi
info gambar

Kami tetap memberikan dan berbagi wawasan dan ilmu kepada anak-anak yang sudah putus asa dalam bersekolah. Kami pun mendoktrin mereka dengan berbagai souvenir agar mereka antusias dalam menggapai cita-cita mereka.

Kami pun telah membawa donasi dari kota masing-masing untuk disumbangkan kepada anak-anak di sana dan membuka bazar pakaian layak pakai yang dananya juga akan disumbangkan kepada warga yang kurang mampu di dusun tersebut.

Baca Juga: Harmoni Tradisi: KKN-PPM UGM Ambangun Rahayu Promosikan Budaya Daerah dan Potensi UMKM

Ketua Pemuda Dusun Pontianak sangat bersyukur atas kedatangan kami dalam memcerdaskan dan berbagi ilmu kepada masyarakat dusun Pontianak terlebih lagi kepada anak-anak pulau yang kurang berminat dalam mengenyam pendidikan sejak usia dini.

Saya lebih menyukai aksi nyata dari adik-adik sekalian karena tidak mengumbar janji-janji manis saja ketika mensurvey tempat kami untuk dijadikan lokasi pengabdian. Semoga adik-adik tidak melupakan kami dan diberi kesempatan lagi untuk Kembali berbagi ilmunya di sini,” ungkap dia dengan mata berkaca-kaca.

#kabarbaikindonesia #pengabdianmasyarakat #pendidikan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini