Cerita Dari Pekan Kebudayaan Nasional 2023: Pameran Seni Seakan-akan Tidak Ada Matahari

Cerita Dari Pekan Kebudayaan Nasional 2023: Pameran Seni Seakan-akan Tidak Ada Matahari
info gambar utama

Jamuan Seni Budaya Mengenali Warisan Budaya Di Acara PKN 2023

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 sedang berlangsung pada 40 titik di negara Indonesia yang berada di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Dan Kepulauan Seribu sejak tanggal 20 oktober hingga nanti 29 oktober.

Dikutip dari Instagram @pekankebudayaannasional, 4 lokasi di Kota Jakarta memberikan jamuan seni budaya bagi pengunjung untuk mengenal warisan budaya lokasinya berada di Galeri Nasional Indonesia, Museum Kebangkitan Nasional, PT Produksi Film Negara, dan M Bloc.

Di Galeri Nasional Indonesia terdapat beberapa jamuan seperti Pameran literasi ruang hidup, Pergelaran wayang dan tarian, Pemutaran film berjudul ‘Seakan-Akan Tidak Ada Matahari’, Ruang tamu yang isinya ada kedai kopi dan pasar ilmu ruang tamu untuk diskusi santai antara pengunjung dan tunanetra, Lokakarya sumatera selatan dengan pewarna alami wastra, Diskusi publik ada presscon Museum Of International Trash, dan Gelar Wicara membahas tentang ‘Gerakan Kalcer untuk jenama Berdaya: Kunjung Ulang Jalur Rempah’.

Banyak sekali jamuan seni budaya, film, literatur, music yang menarik di 4 lokasi tersebut dan Kawan GNFI bisa belajar banyak mengenai seni budaya tentunya lebih mengenal warisan budaya negara Indonesia.

Pameran Seni Seakan-Akan Tidak Ada Matahari

Pameran seni bertema ‘Seakan-Akan Tidak Ada Matahari’ menampilkan beberapa lukisan dari seniman legendaris. Pelaksanaan pameran ini akan berlangsung pada tanggal 25 Oktober hingga 19 November.

Dalam pameran seni ini ada beberapa karya seni lukisan seperti lukisan Kampung di Jepang tahun 1970 karya seniman Kartika yang dikenang dengan lukisan-lukisannya yang mencerminkan pribadinya yang tangguh dan penuh semangat, lukisan Angin pagi di Cebio tahun 1981 karya seniman Sriyani yang dikenang dengan dengan lukisan hitam-putih dan cetak monotype berwarna tunggal, lukisan Perahu tahun 1974 karya seniman Zaini yang dikenal aktif sebagai pengelola kebudayaan, lukisan Bumi V tahun 1974 karya seniman G. Sidharta Soegijo yang dikenal seniman serba bisa dan salah satu pembaharu seni patung di negara Indonesia, lukisan Pantai Parangtritis tahun 1978 karya seniman Sudarso yang dikenang melalui lukisan-lukisan potret perempuan dengan bentang alam sebagai latarnya.

Karya seniman Sudarso, Pantai Parangtritis di pameran seni ‘Seakan-akan Tidak Matahari’ salah satu lukisan yang menawan. Lukisan tersebut menggambarkan ilustrasi Pantai Parangtritis yang sangat indah dengan pilihan warna yang menyerupai suasana pantai parangtritis.

Seniman Sudarso belajar melukis di Bandung bersama seniman Affandi dan Seniman Barli. Berawal dari berdagang susu keliling hingga bertemu dengan Seniman Affandi. Pada saat itu di memulai belajar melukis dengan Seniman Affandi.

Seniman Sudarso berhasil mengadakan pameran tunggal di Kedutaan Argentina, Jakarta pada tahun 1960. Lukisannya yang dikenal adalah Seni Lukisan Jakarta Dalam Sorotan. Seniman Sudarso gemar melukis perempuan desa yang terlihat sederhana dengan pemandangan alam sebagai latar yang khas.

Sumber: Instagaram @pekankebudayaannasional
info gambar

Selain itu karya seniman Sriyani juga tidak kalah menarik dengan sentuhan abstrak yang menggambarkan ‘Angin Pagi Di Cebia’. Seniman Sriyani dikenal dengan karya lukisannya yang hitam-putih dan monotype yang berwarna tunggal.

Seniman Sriyani menempuh pendidikannya di Universitas Guru Gambar di bawah Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik Universitas Indonesia yang berada di Bandung dan setelah itu melanjutkan studinya di Belanda.

Selain menjadi seniman Sriyani juga menjadi seorang penulis. Pada tahun 1985 ia menerbitkan buku yang berjudul ‘The Flying Buffalo’. Ia meninggal pada tanggal 6 desember tahun 2006. Semoga karyanya selalu dikenang dengan sentuhan yang khas pada monotype hitam-putih.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NE
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini