Nyepi Segara dan Bali yang Berani berhenti Sejenak

Nyepi Segara dan Bali yang Berani berhenti Sejenak
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung Bali diidamkan sebagai tempat ‘rehat’ sementara dari hiruk pikuk kehidupan. Namun, banyak pula yang menjadikan Bali sebagai ‘rehat’ abadi. Sebab, kepercayaan beberapa orang, jika mati di Bali, kematian itu akan indah. Bali memang pandai membuat orang, bahkan dunia berhenti sejenak. Hari suci Nyepi adalah salah satu bukti bahwa Bali berani berhenti sejenak. Berhenti dari ingar bingar, menepi, mendalami diri. Satu hari dalam tiga ratus enam puluh lima hari, tidak bepergian, tidak melakukan aktivitas, tidak menyalakan lampu. Satu hari yang benar-benar sunyi. Satu hari, bumi dapat bernapas lega tanpa campur tangan manusianya.

Nyepi dan Bali yang berani berhenti sejenak ini mungkin bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain tentang bagaimana memahami semesta. Satu hari tanpa riuh pekerjaan, tanpa gemuruh perkantoran, satu hari mendengar lengkung alam yang mengabarkan ketenangan. Untuk itulah Nyepi di Bali selalu menjadi bagian yang dinantikan. Ada kisah menarik dari Nyepi yang berlainan, yang dilakukan di Kawasan Nusa Penida, Klungkung dan juga kawasan Kusamba, Klungkung yang memberi ‘jeda’ pada lautan untuk bisa bernapas lega tanpa desakan manusia. Nyepi itu dinamai nyepi segara. Tradisi turun temurun yang memperbincangkan kekuatan lautan. Sebuah kepatutan tanda bersepakat dengan alam. Memelihara lautan yang telah memberi kehidupan bagi manusia. Nyepi segara ini merupakan salah satu laku ritual yang digelar rutin setiap tahunnya untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih pada penguasa lautan. Merehatkan lautan sejenak dari berbagai kepentingan manusia merupakan timbal balik yang sederhana yang bisa diberikan manusia. Masyarakat kawasan Nusa Penida dan desa Kusamba benar-benar memberi jeda pada laut yang seharinya telah diusik, berisik. Laku nyepi segara ini menjadi bagian penting dalam peradaban manusia di Bali. Seluruh dunia menjadi kagum dengan laku memuliakan lautan ini.

Nyepi Segara berarti meniadakan segala aktivitas di lautan, membiarkan lautan dalam keadaan tenang, sunyi, sepi, hening, sipeng di pesisir pantai, laut atau pasih selama satu hari. Nyepi segara yang dilaksanakan di kawasan Nusa Penida merupakan rangkaian upacara ngusaba yang digelar secara bergilir setahun sekali di Pura Penataran Ped Desa Adat Ped dan Pura Batumedawu Desa Adat Suana. Nyepi segara merupakan salah satu nilai luhur yang dimiliki masyarakat Nusa Penida dalam sebuah visi mulia dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Seluruh kawasan di Kepulauan Nusa Penida yang terdiri atas Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan sejak 1600 atau saat masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong telah memercayai nilai-nilai baik dalam ritual nyepi segara ini. Masyarakat pesisir yang bergantung pelak pada lautan dan seisinya sangat percaya bahwa ikan-ikan melimpah, rumput laut berkembang begitu baiknya, aktivitas ekonomi di lautan kian melimpah ruah, ketika nyepi segara dilaksanakan sebagai bagian dari korban suci yang tulus ikhlas. Kegiatan nyepisegara ini berlaku sehari-semalam. Tidak ada aktivitas di lautan, baik penyeberangan, menangkap ikan, bahkan sekadar memancing, semuanya ditiadakan untuk memberi jeda pada lautan. Perayaan nyepi segara ini juga berkaitan dengan pengucapan rasa syukur terhadap lautan atau segara yang sudah melimpahi masyarakat dengan sumber penghidupan dan penghasilan. Hal ini tertuang dalam wujud persembahan-persembahan yang dihaturkan dalam rangkaian upacara Nyepi Segara.

Ritual nyepi segara juga dilakukan di kawasan desa Kusamba. Desa pesisir yang terkenal dengan tongkol dan garamnya yang menyihir. Tongkol dan garam khas Kusamba yang termahsyur itu ternyata berlaku mulia pada lautan tempat para nelayan tongkol dan petani garam Kusamba menghasilkan garam-garam yang diklaim sebagai salah satu garam terbaik di dunia. Garam Kusamba merupakan garam organik tradisional Bali. Berbeda dengan garam pada umumnya, garam Kusamba memiliki cita rasa yang kuat. Ditaburkan sedikit saja pada makanan, sudah mampu menambah cita rasa hidangan. Garam Kusamba tidak menggunakan bahan-bahan kimiawi, terutama pemutih yang belakangan dikhawatirkan beredar pada dalam garam-garam kemasan di pasaran. Menariknya lagi, telah teruji secara klinis, garam Kusamba mengandung 80 mineral alami yang berbeda sehingga sangat baik untuk kesehatan dan mudah diserap oleh tubuh. Garam ini juga telah digunakan dalam produk kecantikan jenis bath salt. Bath salt atau garam mandi sebutan untuk jenis garam yang bisa digunakan untuk tujuan relaksasi. Menambahkan bath salt pada air saat mandi dapat menghilangkan stres hingga meredakan pegal-pegal di tubuh.

Kebaikan laut pada manusia harus dijaga dengan tidak merusak, mengotori, atau mengeksploitasi lautan secara berlebihan. Laku-laku sederhana dan nyata seperti ini sangat penting untuk diwariskan pada generasi untuk dapat memaknai pentingnya menjaga alam, menjaga semesta, dan lautan yang memberi kehidupan. Nyepi segara mengajarkan banyak arti. Kesunyian, ketenangan, mengucap syukur pada lautan, tak ada aktivitas nelayan melaut, petani garam mengolah pasir, maupun buruh-buruh angkut barang di pelabuhan penyeberangan di sepanjang Pantai Kusamba merupakan cara warga desa Kusamba memuliakan lautan. Tradisi nyepi segara merupakan bagian dari upacara ngusaba segara lan ngusaba nini di Pura Segara Desa Adat Kusamba. Puncak upacara ngusaba segara lan ngusaba nini dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Kalima. Meski bersumber dari tradisi lisan, warga desa Kusamba tak berani menampik atau tak melakukan ritual ini. Sebab kepercayaan mereka mengikat bahwa pemuliaan lautan ini sudah semestinya dilakukan sebagai sujud bakti dan ucap syukur manusia pada sang pencipta.

Inilah laku nyata komitmen masyarakat pesisir menjaga lautan tempat kehidupan bernaung. Pada kedermawanan samudera, manusia menuai bahagia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini