Bejamu Saman, Tradisi Menjalin Silaturrahmi Melalui Adat dan Budaya di Kabupaten Gayo Lues

Bejamu Saman, Tradisi Menjalin Silaturrahmi Melalui Adat dan Budaya di Kabupaten Gayo Lues
info gambar utama

Tari Saman merupakan tarian yang berasal dari suku Gayo, tepatnya dari Kabupaten Gayo Lues, provinsi Aceh. Dilansir dari sindonews.com, Tari Saman telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya yang masuk dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia dalam sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah umtuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO yang dilaksanakan di Bali pada tanggal 24 November tahun 2011.

Dalam perkembangannya di masyarakat, tari saman banyak ditampilkan di acara-acara tertentu seperti memperingati hari-hari besar nasional dan daerah serta dalam acara kecil sekalipun seperti sunat rasul dan pernikahan. Namun, tradisi atau kebudayaan tari saman yang paling terkenal di kalangan masyarakat Gayo Lues adalah tradisi Bejamu Saman.

Bejamu Saman merupakan sebuah tradisi di Kabupaten Gayo Lues dimana dalam kegiatan ini sebuah desa mengundang desa lain untuk melaksanakan tari saman di desanya tersebut dalam kurun waktu satu hari satu malam hingga dua hari dua malam. Dalam kegiatan ini acara tari saman tidak hanya dilakukan di desa yang mengundang saja, tetapi dilakukan juga di desa yang diundang secara bergantian.

Hal yang unik dari tradisi ini adalah selain mendapatkan hiburan berupa penampilan tari saman dari kedua desa, masing-masing pemuda baik yang ikut sebagai penari saman maupun tidak diberikan kesempatan memilih pemuda lain dari desa yang telah diundang yang nantinya akan dibawa ke rumah untuk diberikan jamuan makan dan minum sebagai tanda bahwa kedua pemuda ini telah resmi menjadi saudara atau dalam bahasa Gayo dikenal dengan istilah “Serinen”, karena kegiatan Bejamu Saman setiap pelaksanaannya selalu mengusung tema menjalin silaturrahmi.

Rumah Bongkar Pasang: Dari Karya Budaya Menjadi Industri

Dalam adat Gayo Lues, kedua pemuda yang telah menjadi “Serinen” ini telah resmi menjalin ikatan kekeluargaan yang tentunya tidak boleh putus sampai akhir hayat. Dalam perkembangannya, tradisi Bejamu Saman sempat hilang selama pandemi Covid-19 berlangsung dan hampir 2 tahun tidak pernah terlaksana. Namun, ketika pandemi mulai reda hingga dinyatakan berakhir, bejamu saman mulai kembali dilaksanakan dan masih terus dilakukan sampai sekarang.

Berdasarkan waktu pelaksanaannya, tradisi Bejamu Saman terbagi menjadi dua jenis, yakni Saman Sara Lo Sara Ingi dan Saman Roa Lo Roa Ingi. Saman Sara Lo Sara Ingi merupakan bejamu saman yang dilaksanakan selama satu hari satu malam sedangkan Saman Roa Lo Roa Ingi dilakukan selama dua hari dua malam di masing-masing kedua desa dimulai dari desa yang mengundang. Namun selain durasi waktu yang menjadi pembeda, masih terdapat banyak perbedaan diantara keduanya.

Bejamu Saman Sara Lo Sara Ingi dengan waktu satu hari satu malam pelaksanaannya lebih sederhana, yakni hanya dengan menampilkan persembahan tari saman satu malam di desa yang mengundang, dilanjutkan besoknya dengan kegiatan yang sama di desa yang diundang.

Biasanya, Bejamu Saman satu hari satu malam dilaksanakan saat malam idul fitri atau malam setelahnya. Sedangkan untuk Bejamu Saman dua hari dua malam acaranya terbilang lebih terstruktur dan semiformal. Hal pertama yang dilakukan untuk melaksanakan acara Bejamu Saman dua hari dua malam adalah dengan mengundang pemuda dari desa lain yang dikenal dengan istilah “Mango”.

Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya dengan Berpantun

Kemudian, jika kedua belah pihak telah sepakat untuk diakukannya bejamu saman dua hari dua malam maka akan ditentukan waktu pelaksanannya. Desa yang mengundang akan menyambut para masyarakat dari desa lain yang yang telah diundang ke kampong mereka untuk melaksanakan acara bejamu saman pada sore harinya, acara penyambutan ini dikenal dengan istilah “Nalo”.

Setelah acara penyambutan selesai, maka akan dilakukan acara pembukaan seperti kata sambutan dari masing-masing kepala desa, kepala pemuda dan dilanjutkan dengan kegiatan pemilihan dan pembagian “serinen” sama seperti Bejamu Saman satu hari satu malam. Perbedaan paling mencolok antara Bejamu Saman satu hari satu malam dengan dua hari dua malam adalah terdapatnya tarian lain yang ada pada acara ini, yakni tari Bines.

Tari Bines merupakan tarian yang dilakukan dengan cara tepukan tangan yang diiringi dengan lantunan nada-nada bahasa Gayo. Bines selalu ditampilkan di setiap acara bejamu saman roa lo roa ingi. Jika tari saman dilakukan oleh para laki-laki, maka tari bines khusus dilakukan oleh para wanita saja.

Selain itu penari saman maupun bines mengenakan pakaian adat Gayo Lues yang disebut dengan Kerawang Gayo, beda halnya dengan saman satu hari satu malam yang opsional bisa pakai baju adat maupun tidak, namun secara umum Bejamu Saman satu hari satu malam tidak menggunakan pakaian adat.

Tari Saman sebagai salah satu warisan yang sangat berharga tentu harus tetap dilestarikan sampai kapanpun dan jangan sampai hilang, termasuk tradisi Bejamu Saman. Menjalin silaturrahmi sangat dianjurkan dalam agama islam, karena dapat memperpanjang umur.

Oleh karena itu, konsep yang dipakai dalam tradisi Bejamu Saman di Gayo Lues adalah dengan adanya tradisi bejamu saman dapat meningkatkan harmonisasi kekeluargaan dan silaturrahmi antara pemuda-pemudi sesame suku Gayo khususnya seluruh masyarakat yang ada di kabupaten Gayo Lues.

Demikian sekilas tentang cerita kebudayaan dan tradisi Bejamu Saman dari Kabupaten Gayo Lues, Semoga dapat menambah wawasan Kawan GNFI semuanya ya. Setelah membaca artikel diatas kawan GNFI apakah tertarik untuk menyaksikan acara Bejamu Saman?

Memupuk Tiang Tradisi, Melawan Arus Modernisasi.

Sumber:

"Mengenal Tari Saman yang Ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya" https://lifestyle.sindonews.com/newsread/915359/166/mengenal-tari-saman-yang-ditetapkan-unesco-sebagai-warisan-budaya-1666019407

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KO
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini