Kesenian Tradisional Wayang Timplong di Tengah Arus Globalisasi

Kesenian Tradisional Wayang Timplong di Tengah Arus Globalisasi
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Pengaruh globalisasi telah membawa perkembangan yang signifikan ke Indonesia. Mulai dari masuknya berbagai budaya asing yang mempengaruhi budaya lokal.

Salah satu fenomena globalisasi yang paling mencolok di Indonesia adalah Korean Wave. Istilah yang digunakan untuk penyebaran gelombang budaya dari Korea Selatan. Korean Wave telah membawa berbagai aspek budaya Korea Selatan ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Salah satu aspek paling terkenal dari Korean Wave adalah Kpop. Genre musik pop Korea yang sangat populer di seluruh dunia. Grup musik Kpop seperti BTS, BLACKPINK, TWICE dan banyak lainnya telah mendapatkan penggemar yang besar di Indonesia.

Musik Kpop bukan hanya tentang lagu-lagu, tetapi juga menampilkan tarian. Tidak itu saja gaya berpakaian dan visual yang khas, yang telah memikat banyak remaja Indonesia.

Selain itu, film dan drama Korea Selatan juga mendapat perhatian besar di Indonesia. Drama-drama seperti "Descendants of the Sun" atau "Crash Landing on You" telah meraih popularitas yang besar di kalangan penonton Indonesia. Ini tidak hanya mempengaruhi hiburan, tetapi juga citra dan persepsi tentang kehidupan di Korea Selatan.

Makanan Korea juga telah memasuki pasar Indonesia dengan cepat. Restoran-restoran Korea, tempat-tempat makanan cepat saji dan produk makanan Korea telah mendapatkan popularitas. Orang-orang mulai mencicipi hidangan seperti kimchi, bulgogi, atau ramen, yang sebelumnya mungkin tidak begitu dikenal di Indonesia.

Fashion Korea juga telah memengaruhi tren mode di Indonesia. Gaya berpakaian yang terinspirasi oleh selebriti Kpop atau drama Korea telah menjadi populer di kalangan remaja. Banyak toko pakaian yang menawarkan pilihan fashion ala Korea.

Dengan adanya gelombang popularitas Korean Wave ini, ada kekhawatiran budaya asli Indonesia mulai tergeser. Budaya lokal dan karya seni Indonesia menjadi kurang diminati oleh generasi muda karena mereka lebih tertarik pada budaya Korea Selatan. Hal ini jika dilakukan pembiaran bisa mengancam keberlanjutan budaya Indonesia.

Upaya penting untuk memperkuat literasi budaya di kalangan remaja bahkan sejak usia sekolah dasar harus dilakukan dan diusahakan secara massive dan terus menerus. Baik oleh sekolah formal maupun non-formal. Baik secara individu maupun komunitas kemasyarakatan supaya tercipta pendidikan dan kesadaran budaya lokal secara otomatis.

Harapannya setiap generasi muda Indonesia dapat tetap melestarikan kekayaan budaya tradisional mereka. Bukan berarti anti budaya asing, tetapi lebih kepada menjaga keseimbangan antara apresiasi terhadap budaya luar dan cinta terhadap budaya lokal. Dengan demikian, Indonesia dapat mempertahankan identitas budayanya sambil tetap terbuka terhadap pengaruh globalisasi yang terus berkembang.

Salah satu upaya yang dilakukan salah satu TBM di Nganjuk ini patut ditiru untuk dilaksanakan. Mengenalkan sejak dini dengan bermain peran dalang untuk meresapi kebudayaan tradisional ini.

Wayang Timplong adalah salah satu jenis wayang khas dari Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia. Wayang ini memiliki ciri khas yang unik dan berbeda dari wayang-wayang lainnya.

Salah satu perbedaan mencolok terletak pada bahan pembuatan badannya. Wayang ini terbuat dari kayu pahatan, sedangkan tangan-tangannya terbuat dari kulit. Wayang Timplong juga menampilkan cerita-cerita yang berfokus pada sejarah dan pesan moral yang terkait dengan budaya Pulau Jawa.

Salah satu yang membedakan Wayang Timplong dari jenis wayang lain adalah pilihan cerita yang diperankan dalam pertunjukan. Sebagian besar wayang tradisional, seperti Wayang Kulit Purwa, biasanya menceritakan kisah-kisah epik seperti Mahabharata atau Ramayana. Namun, Wayang Timplong lebih fokus pada cerita-cerita yang menggambarkan sejarah dan nilai-nilai moral lokal Pulau Jawa.

Cerita-cerita dalam Wayang Timplong sering kali mencerminkan kehidupan masyarakat Jawa, tradisi, dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat. Kisah-kisah ini mengandung pesan-pesan teladan yang mengajarkan moralitas, kebijaksanaan dan budaya Jawa kepada penonton. Dalam pertunjukan Wayang Timplong, penonton tidak hanya disuguhi hiburan, tetapi juga mendapatkan pelajaran nilai-nilai budaya dan sejarah khas Jawa.

Wayang Timplong merupakan salah satu bentuk seni yang memegang peranan penting dalam melestarikan dan mewariskan tradisi budaya Jawa kepada generasi. Pertunjukan wayang bukan hanya sarana hiburan, tapi juga sarana pendidikan dan pelestarian budaya.

Hal inilah yang memungkinkan penonton muda untuk menghargai warisan budaya mereka sendiri. Wayang Timplong adalah contoh bagaimana seni pertunjukan tradisional dapat beradaptasi dengan perubahan zaman sambil tetap mempertahankan nilai-nilai dan cerita-cerita berharga dari budaya lokal.

Cerita yang berkisar tentang tradisi keseharian itulah yang membuatnya tidak kesulitan bagi anak untuk berperan sebagai dalang. Meski tidak bisa dikatakan mudah, tapi harus ada jalan supaya anak jatuh cinta lebih dulu dengan Wayang Timplong. Selanjutnya pakem ceritanya juga harus tetap dijaga untuk kelestariannya.


(pastikan sertakan sumber data berupa tautan asli dan nama jika mengutip suatu data)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

JA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini