Redefinisi Makna Pahlawan

Redefinisi Makna Pahlawan
info gambar utama

Secara historis formal, apa dan siapa pahlawan itu? UU Nomor 20 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Selanjutnya ketentuan itu juga menyebutkan paling tidak ada enam syarat umum yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat ditetapkan menjadi pahlawan. Keenam syarat tersebuat adalah: Warga negara Indonesia (WNI) atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah NKRI; memiliki integritas moral dan keteladanan; berjasa terhadap bangsa dan negara; berkelakuan baik; setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara; dan tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.

Dari pengertian di atas, pada umumnya pahlawan sering diidentikkan dengan orang yang berjasa melepaskan bangsanya dari belenggu penjajahan, karena itu tidak heran jika kebanyakan pahlawan di Indonesia dipilih karena jasa-jasa mereka mempertahankan tanah air dari kekejaman kaum penjajah, seperti pada zaman penjajahan Portugis, Belanda, Jepang, Inggris dan seterusnya. Lalu, muncullah sederetan nama pahlawan seperti Pangeran Diponegoro, Jenderal Sudirman, Cut Nyak Dien, R.A. Kartini, dan lainnya.

Peserta Musyawarah XIV PKBSI 2023 Puji Jagat Satwa Nusantara Bertaraf Internasional

Untuk mengenang jasa para pahlawan itu, selama ini kita melakukannya dalam kegiatan legal-formal, misalnya dengan merayakan Hari Pahlawan setiap 10 November. Umumnya, kita sekadar melakukan upacara seremonial, tanpa pemaknaan yang lebih holistik dan reflektif, apalagi menjadikan Hari Pahlawan itu sebagai momentum untuk membangkitkan lagi semangat juang para pahlawan demi eksistensi bangsa dan negara di era globlal ini.

Dewasa ini, peringatan hari pahlawan bukan lagi untuk menghadirkan lagi semangat juang dalam melakukan perubahan konkret yang lebih signifikan terhadap kondisi masyarakat yang akhir-akhir ini cukup memprihatinkan dalam banyak bidang kehidupan.

Peringatan Hari Pahlawan sebenarnya tak cukup sekadar mengerek bendera merah putih disertai hura-hura yang memakan biaya besar tapi tanpa arti. Jika seperti ini, namanya bukan menghargai jasa pahlawan. Nampaknya dewasa ini nilai upacara peringatan hari pahlawan di kalangan generasi muda pun mulai bias. Bisa jadi hari pahlawan hanya bersifat seremonial belaka, tidak disertai penghayatan yang baik. Remaja mungkin lebih memilih bermain gadget daripada berbaris untuk upara.

Mengapa kita sulit memaknai hari pahlawan sehingga upaya memperingati hari pahlawan lebih bersifat formalitas? Sebab, generasi sekarang tidak merasakan langsung atau bersentuhan dengan pengalaman perjuangan para pahlawan tersebut. Kita mengetahui kepahlawanan mereka dari cerita-cerita historis.

Narasi-narasi yang kurang menyentuh hati karena kita tidak terlibat di dalamnya. Peristiwa-peristiwa yang hanya bisa dibayangkan dan tidak pernah dirasakan. Maka seringkali, mengapresiasi tokoh-tokoh pahlawan itu tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh fiksi. Ini barangkali definisi pahlawan tempo dulu.

Pahlawan-pahlawan yang kita tahu dari buku sejarah adalah pahlawan-pahlawan kita sebagai warga negara. Lalu, secara pribadi, apa dan siapa sebenarnya pahlawan itu? Ini perlu definisi ulang.

Peraturan Baru, Inilah Syarat dan Cara Mengajukan Izin Penggunaan Air Tanah

Yang menjadikan orang itu layak disebut pahlawan bukan karena namanya akan dikenang banyak orang atau tidak, apakah namanya akan tertulis dalam sejarah atau tidak, melainkan karena apa yang ia lakukan dapat membantu orang lain atau bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik.

Menurut saya pahlawan sejati adalah mereka yang menulis cerita di hati dan pikiran orang lain, yang memberi dampak positif bagi kehidupan orang lain. Bahkan, ukuran seseorang bisa menjadi pahlawan tidak selalu karena melakukan sesuatu yang luar biasa dan berdampak pada banyak orang.

Namun, niat baik di balik hal-hal sederhana yang dilakukan bahkan jika itu hanya berdampak baik pada keselamatan dan kebaikan satu orang saja, bagi saya itulah pahlawan. Ketulusan dan kesungguhan yang diwujudkan dalam tindakan penuh kasih bagi kehidupan orang lain itulah pahlawan yang sebenarnya.

Oleh karena itu, setiap orang memiliki pahlawan masing-masing dalam hidupnya. Pemahaman tentang pahlawan jelas berbeda. Ada yang beranggapan pahlawan adalah sosok yang menyelamatkan, sosok yang rela berkorban bagi individu itu. Pahlawan merupakan orang yang berjasa serta menyentuh hati. Bagi saya secara individu, orang yang berjasa terhadap saya seperti itu adalah pahlawanku.

Orang tua yang memungkinkan saya ada dan mempertumbuhkembangkan saya, memiliki jasa yang besar dan istimewa. Saya membayangkan ibu yang mengandung dan melahirkan saya dengan penuh perjuangan. Lalu, siang malam dengan sungguh-sungguh merawat dengan iklhas dan penuh kasih. Saat saya bayi kedua orang tua pasti mengupayakan agar saya nyaman dan sehat.

Tiap saat harus mengganti popok dan menyusui. Entah itu pagi, siang, atau tengah malam ketika orang lain tidur nyeyak. Orang tua begitu memperhatikan makanan dan minuman saya agar tidak terkena penyakit dan saya bisa tumbuh dengan sempurna. Ketika saya sedikit demam atau menangis saja, mereka sangat khawatir dan dengan sigap mengupayakan agar saya menjadi baik-baik saja. Bukankah ini suatu perbuatan yang istimewa baik bagi saya?

Sampai sekarang, usaha orang tua agar saya menjadi pribadi yang bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal tak ada hentinya dilakukan. Orang tua bekerja membanting tulang semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan masa depan saya. Mereka jarang mengeluh. Mereka senantiasa bekerja dengan semangat, begitu tabah dan ikhlas.

Memberikan semua yang terbaik bagi saya. Ketika saya menghadapi masalah, orang tualah yang pertama kali membantu tanpa diminta. Mereka yang pertama kali hadir. Saat saya gagal, orang tua yang mendukung dan membesarkan hati agar saya bangkit dan bersemangat lagi. Orang tua selalu mendorong agar saya berjiwa pantang menyerah dan memiliki daya juang. Mereka mengupayakan fasilitas belajar yang baik. Merekalah selalu menyapa dan berkomunikasi secara hangat.

Orang tua memberikan semuanya secara cuma-cuma. Dalam doa orang tua, nama saya senantiasa disebut. Mereka melakukan itu semua hanya dimotivasi oleh harapan. Ya, harapan agar saya menjadi pribadi yang baik dan berhasil. Itu saja.

Menggeliatkan Parekraf Mojokerto Lewat Jambore Pemuda Internasional

Apa yang dilakukan kedua orang tua sangat menyentuh hati. Bagaimana mungkin saya bisa melupakan. Saya sangat berterima kasih dan bersyukur. Saya sangat mencintai dan hormat pada kedua orang tuaku. Saya berusaha untuk tidak mengecewakannya dan berjanji untuk selalu mencintainya. Ya, bagi saya, orang tua, baik ayah maupun ibu adalah sosok superhero. Mereka adalah pahlawan sejati dalam kehidupanku, yang perlu diperingati tiap hari!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini