Tari Kubu, Tarian Adaptasi Dari Upacara Pengobatan Tradisional

Tari Kubu, Tarian Adaptasi Dari Upacara Pengobatan Tradisional
info gambar utama

Tari Kubu merupakan sebuah warisan budaya tak benda dari Jambi. Tari ini di adaptasi dari upacara pengobatan bagi Suku Kubu.

Suku Kubu sendiri merupakan suku yang menetap di antara Jambi dan Sumatera Selatan, di mana kehidupan mereka masih semi-nomaden di sekitar wilayah Jambi dan Sumatera Selatan.

Suku Kubu sangat dekat dengan alam dan mengandalkannya sebagai media pencaharian atau pemenuhan kebutuhan hidup. Kedekatan Suku Kubu dengan alam turut memengaruhi pola pikir penduduknya bahwa alam akan memberikan segalanya. Karena itu, alam harus tetap dilestarikan.

Jika ada yang menghancurkan hutan sama dengan menghancurkan kehidupan mereka sendiri. Alam memberikan Suku Kubu makanan dan obat obatan sehingga mereka merasakan kedekatan dengan alam dan akan terus melestarikan alam sampai anak cucu mereka nanti.

Masyarakat Suku Kubu percaya bahwa orang yang terjangkit sakit parah tubuhnya sedang di rasuki oleh roh jahat, karena itu Masyarakat Suku Kubu melaksanakan upacara pengobatan tradisional setelah obat tradisional di berikan untuk mengusir roh jahat yang ada di dalam tubuh mereka.

Hotel Majapahit: Hotel Mewah yang Menjadi Saksi Bisu Awal Pertempuran Berdarah

Upacara inilah yang memberikan inspirasi untuk lahirnya sebuah tari kreasi yang di kenal dengan Tari Kubu.

Tarian ini di tarikan dengan lima orang laki laki dan lima orang perempuan mengunakan pakaian yang digunakan Suku Kubu dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Gerakan Tari Kubu bertumpu dalam gerakan tangan dan hentakan kaki. Pada bagian akhir, tarian ini menggambarkan bagaimana seorang yang terkena penyakit diangkat bersama-sama dan dibacakan mantra-mantra agar roh jahat yang menghuni di dalam tubuh keluar.

Namun, sebelum diangkat penyakit tersebut, seseorang tersebut akan diberikan obat yang berasal dari alam. Para penari akan membentuk sebuah lingkaran yang mengitari orang yang sakit ini, layaknya sebuah pagar.

Tari Kubu diiringi dengan dentuman bunyi musik rampak yang dihasilkan oleh perpaduan alat musik tradisional seperti kendang, perkusi, dan kecrek.

Suara dentuman rampak akan disesuaikan dengan gerakan hentakan kaki para penari, sehingga kita akan ikut larut dalam cerita yang di bangun dalam tarian.

Tata cahaya juga sangat berpengaruh bagi ambience yang sedang diciptakan dalam tarian Kubu. Suasana tersebut secara magis perlahan akan membuat kita sebagai penonton ikut terlarut dan menikmati setiap dentuman rampak maupun cerita yang dibawakan dalam salah satu kesenian tradisional tersebut.

Secara umum, Tari Kubu ingin mengingatkan kita bahwa manusia akan selalu bergantung ke alam dan alam akan menjadi penompang dalam kehidupan manusia.

Tari Kubu mengamanatkan kepada kita bahwa manusia harus menjaga kelestarian alam dan tanggung jawab ini akan terus diwariskan pada generasi selanjutnya. Tari Kubu merupakan salah satu Warisan Budaya TakBenda yang harus kita lestarikan.

Dengan adanya penampilan Tari Kubu dalam berbagai acara formal maupun non-formal akan membuat kita terus mengingat alam yang telah memberikan kita berbagai kebutuhan, termasuk makanan dan obat-obatan.

Mengenal Lebih Jauh Sejarah Candi Penataran

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FJ
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini