Menuju Energi Bersih, RI Mau Kembangkan PLTN Tahun 2030

Menuju Energi Bersih, RI Mau Kembangkan PLTN Tahun 2030
info gambar utama

Indonesia dikabarkan tengah mengkaji pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Meski sering dianggap berbahaya karena menghasilkan radiasi, banyak negara lain di dunia yang memanfaatkannya sebagai sumber energi berkelanjutan.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Jumat (10/11), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, pengembangan PLTN tidak seseram apa yang dibayangkan. Pihaknya akan mengkaji ketersediaan bahan bakar nuklir berbasis thorium yang dimiliki Indonesia.

Arifin mengingatkan bahwa sumber energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir dapat memainkan peran utama dalam transisi menuju ke energi bersih. Beberapa negara telah memanfaatkannya untuk menghasilkan listrik, seperti Uni Emirat Arab (UEA).

Menunggu arahan Presiden

Pengembangan pembangit nuklir di Indonesia sedang menunggu restu dari Presiden Joko Widodo. Dewan Energi Nasional (DEN) sebelumnya juga tengah menyiapkan surat untuk Kepala Negara itu untuk pembangunan PLTN.

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto mengatakan arahan Presiden Jokowi diperlukan karena aturan lainnya sudah terbentuk, misalnya dalam Peraturan Pemerintah (PP). Instalasi nuklir KBLI 43294 disebutkan dalam PP No. 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Djoko menegaskan pembangunan nuklir masih membutuhkan arahan langsung dari Presiden Jokowi. Sejalan dengan ini, pihaknya akan menyiapkan studi, laboratorium, lahan, hingga sosialisasi setelah mendapatkan “lampu hijau” untuk membangun PLTN.

Jurus RI Menuju NZE, Produksi Hidrogen hingga Pakai Energi Nuklir

Pembangunan mulai 2030

Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan pemerintah telah mengolah data dan mengerucutkan untuk melakukan pembangunan PLTN sekitar tahun 2030. Seperti yang dilansir dari CNN Indonesia, Jumat (10/11), sejumlah pihak terkait sudah menjalin komunikasi awal.

“Ini masih dalam pembicaraan oleh berbagai pihak, yakni Kementerian ESDM dan Bappenas. Datanya saat ini sudah mengerucut ke tahun 2030-an, hanya saja tidak tahu 2030 awal atau akhir, karena belum final,” kata Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Rohadi Awaludin.

Rohadi menyebutkan PLTN memiliki beberapa keunggulan, seperti tenaga listrik yang dihasilkan lebih stabil dan berkesinambungan. Dengan begitu, menurutnya pemadaman listrik akibat kekurangan daya dapat diminimalisasi.

AS Bakal Bangun Pembangkit Nuklir di Bangka Belitung, Kontrak Rp14 Triliun

Referensi:

  • CNBC Indonesia. Pembangit Listrik Tak Seram, RI Bakal Tiru UEA. https://www.cnbcindonesia.com/news/20231110101341-4-487971/pembangkit-nuklir-tak-seram-ri-bakal-tiru-uea
  • BRIN Sebut PLTN Pertama Indonesia Dibangun 2030. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20231017194609-199-1012503/brin-sebut-pltn-pertama-indonesia-dibangun-2030

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FI
IM
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini