Indeks Optimisme Anak Muda: Optimis pada Pendidikan, Tapi Ragu pada Politik dan Hukum

Indeks Optimisme Anak Muda: Optimis pada Pendidikan, Tapi Ragu pada Politik dan Hukum
info gambar utama

Good News From Indonesia (GNFI) berkolaborasi dengan perusahaan riset Populix untuk menghadirkan Survei Indeks Optimisme Generasi Muda 2023. Survei ini bertujuan untuk mengukur tingkat optimisme anak muda terhadap masa depan Indonesia dalam berbagai aspek, serta berbagai alasan yang melatarbelakanginya.

Indeks ini mengungkap tingkat optimisme generasi muda terhadap lima dimensi utama, yang meliputi: Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, Politik dan Hukum.

Selain itu, indeks tahun ini juga menyoroti secara khusus dimensi tambahan yaitu Lingkungan dan Pemilu, yang sedang banyak menjadi perhatian umum di tahun 2023. Menjelang Pemilu Serentak di tahun 2024.

Survei Optimisme 2022: Anak Muda Optimis Penuhi Kebutuhan Dasar, Tapi Sangat Pesimis Pada Kondisi Politik dan Hukum

“Di tengah berbagai situasi yang sebetulnya wajar apabila masyarakat menjadi pesimis, kita bersyukur masih punya modal masyarakat terutama anak-anak muda yang ternyata masih optimis. Hal ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, terutama penyelenggara negara, bagaimana modal optimisme ini digerakkan dengan berbagai kebijakan, program, dan aktivitas yang dapat menampung sekaligus menyalurkan berbagai optimisme dan harapan tersebut,” ujar Akhyari Hananto, Founder GNFI.

Jika melihat dua tahun kebelakang dengan nilai rata-rata optimisme dengan skor 7,2 terlihat terjadinya pertumbuhan tingkat optimisme pada anak muda tahun ini, di mana Indeks optimisme 2023 sebesar 7,7 dari skala 10.

Dimensi Pendidikan & Kebudayaan menduduki peringkat optimisme paling tinggi, lalu disusul dengan kebutuhan dasar, ekonomi dan kesehatan dan kehidupan sosial, Sementara pada Politik & Hukum menjadi yang terendah.

Selain itu, Generasi muda di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua, tingkat optimismenya lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya, terutama pada aspek ekonomi, kesehatan dan kehidupan sosial.

“Hasil survei dan kolaborasi dengan GNFI ini bertujuan untuk mengetahui pendapat generasi muda akan hal-hal yang menjadi perhatian untuk perkembangan bangsa di masa depan. Kami melihat dengan adanya bonus demografi di mana dalam beberapa tahun ke depan akan didominasi oleh generasi milenial dan juga generasi Z, hal ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh pemangku kepentingan di Indonesia, Dari hasil survei ini dapat kita lihat mana saja aspek-aspek yang harus dibenahi dan mana indeks mana saja yang dapat terus didorong pertumbuhannya,” terang Timothy Astandu, CEO & Co-Founder Populix.
Generasi Muda Indonesia 2023.

Paling Optimis Pada Sektor Pendidikan dan Kebudayaan

Survei Optimisme/Iip M Aditya
info gambar

Berbeda dengan hasil survei tahun lalu yang mendapatkan nilai tertinggi pada dimensi kebutuhan dasar, survei kali ini meraih skor tertinggi pada dimensi pendidikan dan kebudayaan. Indikator yang memiliki skor indeks tertinggi adalah “kuliner Indonesia bisa diterima dunia” dengan capaian nilai 9,04 poin.

Di sisi lain, indikator “mampu berkontribusi pada pengembangan IPTEK” mendapatkan skor terendah pada sektor pendidikan dan kebudayaan. Meski demikian, skor masih berada di atas 8,00 poin yang menunjukkan bahwa generasi muda masih optimis.

“Sebenarnya, orang Indonesia khususnya generasi mudanya sangat bangga terhadap
budayanya masing-masing dan kita ingin kuliner kita dikenal dunia. Namun, yang terendah itu pengembangan IPTEK. Mungkin, generasi muda Indonesia saat ini merasa sains kita tidak kuat dan belum mampu berinovasi. Boleh dibilang ini adalah stereotype, tapi ini menjadi persepsi anak-anak muda Indonesia dalam sektor pendidikan dan kebudayaan.” papar Timothy.

Survei ini juga mengungkapkan mayoritas responden terlihat lebih optimis untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kebutuhan gizi pada pasangan dan anak, dibandingkan pemenuhan gizi seimbang diri sendiri.

Survei Indeks Optimisme 2021 Tunjukkan Semangat Generasi Muda Membangun Indonesia

Tingkat optimisme ini berbeda dengan dimensi Ekonomi & Kesehatan, di mana bagi mahasiswa dan responden yang belum bekerja, memiliki tingkat optimisme yang rendah untuk terserap di dunia pekerjaan.

“Dari hasil survei indeks optimisme yang dipaparkan saya melihat generasi muda Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, tingginya optimisme ini butuh rangkulan dalam mendorong perkembangan tersebut baik dari segi pendidikan, budaya dan juga wawasan. Dalam segi pendidikan Indonesia karena di tahun ini sudah banyak akses untuk belajar, jadi mereka lebih mudah mengeksplor pendidikan lebih baik, untuk mengembangkan wawasan dan skill set agar bisa berkompetisi di dunia kerja maupun prestasi lainnya,” ungkap Rinaldi Nur Ibrahim, Founder Youth Ranger Indonesia.

Survei Optimisme/GNFI
info gambar

Unsur kehidupan sosial yang memiliki skor indeks tertinggi adalah “memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang” dengan capaian 8,48 poin. Sementara itu, responden cenderung pesimis dengan etika bermedia sosial akan semakin baik di masa depan.

“Pada 2020 lalu, semua orang terpaksa hidup di ruang digital. Tidak heran kalau semua orang jadi gagap. Secara kultural, masyarakat kita secara offline bisa membangun harmoni, begitu ada ruang digital yg ada anonimitas, mereka bisa menembus ruang-ruang digital dan batas-batas kultural. Di ruang digital kita bisa hilangkan anonimitas itu, kita bisa jadi siapa saja. Kita perlu pahami bahwa dengan adanya aturan, sosialisasi, dan edukasi, pelan-pelan saya optimis ini bisa dikendalikan,” tutur Devie Rahmawati, Dosen Program Studi Hubungan Masyarakat Vokasi Universitas Indonesia (UI) dan Pengamat Sosial.

Rendahnya Tingkat Optimisme pada Sektor Politik dan Hukum

Survei Optimisme/Iip M Aditya
info gambar

Sektor politik dan hukum menjadi sektor dengan tingkat optimisme paling rendah. Hal ini hampir sama dengan kondisi tahun lalu. Sektor ini hanya mencatat skor 5,72. Meskipun angkanya masih lebih tinggi dari tahun 2022, namun capaian ini terlihat menurun dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 6,5 poin.

Persepsi bahwa praktik korupsi di Indonesia masih sangat tinggi merupakan alasan utama sektor hukum dan politik menjadi sektor dengan tingkat optimisme terendah ketimbang sektor lainnya.

Survei Optimisme/GNFI
info gambar

Selain itu, responden juga masih merasa pesimistis terhadap penegakan hukum di Indonesia yang tidak diskriminatif di masa depan. Dari semua aspek yang ada, isu korupsi dan penegakan hukum menjadi permasalahan yang paling banyak diragukan responden.

“Saya menyorot Korupsi Kolusi dan Nepotisme menjadi indeks nilai optimisme yang paling rendah, namun ini merupakan pesimis yang optimis dimana anak muda sangat concern terhadap KKN ini dan pesimis ini bisa dirubah dengan sosialisasi dan diberikan pendidikan serta kesadaran politik dengan memperbanyak wawasan politik dan background checking kepada calon-calon yang akan dipilih. Politik dan Hukum ini sangat bergantung pada pemimpinnya, dan anak muda memegang peran penting untuk menentukan nasib Indonesia kedepannya dengan menyuarakan pendapatnya dan memilih pemimpin yang tepat,” Ilham Saputra, Komisioner KPU periode 2017-2022.

Optimisme Para Pelaku Bisnis Indonesia Tertinggi di Asia Pasifik

Gaung pemilihan umum (pemilu) serentak yang akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 kian mendekat. Jelang pesta demokrasi, survei ini menambah dimensi penelitiannya yaitu Pemilu. Di mana lebih dari 50% total pemilih pada Pemilu 2024 adalah pemilih muda.

Meski pada aspek politik publik cenderung pesimis, namun pada aspek Pemilu masih cukup optimis dengan skor 7.0 dari skala 10. Unsur dengan skor tertinggi adalah memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, sementara yang terendah adalah kinerja penyelenggara Pemilu.

“Kalau survei dilakukan di tahun 2023 ini kan menjelang pemilu, sehingga dinamika politiknya lumayan tinggi, informasi soal lembaga negara dan termasuk MK dan MA. Karena anak muda melihat data yang ada, sehingga menjadi pesimis. Media juga kadang-kadang terdapat buzzer dan juga melakukan framing. Walau itu tetap sebuah pesimis yang baik karena dengan adanya itu, diharapkan anak muda bisa bergerak,” Tambah Ilham Saputra.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini