Pertemuan Jokowi dan Biden Hasilkan Investasi Rp400 Triliun

Pertemuan Jokowi dan Biden Hasilkan Investasi Rp400 Triliun
info gambar utama

Pertemuan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih menghasilkan kesepakatan kerja sama bisnis senilai 25,85 miliar dolar AS. Nominal itu setara dengan Rp400 triliun.

Menurut keterangan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, kerja sama bisnis itu terdiri dari investasi pembangunan carbon capture storage dan kilang petrokimia, pengolahan nikel baterei kendaraan listrik, serta pembangunan modul dan panel surya.

Dalam kunjungan tersebut, kedua pihak juga menyepakati enam dokumen kerja sama G-to-G yang meliputi kesepakatan pembentukan comprehensive strategic partnership, kerja sama kesehatan, ESDM, kemaritiman, dan kebudayaan.

Gedung Putih pun menyatakan bahwa Biden telah mengumumkan sejumlah program baru untuk mendorong kesejahteraan ekonomi inklusif di Indonesia. Hal itu dilakukannya melalui investasi pada teknologi penting dan baru, UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), serta pembangunan berkelanjutan.

Beberapa investasi tersebut di antaranya: pendanaan senilai 131 juta dolar yang disediakan oleh International Development Finance Corporation (DFC) AS kepada perusahaan berkembang di Indonesia. Dana tersebut akan diberikan kepada Bank Sampoerna sebagai penjaminan pinjaman terhadap UMKM, lalu Amartha Nusantara Raya untuk memperluas pinjaman keuangan mikro pengusaha di pedesaan Indonesia, khususnya perempuan.

Bos Freeport Temui Jokowi, Mau Bangun Smelter di Fakfak Papua

Pemerintah Indonesia juga berencana untuk bermitra dengan ExxonMobil dalam investasi hingga 15 miliar dolar AS. Kerja sama ini termasuk penilaian oleh ExxonMobil dan Pertamina terhadap potensi pusat penyerapan karbon jauh di bawah tanah Laut Jawa yang dapat menampung setidaknya tiga miliar metrik ton karbon dioksida.

Sementara itu, Retno kemudian menyampaikan seluruh hasil pertemuan itu yang menyangkut kerja sama bilateral. Pertama, Indonesia dan AS sepakat untuk meningkatkan status hubungan bilateral dari strategic partnership menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP).

Kedua negara bakal membentuk rencana kerja (work plan) menuju pembentukan kerja sama mineral kritis atau Critical Mineral Agreement (CMA).

“Jika CMA sudah dimiliki, maka Indonesia akan dapat menjadi pemasok kebutuhan baterei EV di AS secara berkesinambungan untuk jangka panjang,” ucapnya dalam keterangan pers di Washington D.C., AS, Selasa (14/11/2023).

Presiden Jokowi Temui Joe Biden di AS, Bahas Kondisi Palestina

Ketiga, kedua pemimpin sepakat untuk segera mengimplementasikan Just Energy Transition Partnership atau JETP. Jokowi, kata Retno, turut menyampaikan agar AS dapat mendukung upaya percepatan transisi energi Indonesia. Hal itu termasuk program penisun dini PLTU serta pengembangan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan Indonesia.

Keempat, Indonesia telah terpilih sebagai mitra Dana Keamanan dan Inovasi Teknologi Internasional (ITSI) dari AS. Kesempatan ini akan membuka jalan bagi penguatan rantai pasok semikonduktor.

Kelima, untuk meningkatkan perdagangan, Jokowi mengingatkan pentingnya perpanjangan Generalized System of Preferences (GSP) untuk Indonesia.

“Keenam, Amerika Serikat menyampaikan komitmen memberikan dukungan Indonesia untuk menjadi anggota OECD,” tukas Retno.

Film Orpa Produksi Anak Papua Raih Penghargaan di Festival Film Amerika Serikat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini