Perusahaan minyak terbesar dunia, Exxon Mobil Corporation, berencana membangun kilang petrokimia hijau dan penyimpanan penangkapan karbon (carbon capture storage/CCS) di Indonesia. Nilai investasi yang bakal digelontorkan mencapai 15 miliar dolar AS atau setara Rp234 triliun.
Ketua Eksekutif Exxon Darren Woods bahkan telah mengunjungi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan membahas kerja sama tersebut. Dalam pertemuan itu, kedua pihak membicarakan bahwa fasilitas CCS di Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Sementara kilang petrokimia hijau disebut akan menjadi salah satu yang tercanggih di dunia.
“Saya apresiasi rencana kerja sama untuk pembangunan kilang petrokimia hijau dan CCS. Saya senang mendengar bahwa fasilitas CCS akan jadi terbesar di Asia Tenggara dan kompleks petrokimia Exxon akan jadi salah satu yang tercanggih di dunia,” terang Jokowi di Hotel Four Seasons, San Francisco, Amerika Serikat (AS), Rabu (15/11/2023).
Pertemuan Jokowi dan Biden Hasilkan Investasi Rp400 Triliun
Gedung Putih sudah lebih dulu mengumumkan soal kemitraan ini. Dalam pernyataan resmi tertulis bahwa ExxonMobil dan PT Pertamina (Persero) akan melakukan penilaian terhadap potensi pusat penyerapan karbon di bawah tanah Laut Jawa. Wilayah itu diperkirakan dapat menampung tiga miliar metrik ton karbon dioksida.
Sementara itu, Darren menyampaikan bahwa ExxonMobil berkomitmen untuk meningkatkan akses terhadap energi dan “membengkokkan kurva” emisi. Perusahaannya saat ini tengah gencar berinvestasi terhadap perubahan iklim. Dalam setahun terakhir, dia bersama timnya telah mendapatkan hak eksklusif atas penyimpanan karbondioksida di Indonesia dan Malaysia.
“Dengan kebijakan yang tepat, kita dapat menciptakan solusi regional bagi banyak negara industri di Asia yang tidak memiliki formasi geologi besar yang cocok untuk penyimpanan CO2,” kata Darren dalam KTT CEO APEC 2023 di San Francisco, Rabu (15/11).
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
